Palembang, BP- FGD Strategi Revitalisasi Seni Tradisional di Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa ( 9/7) di Gunz Cape , Palembang menjadi ajang seniman dan budayawan di Sumsel, para seniman dan budayawan ini mempertanyakan komitmen pemerintah daerah termasuk provinsi dan kabupaten kota dalam memajukan iklim berkesenian di Sumsel.
Hadir diantaranya Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Palembang Heru, Perwakilan Dinas Pariwisata kota Palembang Ninik, Kabid Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel, Cahyo Sulistyaningsih, S.Sos dan pelaku seniman dan budayawan Sumsel dan Palembang, perwakilan Forum CSR Sumsel.
Seperti dikemukakan seniman Batanghari Sembilan , Ali Goik, menurut Ali Goilk saat seniman mengusulkan acara namun dinas terkait tidak memberikan dukungan dan ini menjadi masalah bagi seniman dan membuat seniman dan budayawan berbeda
Ketika seniman mengajukan proposal kesenian atau kebudayaan dinas terkait langsung mengatakan tidak ada anggaran sehingga hal ini membuat miris.
“ Jangan ketika gedung kesenian mereka klaim gawe mereka, bukan , ini gawe AMPCB, kamu tinggal meneruskan bae , merawatnya saja kenyataan belum , harusnya itu Dinas Pariwisata buat program pariwisatanya dan kebudayaan juga, mereka harus ngasih tahu bahwa ini adalah tempat bersejarah gedung kesenian, “ katanya.
Hal senada dikemukakan Sekretaris Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS) Qusoi mengaku saat dia masih aktip di Dewan Kesenian Palembang bagaimana tidak dukung dinas terkait untuk memajukan kesenian di Palembang.
“ Ketua DKP Didit ini sampe tahan pakai dana pribadi untuk buat acara kesenian , “ katanya.
Senada dikemukakan akademisi , Kemas Ari Panji mengusulkan atas aspirasi yang disampai seniman dan budayawan ini harus di realisasikan dinas terkait.
“ Ini bukan soal suka atau tidak suka tapi untuk kebaikan kita bersama dalam memajukan kesenian di Sumsel,”katanya.
Ketua DKSS Iqbal Rudianto berterima kasih atas semua saran, ide dan masukan serta gagasan FGD kali ini.
“ Semua catatannya akan kita dokumentasikan harapannya diskusi tidak tinggal diskusi , apa yang kita bicarakan tidak hilang begitu saja tapi bisa di rumuskan dalam bentuk rekomendasi bagaimana nasib seni tradisional di Sumsel baik kedepan bagi semua pelaku dan stekholder dan masyarakat di Sumsel ,” katanya.
Rekomendasi yang akan di hasilkan ini menurutnya tidak hanya untuk satu pihak saja tapi menjadi acuan dan tolak ukur terutama bagi seniman, budayawan , pemerintah dan pihak terkait.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumatera Selatan (BPK Wilayah VI Sumsel) Kristanto Januardi. S.S mengatakan, revitalisasi seni tradisional di Sumsel kedepan akan dilakukan lebih baik .
“ Tadi masukan berbagai pihak tentu menjadi pemikiran kita nanti kita susun lebih kongkrit rencana tadi, strategi revitalisasi ada caranya yang kita bahas tadi sebetulnya bagian dari cara cara itu , mungkin belum sistimatis tapi kita bisa mensistimatiskan kedepannya seperti apa yang penting follow upnya , tindaklanjutnya dan itu perlu daya tahan yang tinggi ,” katanya.#udi