Ekonomi Sumsel Diharapkan Membaik Setelah Pemilu 2019
Palembang, BP
Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Sujarwoto memprediksi untuk mencapai pertumbuhan di Sumsel tahun 2019 sebesar 5,6 persen hingga 6 persen persen dinilainya masih berat.
“ Kita masih mengandalkan batubara, tapi batubara banyak di stop-stop karena jalannya jadi tidak lancar, sawit, karet harganya turun terus, tinggal kita harapkan padi yang surplus,” katanya, Kamis (3/1).
Namun dia berharap setelah pemilu 2019 perekonomian Sumsel lebih baik dan melahirkan pimpinan baru yang membuat kebijakan baru baik untuk daerah dan itu yang ditunggu.
“Karena pertiga bulan ini kita sibuk dengan politik terus, “ katanya.
Walaupun demikian Komisi II DPRD Sumsel secara global sudah membahas masalah perekonomian Sumsel tahun 2019 di Badan Anggaran.
“ Mudah-mudahanlah ekonomi Sumsel aman-aman saja tapi kita ihat lagi kebijakan-kebijakan pimpinan siapapun yang menang di pemilu dan mudah-mudahan kebijakannya memudahkan daerah untuk berimprovisasi,” katanya.
Apalagi dia melihat , tingkat kemiskinan berdasarkan data BPS Sumsel cukup tinggi.
“ Ini harus kerja keras dari Gubernur baru, kerja keras semualah, yang perlu kita dukung, mudah-mudahan mampulah,” katanya.
Sedangkan Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian Sumsel 2019 akan tumbuh pada kisaran 5,6 persen-6 persen year on year (yoy) atau sedikit melandai dibandingkan 2018.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumsel ini utamanya disebabkan oleh kondisi eksternal yang menunjukkan pelemahan.
Penurunan pertumbuhan ekonomi dunia, seperti risiko perang dagang, penurunan perdagangan dunia, serta tren perlambatan pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor utama diperkirakan, menjadi faktor utama perlambatan ekonomi Sumsel.
Hal ini diperkirakan berdampak pada kinerja komoditas unggulan Sumsel seperti karet, batubara, dan kelapa sawit.
“Pertumbuhan akan lebih tinggi dari kisaran apabila beberapa proyek strategis seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api dapat segera direalisasikan,” ujar Pjs Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Selatan Hari Widodo pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Grand Ballroom The Arista Hotel Palembang, Selasa (18/12).
Melalui catatan BI perekonomian Sumsel terus meningkat sejak 2017, bahkan pada triwulan III 2018 ini pertumbuhan mencapai 6,14 persen yoy atau tertinggi selama lima tahun terakhir.
Sedangkan, laju inflasi Sumsel November 2018 tercatat sebesar 1,83 persen ytd atau 2,47 persen yoy, terendah selama tahun 2018.
Hari menerangkan, sebelumnya pemerintah daerah juga telah melakukan beberapa perbaikan Current Account Defisit (CAD) bisa melalui akselerasi industri hilir serta perbaikan sektor pariwisata Sumsel.
“Upaya ini meliputi peningkatan ekspor perlu dilakukan melalui pengembangan industri hilir yang menyasar pada peningkatan nilai produk yang memberikan nilai tambah tinggi sehingga berdampak kepada neraca perdagangan. Sektor pariwisata merupakan sektor yang secara langsung dapat menambah pemasukan devisa melalui konsumsi wisatawan mancanegara,” kata Hari.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru, melalui Asisten Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yohannes H Toruan mengatakan, menyambut baik PTBI dan berharap kegiatan ini menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk menggerakkan perekonomian Sumsel.
Menurutnya, setelah melaui 2018 yang penuh tantangan dengan ekonomi global yang penuh ketidakpastian, BI telah mengintervensi pasar dan membuat rupiah kembali menguat.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang positif, ia menjamin, Pemprov Sumsel akan terus tingkatkan investasi tahun depan, khususnya gerakkan ekonomi kerakyatan, pembangunan pertanian, UKM, dan pariwisata.
“Sesuai visi Sumsel Maju untuk Semua. Hal ini dilakukan dengan penyediaan perizinan satu pintu, pembangunan SDM, dan kemudahan investasi,” katanya.
Menyikapi paparan outlook ekonomi oleh pihak BI, dia optimistis 2019 ekonomi Sumsel akan meningkat. Apalagi dengan banyaknya gebrakan percepatan ekonomi yang diambil Pemprov. Seperti di bidang pertanian yang dirancang sebagai sokoguru perputaran ekonomi masyarakat.
“Saya optimistis ekonomi Sumsel tahun depan semakin membaik sebab beberapa waktu lalu, Sumsel dan Kalsel telah diamanatkan presiden agar memaksimalkan lahan rawa pasang surut sebesar 500 ribu hektare,” jelas Yohanes.
Ia melanjutkan, di Muara Telang akan dicoba pemanfaatan 1.000 hektare lahan rawa pasang surut untuk tanam padi.
Lewat upaya tersebut diharapkan bisa dua kali panen dalam setahun dan hasilnya mencapai 14 ton per hektare.
“Untuk lahan tersebut ke depannya akan diterapkan teknologi pompa yang dikembangkan masyarakat Sumsel di Pemulutan. Bisa untuk tanam padi dan beternak ikan. Usaha ini mendapatkan pendanaan dari pusat,” katanya.
Selain itu, dia berharap ada upaya lain yang didapatkan dari pengembangan potensi karet. Efek pembangunan Jalan Tol Palembang – Bengkulu yang akan dimulai Februari 2019.
“Selanjutnya nanti akan kami kembangkan Kopi Sriwijaya. Satu brand yang bakal diperkenalkan. Caranya yaitu dengan kita akan bangun pabrik kopi. Ini semua untuk mendayagunakan potensi yang kita miliki.” katanya.#osk