Gubernur Konsisten Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sumsel 

4
SEMINAR: Gubernur H Alex Noerdin saat menghadiri Seminar Nasional Pendidikan di Gedung Ballroom Rajawali Palembang, Kamis (26/4).
Palembang, BP
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terus melakukan upaya peningkatan program unggulan sekolah gratis yang saat ini terus menjadi acuan nasional. Kualitas bukan hanya pada lulusan tapi menjamin kesejahteraan guru, terutama bagi mereka guru honor.
Bahkan, sebanyak 5.000 guru honor SMA/SMK di Sumatera Selatan bakal mendapat SK dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Sehingga selain menjamin soal gaji juga kepastian hukum.
Hal ini menjawab isu yang beredar bahwa sejak SMA/SMK diambil alih Pemerintah Provinsi Sumsel para guru honor baik di kota dan daerah belum memiliki kepastian hukum soal gaji yang dipertanyakan.
“Jadi Pemerintah Sumatera Selatan sejak awal meluncurkan Program Kuliah Gratis komitmen untuk meningjatjan kualitas lulusan dan kesejahteraan guru,”ujar Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin dalam paparan Seminar Nasional Pendidikan yang digelar Dinas Pendidikan Sumsel di Gedung Ballroom Rajawali Palembang, Kamis (24/6).
Lanjut Alex, dalam paparan Seminar Pendidikan tersebut ia menyampaikan bahwa di era ini guru terus diperhatikan baik oleh Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Provinsi.
“Dulu awalnya justru guru yang tak setuju dengan sekolah gratis karena mereka tanya, nanti gimana Pak gaji kami. Saya sampaikan bahwa peralatan sekolah, gaji guru semua diambil alih Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Dan terbukti sampai saat ini kita terus meningkagkan kualitas kesejahteraan para guru,”jelasnya.
Senada dengan itu dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Drs Widodo MPd bahwa Seminar Pendidikan Nasional ini digelar menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018. Dan selain pemaparan dari Gubernur Sumsel H Alex Noerdin juga mendatangkan DirJend Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen, Kemendikbud RI Bambang Winarji dan  Konsultan dan pakar pendidikan, Munif Chatib.
“Dan setelah ini akan ada penyerahan 5.000 SK guru honor SMA/SMK di Sumsel dan akan diserahkan secara simbolis sebanyak 1.500 guru di Griya Agung,”terang Widodo.
Menurut Widodo bahwa pemberian SK guru honor ini terus ditingkatkan seiring dengan membaiknya kondisi APBD. Pasalnya, kuota guru honor di Sumatera Selatan masih tergolong kurang sekitar 2.300 guru seiring guru pensiun dan lain sebagainya. 
 
“Tentu dengan ini, sekolah gratis berkualitas dan guru juga sejahtera dan itu harapan kita semua,”jelasnya. 
 
Sementara itu dalam Seminar Nasional Pendidikan terungkap pembahasan bagaimana menjadi guru di era zaman now. Yang tidak hanya mengajar tapi juga membina karakter. 
Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen, Drs Bambang Winarji,M.Pd mengatakan peran guru dan orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter siswa.
“Sesuai dengan nacawita Presiden RI dalah satunya yakni pendidikan karakter harus terus diajarkan dan dipupuk kepada siswa seperti nilai-nilai kasih sayang, keteladanan, perilaku, moralitas dan kebhinekaan. Itulah yang selalu disebutkan Presiden RI , Joko Widodo untuk membentuk karaker siswa ini,” ungkap dia.
Pendidikan karakter ini sangat penting. Karena dari sinilah akan tumbuh generasi bangsa Indonesia yang berakhlak baik.
“Karena itu peran semua diperlukan terutama guru sebagai pendidik utama disekolah harus bisa menanamkan pendidikan karakter ini,” jelasnya.
Sementara itu menurut Munif Chatib agar proses pendidikan bermanfaat dan menyenangkan bagi para siswa, seorang guru harus bisa menyampaikan materi pelajaran dengan menarik.
“Supaya pelajaran menarik, guru harus cerdas dan berkarakter, serta  metode belajar yang (dikemas) menarik,” tambahnya.
Munif mengatakan agar proses belajar mengajar di kelas tidak membosankan. Salah satunya dengan memiliki strategi yang tepat.
“Tiga poin menjadi guru profesional salah satunya yakni mampu memberikan materi menarik bagi siswa yang wajib didapatkan siswa dalam proses belajar mengajar,” ungkap dia.
Jika pelajaran yang dikemas guru tak menarik, maka materi yang disampaikan pun tak akan masuk ke siswa.
“Kalau pelajaran tak menarik, Ibarat siswa saat berangkat ke sekolah, siswa berjalan layaknya kura-kura, lambat. Sampai di kelas lesu seperti koala. Tapi ketika pulang sekolah, langsung buru-buru seperti macan tutul. Untuk itu guru harus punya multistrategi dalam mengajar, jangan hanya satu metode saja,” ucapnya.
Selain itu, agar materi di kelas lebih menarik, siswa juga harus terlibat langsung dalam proses belajar mengajar.
“Libatkan siswa dalam membuat produk, mindmap, bagan, atau tulisan yang sifatnya karya,”pungkasnya. #sug
Baca Juga:  Dua Pelajar SMAN Sumsel Wakili Merah Putih di Olimpiade Matamatika Dunia
Komentar Anda
Loading...