Tradisi Rebo Akhir  Mulai Hilang Di Palembang, Hj Anna Kumari Minta Terus  Dilestarikan  dan Jangan Punah Ditelan Zaman

87

Palembang, BP- Kota Palembang dengan sejarah gemilangnya yang panjang pada masa lampaunya yaitu pada masa kebesaran Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam yang merupakan warisan budaya yang mempunyai arti tinggi , salah satu kebesaran kedua masa tersebut berupa adat istiadat, sayang karena perkembangan zaman banyak tradisi dan adat istiadat tersebut yang sudah hampir menghilang bahkan nyaris punah karena tidak pernah dilaksanakan dan dilestarikan lagi oleh masyarakat setempat, tradisi tersebut diantaranya Rebu Kasan atau tradisi yang berisi rangkaian shalat sunat safar, bekela, mandi safar yang hanya dilaksanakan pada hari rabu terakhir pada bulan safar.

Dimana tujuannya untuk menolak bala atau malapetaka dengan cara melakukan shalat sunat di masjid, masjid, mushola, langgar atau surau sekaligus berdoa memohon perlindungan dari Allah SWT.

Bagi orang Palembang yang menyakini bulan safar merupakan bulan naas, bulan penuh cobaan dari Allah SWT tidak akan melakukan upacara perkawinan, khitanan, syukuran, pindah rumah dan lain-lain.

Salah satu warga Palembang yang merupakan pelestari budaya Palembang Darussalam , Hj Anna Kumari terus melaksanakan tradisi  Rebu Akhir, Bulan Syafar.

Seperti yang dilakukan Hj Anna Kumari  dan sanggar tari Anna Kumari, Palembang , Rumah Budaya Putri Dayang Merindu, bersama Kesultanan Palembang Darussalam,  Zuriat  Bangsawan  Palembang Darussalam (ZBPD), Palembang Darussalam Sepakat (Pedas), Kerukunan Keluarga Palembang (KKP), Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Sumatera Selatan  (Sumsel), Jemaah Musholah Sukalilah menggelar tradisi  Rebo Akhir, Bulan Syafar di Komplek Pertamina Bagus Kuning Daerah Dok Yard, Rabu (13/9).

Baca Juga:  Sumsel Expo, Ajang Pengusaha Kecil dan Menengah

Hadir diantaranya Maestro tari nasional Hj Anna Kumari, Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn, perwakilan  Disbudpar Provinsi Sumsel, Dian Suri , Kadispora Kota Palembang,  Ir Ar H Kemas Isnaini  Madani MT .MSI.IAI, Kadisbud Kota Palembang diwakili Kabid Cagar Budaya Disbud Kota Palembang Sri Suryani  dan Kasi Kesenian Disbud Kota Palembang Dra Isnayanti Syafrida, Ahmad Kariono dari Region Pertamina

Lalu Kadispar Kota Palembang di wakili Kabid Ekraf  Maulidia  Wahyuni   S.Pd ,M.Si dan Kasubag  Umum Sumiyati S.IP..M.Si , Perwakilan  Region  Pertamina , Staf Khusus  Pariwisata Kota Palembang, Herlan Asfiudin, Ustad Kiagus Amin Wahid  Ustad  Ibrar  Barabsyah , Sekretaris Palembang Darussalam Sepakat (Pedas) Kms Ahmad Idham Murni , tokoh pemuda Palembang RM Riyan Djauhari , budayawan kota Palembang Fir Azwar  , Alumni Sanggar Anna Kumari , Kerabat Kesultanan Palembang Darussalam , Sahabat Cagar Budaya , Yudi  Suhairi S.Sn.M.Ds ,Tim penilai Kab/ Kota Kreatif Indonesia Kemenparekraf ,  Komunitas Seniman Tari   dan Budayawan  Palembang Ali Goik, Heri Mastari, Genta ,  Mang Liem dan sejarawan kota Palembang Kemas Ari Panji.

Acara dimulai dengan shalat sunat  Muthlak di Masjid Darul Muttaqien, Komplek Pertamina  Bagus Kuning dipimpin Ustad KH Kiagus Amin Wahid dilanjutkan acara bekela (bersedekah dan berbagi makanan serta makan siang bersama) sambil pementasan dul muluk Harapan Jaya

Hj Anna Kumari  sendiri  berharap tradisi ini terus  dilestarikan  dan jangan punah ditelan zaman.

“Saya sangat bahagia  dengan  pelaksanaan Rebu Akhir kali ini karena  Sanggar Tari Anna Kumari Palembang dan  Rumah Budaya Putri Dayang Merindu di suport  bersama- sama  Kesultanan Palembang Darussalam,  Zuriat  Bangsawan  Palembang Darussalam (ZBPD), Palembang Darussalam Sepakat (Pedas), Kerukunan Keluarga Palembang (KKP), Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Sumatera Selatan  (Sumsel), Pertamina Patra Niaga dan para pencinta budaya,” katanya.

Baca Juga:  Sumsel Kebut Pembangunan Infrastruktur

Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn mengatakan , Tradisi Rabu Akhir ini merupakan tradisi dari Kesultanan Palembang Darussalam  yang ada sejak dahulu.

“ Dan tradisi ini bukan hanya dilaksanakan di Palembang  tapi di nusantara juga melaksanakannya sehingga kearifan budaya ini harus kita jaga  dan kita laksanakan secara bersama-sama  dan kita berterima kasih kepada Ibu Anna Kumari  yang selalu mengingatkan dan juga selalu menginisiasi kegiatan ini, mudahan-mudahan Ibu Anna Kumari selalu diberikan kesehatan.”katanya.

dan  kedepan menurutnya tradisi Rebo Akhir ini bisa dilaksanakan lagi lebih besar dan lebih meriah.

Putri Anna Kumari , Ketua Pelaksana Acara ini  Mirza Indah Dewi,S.Pd  menambahkan sengaja berkumpul disini dalam rangka melestarikan  tradisi Rebo Akhir yang merupakan adat Palembang, budaya lama yang harus terus di lestarikan.

“ Dan tradisi ini adanya di Rebo Akhir di bulan Syafar, kenapa di Rebo Akhir karena di Rebo Akhir itu  orang  Palembang lama yang paham tentang  Tradisi Budaya ini  mereka melakukan amalan-amalan  yaitu 1, Mandi Shafar , untuk mensucikan diri, 2. Shalat Sunat Muthlak 4 Rakaat  dan Berdoa Tolak Bala 3.Bekela yaitu Bersedekah  Makanan dan Saling Berbagi sebagai Wujud Kebersamaan  dan Kekeluargaan jagi tiga amalan yang harus kita lakukan ,”katanya.

Baca Juga:  HUT Bhayangkara Ke 77, Kapolrestabes Palembang dan Masyarakat Naik LRT

Acara ini  diapresiasi oleh Pemerintah Kota Palembang dan Pemerintah Provinsi Sumsel.

Hj Anna Kumari  Ketua Sanggar Tari Anna Kumari Palembang dan  Rumah Budaya  Nusantara Putri Dayang Merindu, bersama Kesultanan Palembang Darussalam,  Zuriat  Bangsawan  Palembang Darussalam (ZBPD), Palembang Darussalam Sepakat (Pedas), Kerukunan Keluarga Palembang (KKP), Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Sumatera Selatan  (Sumsel),  menggelar tradisi  Rebu Akhir, Bulan Syafar di Komplek Pertamina Bagus Kuning Daerah Dok Yard, Rabu (13/9).(BP/Ist)

“ Rumah Budaya  Nusantara Putri Dayang Merindu dan Sanggar Tari Anna Kumari sendiri melaksanakan  kegiatan ini 20  tahun terakhir , hampir setiap tahun  diadakan  tapi sekarang ini , Alhamdulilah kita dibantu bersama-sama   Kesultanan Palembang Darussalam dan Pencinta Budaya , jadi kita  urunan melaksanakan kegiatan ini   dengan tenaga ,pikiran dan dana  alhamdulilah kita Tradisi Rebo Akhir  tahun ini luar biasa,” katanya.apalagi tahun ini kita  selenggarakan di Tepian sungai Musi Komplek Bagus Kuning yang Asri ,Selain pelestarian Budaya kita juga menjaga  kelestarian alam   sungai Musi dan  diharapkan generasi muda  bisa ikut melestarikan tradisi ini

Dia berharap tradisi Rebo Akhir yang sudah  hampir punah dan tidak semua orang Palembang masih  melaksanakannya , dengan digelar hari ini Rebo Akhir  pihaknya ingin mengenalkan tradisi Rebo Akhir sehingga tradisi ini tetap dilaksanakan tiap tahun serta  bisa  didukung  oleh pemerintah dan dunia  Ustad Kh Kiagus Amin Wahid  menilai tradisi ini memperkuat dan meyakini keimanan , ketaatan kepada Allah SWT dan ketaatan kepada Rasullah SAW dan para pengikut-pengikutnya.

“ Shalat mutlak yang disana kita memohon kepada Alah SWT , jadi bermunajat  kita berlindung da nada doanya dijauhkan balak , dijauhkan dari berbagai penyakit, apa saja ,” katanya.#udi

 

 

 

Komentar Anda
Loading...