
Kebijakan Dinas Terkait Kebudayaan Harus Dengan Pengkajian

Suasana dialog sinergitas pelestarian nilai budaya Provinsi Sumsel , Rabu (24/7) di Hotel Garuda Mas, Palembang.
Palembang, BP
Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat, Direktorat Kebudayaan Republik Indonesia berkerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar dialog sinergitas pelestarian nilai budaya Provinsi Sumsel , Rabu (24/7) di Hotel Garuda Mas, Palembang.
Acara dibuka oleh Kepala BPNB Sumbar, Drs. Suarman dan hadiri Aufa Syahrizal, S.P, M.Sc selaku Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumsel , Dr. Dadang Hikmah Purnama, M.Hum, Dosen Antropologi Universitas Sriwijaya (Unsri), Rois Leonard Arios, S.Sos, M.Si selaku fungsional peneliti madya di BPNB Sumbar dan para undangan, baik dari seniman, budayawan, kalangan akademisi dan pers, perwakilan dinas kabupaten kota di Sumsel.
Drs. Suarman selaku Kepala BPNB Sumbar mengatakan, setiap kebijakan dan program yang dilakukan dinas dan instansi terkait mengenai kebudayaan harus didahului dengan pengkajian.
“ Bagaimana kita menjalankan kebijakan strategis kalau tidak dengan pengkajian , dalam hal ini , seniman, budayawan dan akademisi benar-benar dilibatkan, karena mereka ini yang paling penting termasuk media dilibatkan,” katanya.
Mengenai pencatatan warisan budaya tak benda termasuk pengusulannya harus ada follow up, kalau tidak kebudayaan Sumsel yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya Indonesia , jika tidak ada tindaklanjut akan dicabut sertifikatnya.
“ Alakah baiknya nanti Dinas kota kabupaten melakukan registrasi atau pencatatan cagar budaya diwilayah masing-masing dimulai tingkat kecamatan dan libatkan pelaku budaya yang ada di kecamatan tersebut, libatkan para budayawan, seniman dan media , akademisi, karena apa dasar kita membuat program tanpa ada keterlibatan mereka, bagaimana kita menyusun program kebudayaan tanpa keterlibatan, karena itulah karena selama ini tidak ada grand design ini dewan bingung untuk mendukung penganggaran kita, karena kita tidak memiliki grand design, itu sangat diperlukan sekali,” katanya.
Menurutnya, Palembang sebagai pusat sejarah dan kebudayaan melayu memiliki tinggalan yang sangat luar biasa, alam yang sangat luar biasa dan semuanya ini menurutnya harusnya menjadi basis pariwisata.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumsel, Aufa Syahrizal, S.P, M.Sc menegaskan siap mengakomodir kepentingan pariwisata dan budaya di 17 kabupaten kota di Sumsel .

Suasana dialog sinergitas pelestarian nilai budaya Provinsi Sumsel , Rabu (24/7) di Hotel Garuda Mas, Palembang.
“ Seniman dan budayawannya saya rangkul dan saya tetap minta masukan, kritikan,” katanya.
Dia juga mempersilahkan kalangan seniman dan budayawan menggunakan gedung di Taman Budaya Sriwijaya di Jakabaring untuk mengekspresikan kesenian dan budaya Sumsel gratis.
Selain itu pihaknya siap mendukung terutama anggaran pemajuan kesenian, budaya dan pariwisata di Sumsel dengan kegiatan positi namun mengajuannya harus jauh hari agar bisa dianggarkan.
“Kita harus mensinergikan budaya ini, marikita duduk bareng kita bicarakan sama-sama, kita gandeng, kita rangkul semua senima, kita rangkul semua budayawan berikan ruang pada mereka,” katanya.
Sedangkan Ketua Pelaksana kegiatan dialog Sinergitas, Silvia Devi, S.Sos, M.Si, mengatakan berharap dalam kegiatan pelestarian nilai budaya ini semua stekholder terkait bisa lebih bersinergi, sebagaimana tujuan kegiatan ini.
“Tanpa adanya saling dukung dan kerjasama maka akan menjadi kerja berat bagi daerah dan lembaga2 terkait, namun akan menjadi ringan jika dilakukan bersama.” papar Silvia yang juga sebagai fungsional peneliti muda BPNB Sumbar.#osk