Prestasi Melejit, Anggaran Dicekik
Palembang, BP— Tak bisa dipungkiri lagi, Palembang menjadi sorotan publik dalam hal pembinaan prestasi olahraga yang terus mengalami akselerasi. Hal ini bukan tanpa alasan, lantaran Palembang telah membuktikan dengan membukukan 10 kali menjadi the winner dalam ajang bergengsi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov).
Terakhir, kota host city Asian Games ini menjadi pemimpin klasmen dengan 99 keping emas pada pesta olahraga terbesar provinsi, Porprov XI pada November 2017 lalu.
Lantas, apakah semakin melejitnya prestasi olahraga, apakah apresiasi atlet dan perangkat olahraga juga semakin baik? Ternyata hal tersebut jauh panggang dari api. Bahkan, bonus yang dinantikan atlet berprestasi pun belum kunjung cair.
“Anggaran olahraga di Palembang semakin dipersempit, padahal perjuangan Palembang memberikan prestasi tak diragukan lagi. Dan ini yang harus menjadi perhatian seriua bagi para pemangku kebijakan,” ujar Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Palembang, Suparman Romans, Senin (22/1).
Berangkat dari hal tersebut pihaknya akan menggelar dialog publik olahraga yang akan digelar di Gedung Parameswara besok, Rabu (24/1) dengan menghadirkan para pakar dan pemangku kebijakan. Mulai dari DPRD Palembang, Dispora Palembang, BPKAD, pengamat olahraga dan akan diikuti para pengurus cabor di kota Palembang.
“Kita melihat bahwa rasionalitas antara APBD dengan dana untuk olahraga sangat tak seimbang, apalagi ini 0,01 persen. Kita tidak muluk-muluk menginginkan 20 persen seperti daerah lain, tapi 1-2 persen saja cukup. Biarlah nanti para pakar olahraga dan pengamat yanh berbicara tentang kondisi dan pantaskan rasionalitas tersebut”tegas Suparman.
Tentu hasil dari dialog tersebut bukan hanya seremonial belaka, akan tetapi hasilnya akan menjadi bahan bagaimana perjuangan prestasi olahraha Palembang lebih diapresiasi lagi.
“Harus ada output berupa rumusan untuk disampaikan ke Legislatif maupun Eksekutif,”jelasnya.
Sementara itu dikatakan Ade Indra Chaniago bahwa pemangku kebijakan selayaknya mampu melihat prestasi olahraga secara universal. Artinya banyak komponen bagaimana pembinaan dan prestasi hingga mengantarkan Palembang menjadi 10 kali juara umum pada ajang Porprov.
“Seharusnya resionalitas anggaran olahraga memang perlu diprioritaskan. Ini penting karena melihat sejarah, bagaimana perjuangan Palembang menggapai prestasi. Bahkan membawa bukan nama baik atlet, tapi daerah yaitu Palembang,”jelasnya.
Oleh karenanya dikatakan Ade, jika hal ini berlarut-larut lantaran pengambil kebijakan tak begitu paham mengenai bagaimana mengapresiasi olahraga maka akan berakibat fatal.
“Bagaimana jika setiap cabor mengembalikan SK nya atas kekecewaan, bisa saja itu terjadi. Tentu hal iti jangan sampai terjadi, artinya dialog nanti seharusnya mampu menjadi rumusan untuk digodok lagi bagi para pengemban kebijakan,”pungkasnya. #sug