
Agus menjelaskan tanjak yang terbuat dari atik Palembang ini memiliki motif dengan ciri khas, diantaranya terdapat motif bintang, kembang, titik tujuh dan sembilan.
Motif tersebut berbeda dengan batik khas jawa, dimana motif khas Palembang berdasarkan sejarah Sungai Batang Hari Sembilan dan lambang kota Palembang.
Dia berharap dengan adanya kunjungan ini, dapat menjadi semangat bagi Pengrajin tanjak dan batik di Palembang.
“Juga harapannya dapat membantu masyarakat di sekirar sebagai mata pencaharian,” ujarnya.
Dalam satu hari, Agus dibantu beberapa karyawan mampu membuat 5 buah Tanjak, karena selain membuat Tanjak dirumahnya yang berlokasi di Griya Duta Lestari, Talang Betutu juga membuat kain batik.
Kain Tanjak yang sudah selesai proses penjemuran atau yang bentuknya masih kain dan belum dilipat dipatok Rp 100.000, sementara untuk Tanjak yang sudah dilipat harganya Rp 150.000 hingga Rp 250.000.
Dia berharap dengan adanya kunjungan ini, dapat menjadi semangat bagi Pengrajin tanjak dan batik di Palembang.”Juga harapannya dapat membantu masyarakat disekitar sebagai mata pencaharian,” ujarnya.
Selain itu , menurutnya Tanjak Palembang menurut sejarahnya adalah salah satu perlengkapan pakaian adat Kesultanan Palembang Darussalam sekitar tahun 1850 an yang dipakai oleh para bangsawan atau kesultanan pada masa itu.