Palembang, BP- Pemerintah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) melalui Dinas kebudayaan dan pariwisata menyelenggarakan Festival Candi Bumi Ayu bekerjasama dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Orwil Sumsel lestarikan warisan budaya Sriwijaya, Kamis (19/10).
Rangkaian festival Candi Bumi Ayu berlangsung di pelataran kawasan Candi Bumi Ayu kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI selama tiga hari mulai tanggal 18 hingga 20 Oktober 2023.
Festival Candi Bumi Ayu di hari kedua ini dengan agenda lomba teaterikal secara resmi dibuka Pj Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) , Aufa Syahrizal.
Hadir Pj Gubernur Sumatera Selatan diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Aufa Syahrizal Sarkomi, Bupati PALI Dr. Ir. H. Heri Amalindo diwakili Staf Ahli Bupati bidang ekonomi pembangunan dan keuangan kabupaten PALI, Agen Eleidi, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah VI Kristanto Januardi, Sekretaris ICMI Sumsel Dr Bahrul Ilmi Yakub, , Ketua Dewan Kesenian Sumsel Ms Iqbal Rudianto, Dinas Pariwisata Kabupaten PALI, Camat Tanah Abang, Polisi, TNI, Tokoh Agama Tokoh Ada, Tokoh Masyarakat.
“Kami mengajak masyarakat pada momen Festival Candi Bumi Ayu ini untuk berperan aktif melestarikan budaya dengan cara melindungi, menfaatkan dan mengembangkannya agar tetap terpelihara,” ajak Bupati Heri Amalindo yang dibacakan Staff Ahli, Agen Eleidi.
Agen Eleidi menyebut bahwa Festival Candi Bumi Ayu sengaja digelar sebagai upaya pemerintah dalam melestarikan cagar budaya yang ada di kabupaten PALI.
“Cagar budaya adalah warisan berwujud benda yang merupakan peninggalan peradaban pada masa lampau. Hal inilah yang perlu kita pelihara dan lestarikan. Dan menggelar Festival Candi Bumi Ayu merupakan upaya pemerintah agar cagar budaya bisa terjaga di Bumi Serepat Serasan,” katanya.
Menurutnya candi Bumi Ayu merupakan kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VI.
“Meski demikian, pemanfaatan kawasan guna pelestarian dan pengembangan cagar budaya merupakan tugas dan tanggungjawab daerah,” katanya.
Dengan digelarnya Festival Candi Bumi Ayu dilaksanakan sejumlah rangkaian kegiatan yang kental dengan tema dan unsur budaya.
“Kegiatan ini merupakan momentum penting untuk membuka wawasan kita mengenai peradaban yang pernah tumbuh dan berkembang pada masa kejayaan kerajaan yang bernama Gedebong Undang,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan (Sumsel) Aufa Syahrizal Sarkomi memberikan apresiasi digelarnya kegiatan tersebut.
“Event ini perlu diapresiasi apalagi diselenggarakan di kawasan candi Bumi Ayu. Kawasan ini akan dijadikan destinasi unggulan di kabupaten PALI,” katanya.
Dalam mewujudkan kawasan Candi Bumi Ayu dijadikan destinasi unggulan di kabupaten PALI, Aufa menyatakan pihaknya akan berkolaborasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan.
“Kawasan candi Bumi Ayu sangat strategis berada di lingkungan pemukiman. Untuk pengembangannya Insyaallah kita akan berkolaborasi dengan BPK apalagi kawasan ini dekat perkampungan, artinya kita bisa melibatkan masyarakat,” katanya.
Agar kawasan candi Bumi Ayu semakin dikenal, Aufa menyarankan Disbudpar PALI untuk memperbanyak event.
“Untuk menggenjot pengembangan kawasan candi Bumi Ayu, kita perbanyak melibatkan pelajar agar mereka tahu sejarah,” sarannya.
Sementara Sekretaris ICMI Sumsel, Dr Bahrul Ilmi Yakub menerangkan kerjasama yang dilaksanakan dalam bentuk festival yang digelar tersebut bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai luhur dari candi Bumi Ayu yang merupakan aset warisan budaya Sriwijaya provinsi Sumsel khususnya kabupaten PALI.
Menurutnya salah satu nilai luhur yang ada di Candi Bumi Ayu ini adalah candi simbol tolersnsi beragama dimana candi Hindu yang didalamnya ada Budha, maka dengan demikian pihaknya akan mengangkat hal ini sebagai simbol toleransi.
“Lanjutannya kita akan lakukan dua program penting yakni restorasi dari Candi Bumi Ayu dan akan mengangkat dalam film dokumenter supaya candi Bumi Ayu dikenal secara nasional sebagai simbol toleransi beragama di Sumsel,” katanya.
Sementara Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah VI Kristanto Januardi RI Kristanto Januardi SS menerangkan jika pihaknya hadir pada tahun 2023 hanya untuk provinsi Sumsel, menghidupkan semua potensi kebudayaan di Sumsel.
“Kami bangga ruang-ruang di cagar Budaya dilaksanakan kegiatan seperti ini, kegiatan ini saya nilai positif karena menjadikan masyarakat ujung tombak kemajuan kebudayaan di daerah masing-masing,” katanya.
“Kebudayaan itu lahir dari masyarakat, hidup dan besar di masyarakat, untuk kebahagiaan masyarakat dan sama-sama menikmati kebudayaan tersebut,” katanya.#udi