SMB IV Dorong Motif Batik Palembang Baik Lama Maupun Baru Dipatenkan

133
Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama, Raden Muhammad Fauwaz Diradja berpoto bersama bersama Pengrajin Batik dan Tanjak Palembang, Agus Sari Yadin dan keluarga, Selasa (1/6). (BP/DUDY OSKANDAR)

Mengenai motif-motif Batik Palembang  menurutnya ada motip-motip lama yang biasanya digunakan namun kedepan perlu ada motip baru seperti motip bidar, telok abang  yang semuanya harus dihargai semua kreativitas  bangsa Indonesia  karena bukan hanya kaum tua juga kaum milenial ikut  mensukseskan penggunaan Batik Palembang ini.

“Motip-motip Batik Palembang  baik yang lama dan yang baru ini harus di patenkan, jangan sampai nanti sudah jadi  diambil orang lagi,” katanya sembari mengatakan,  upaya mempatenkan  motip-motip BatikPalembang yang lama dan yang baru akan didorong melalui Kesultanan Palembang Darussalam berkerjasama dengan Rumah Batik Palembang.

Baca Juga:  Kunjungi Bangka Barat, SMB IV  Harapkan Promosi Wisata Banyak Tampilkan Adat Istiadat Melayu Yang Kental

Sedangkan Agus, ketika ditemui di kediamannya, dia mempelajari membatik saat mengikuti kelas membatik di Balai Besar Batik Indonesia , Yogyakarta tahu  2012- 2014 dan memiliki sertifikat, kemudian pulang ke Palembang dan menerapkan ilmu membatiknya tersebut.

“Kain batik khas Palembang berbeda dari motif batik dari Pulau Jawa yang biasanya ditemui di pasaran. Ciri-ciri kain batik motif khas Palembang adalah berbentuk bintang Palembang, Pucuk Rebung, Motif Kembang dan bunga tabur, titik tujuh, dan titik sembilan,”kata Agus saat menerima kunjungan Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama, Raden Muhammad Fauwaz Diradja di kediamannya, Selasa (1/6).

Baca Juga:  Kantor DPW PAN Sumsel Dibobol Pelaku Pencurian 

Awalnya Agus mengaku hanya membatik dengan motif ciri khas Palembang, juga menerima pesanan kain batik bagi pegawai di beberapa daerah di Sumsel.

Kemudian setelah mengetahui Tanjak Palembang diresmikan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI.

Agus mulai mempelajari Seni Lipat Tanjak bersama Kemas Ari Panji yang merupakan seorang sejarawan Palembang, cara melipat dan motif serta bentuk-bentuk tanjak dengan kain khusus yang berbeda dari kain biasanya.

Baca Juga:  Ketua GM Kosgoro Palembang dan Ketua DPP CPI Bagikan  Sarung Kepada Para Petugas Kebersihan

Berbekal pengetahuan dari sejarawan Kota Palembang tersebut, dia melestarikan kembali batik Palembang untuk dijadikan tanjak dan kain dasar pakaian.

Menurut Agus, biasanya orang mengenal tanjak terbuat dari kain songket. Padahal sebenarnya tanjak dapat dibentuk dari kain dasar batik, dengan kreatifitas beragam motif ciri khas Palembang.

“Iya kita selama ini kenal kalau tanjak itu dari kain songket, tapi kita ingin mengenalkan bahwa tanjak dengan motif batik juga sangat menarik,” katanya.

Komentar Anda
Loading...