Forum Pemuda NKRI Kutuk Pengeboman di Samarinda
Palembang, BP
Pengeboman yang terjadi depan gereja Oikumene di Samarinda, Kalimantan Timur yang terjadi Minggu (31/11), mendapat reaksi serta kecaman keras organisasi kepemudaan di Sumsel yang tergabung dalam Forum Pemuda NKRI Sumsel.
Kecaman itu dikemukakan dalam diskusi yang digelar di kantor Pemuda Muhammadiyah di Jalan Balayuda Palembang, Senin (14/11).
Dalam diskusi tersebut dihadiri Organisasi Pemuda Khatolik, Ansyor Sumsel, Pemuda Bela Negara, PMII, PMKRI, FPK Sumsel, Iman Sumsel, IMM IPPNU, MPII Sumsel, Pemuda Muhammadiyah, NA Muhammadiayah, Sumsel, IMM, Pemuda Hindu, Pemuda Buddha, Banser, Pemuda Marhaen, Putra Perantauan Muratara, dan lainnya.
Seperti Ikatan Pemuda Tionghoa Sumsel memandang bahwa peristiwa tersebut adalah kejadian yang menggerogoti semangat kebangsaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
“Selain itu memandang bahwa rumah Ibadah adalah tempat warga negara beribadah menurut keyakinannya untuk menjadi pribadi yang membangun peradaban dan akhlak mulia sehingga sudah sejatinya rumah ibadah dilindungi oleh hukum dan negara,”ujar Hardi Ketua Ikatan Pemuda Tionghoa Sumsel .
Menurut Hardi, dengan landasan itu IPTI Sumsel mengutuk keras perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab melakukan pengeboman rumah ibadah tersebut.
“Selain itu, IPTI Sumsel juga berharap pihak keamanan bisa bergerak cepat mengusut tuntas motif pengeboman,” katanya.
Hardi juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak memperkeruh suasana namun menciptakan komunikasi harmonis dan suasana gotong royong di tengah-tengah masyarakat. “Itu harapan kita tidak terjadi di Sumsel dan Palembang,” ujarnya.
Senada dikemukakan Apriyadi selaku Ketua Pemuda Khatolik, Wayan (Pemuda Hindu), Nurul Mubarok (Pemuda Ansyor Sumsel) dan Fahmi (pemuda Muhammadiyah) juga mengutuk kejadian tersebut.
Mereka beralasan kejadian itu tidak selaras dengan semangat kebangsaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
“Peristiwa di Samarinda ini merupakan pelajaran berharga dan kita berharap jangan terjadi di Sumsel,”ujarnya.
Menurut ketiganya, Sumsel tidak lama lagi akan menggelar Asian Games tentu membutuhkan suasana yang aman dan tentram untuk mendukung suksesnya perhelatan akbar tersebut. “Untuk itu mari kita menciptakan komunikasi harmonis dan menjaga toleransi antar umat beragama serta menggalakan suasana gotong royong di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Ahmad Marzuki salah satu inisiator kegiatan mengatakan, setelah kegiatan ini pihaknya akan segera melakukan audiensi dengan Gubernur, Pangdam, Kapolda dan tokoh-tokoh masyarakat Sumsel untuk berdiskusi membahas masalah ini sekaligus mencari solusi agar peristiwa di provinsi Samarinda tidak terjadi di Sumsel.
“Pemuda Sumsel cinta damai. Kita akan berusaha terus memperkuat persatuan dan kesatuan,”jelas pria yang juga sekum FPK Sumsel ini. #osk