Widodo Geram Melihat Susunan Koli UN 2015
Palembang, BP
Naskah soal-soal ujian nasional (UN) 2015 sistem Paper Based Test (PBT) untuk siswa tingkat SMA/SMK se-Sumsel sudah datang di gudang Sky Park Alang-Alang Lebar, Jumat (27/3) malam. Namun cara penempatan naskah di gudang tersebut sangat tidak layak.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Drs Widodo MPd terlihat geram saat melihat kondisi cara penempatan seluruh naskah soal-soal saat tinjauan langsung, Rabu (1/4).
“Saya tidak menyangka cara meletakkan naskah soal-soal UN (koli) itu tidak beralaskan papan atau tempat khusus agar seluruh koli yang ada tidak langsung bersentuhan dengan lantai,” katanya, kepada BeritaPagi, di sela-sela peninjauan, Rabu (1/4).
Ia juga menjelaskan, selain koli-koli tersebut hanya beralaskan kardus bukan dibuat tempat khusus seperti papan dan sebagainya supaya lebih tinggi terhindar langsung dari lantai. Bahkan ada sebagian koli yang menempel langsung di dinding ruangan.
“Seharusnya hal tersebut tidak lah terjadi. Bisa saja sebelum koli diletakkan itu ada alas yang lebih tinggi, sehingga tidak bersentuhan langsung dengan lantai. Cara menyusunnya pun di tengah, bukan malah di pinggir yang langsung bersentuhan di dinding, karena itu akan menimbulkan kelembaban sehingga dikhawatirkan koli-koli tersebut akan mengalami kerusakan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Widodo menjelaskan, dari tinjauan ini keseluruhannya sebenarnya baik tetapi hanya ada satu kendala, cara peletakkan seluruh koli yang kurang baik.
“Kita sudah tegur pihak yang bertanggung-jawab menjaga koli-koli tersebut agar mulai besok (hari ini, red) lebih baik lagi dan ada perubahan dari yang saya lihat hari ini (kemarin, red),” tegasnya.
Selain itu, Widodo menambahkan, faktor kesulitan UN untuk tahun ini meningkat, salah satunya karena hasil UN sudah tidak menjadi penentu kelulusan, dan upaya peningkatan kesulitan soal UN tersebut untuk melihat sejauh mana penguasaan materi siswa selama di sekolah.
“Semakin sulit soal UN, maka semakin bagus. Karena bertujuan melatih kompetensi siswa,” bebernya. Menurutnya, dengan terintegrasi-nya 10 persen soal berstandar Programme for International Student Assessment (PISA), siswa tidak menganggap remeh pelaksanaan UN.
“UN kan tidak lagi menentukan kelulusan. Jadi, kalau soalnya sulit, siswa bisa belajar dengan giat,” imbuhnya. Sementara itu, total koli soal dan LJUN tingkat SMA/SMK/MA untuk di Sumsel 2.354 koli dan akan dilakukan proses distribusi ke 17 kabupaten/kota pada 10 April mendatang.
Proses distribusi akan melewati 7 rute dengan menggunakan 7 mobil built up kantor Pos. Widodo memastikan, proses distribusi soal dan LJUN sekolah penyelenggara UN PBT tidak mengalami kekurangan. “Setiap ruang mendapat distribusi soal dan LJUN dengan hitungan yang lebih dari jumlah peserta UN,” pungkasnya. #adk