

Mengenai motif-motif Batik Palembang menurutnya ada motip-motip lama yang biasanya digunakan namun kedepan perlu ada motip baru seperti motip bidar, telok abang yang semuanya harus dihargai semua kreativitas bangsa Indonesia karena bukan hanya kaum tua juga kaum milenial ikut mensukseskan penggunaan Batik Palembang ini.
“Motip-motip Batik Palembang baik yang lama dan yang baru ini harus di patenkan, jangan sampai nanti sudah jadi diambil orang lagi,” katanya sembari mengatakan, upaya mempatenkan motip-motip BatikPalembang yang lama dan yang baru akan didorong melalui Kesultanan Palembang Darussalam berkerjasama dengan Rumah Batik Palembang.
Sedangkan Agus, ketika ditemui di kediamannya, dia mempelajari membatik saat mengikuti kelas membatik di Balai Besar Batik Indonesia , Yogyakarta tahu 2012- 2014 dan memiliki sertifikat, kemudian pulang ke Palembang dan menerapkan ilmu membatiknya tersebut.
“Kain batik khas Palembang berbeda dari motif batik dari Pulau Jawa yang biasanya ditemui di pasaran. Ciri-ciri kain batik motif khas Palembang adalah berbentuk bintang Palembang, Pucuk Rebung, Motif Kembang dan bunga tabur, titik tujuh, dan titik sembilan,”kata Agus saat menerima kunjungan Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama, Raden Muhammad Fauwaz Diradja di kediamannya, Selasa (1/6).
Awalnya Agus mengaku hanya membatik dengan motif ciri khas Palembang, juga menerima pesanan kain batik bagi pegawai di beberapa daerah di Sumsel.
Kemudian setelah mengetahui Tanjak Palembang diresmikan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI.
Agus mulai mempelajari Seni Lipat Tanjak bersama Kemas Ari Panji yang merupakan seorang sejarawan Palembang, cara melipat dan motif serta bentuk-bentuk tanjak dengan kain khusus yang berbeda dari kain biasanya.
Berbekal pengetahuan dari sejarawan Kota Palembang tersebut, dia melestarikan kembali batik Palembang untuk dijadikan tanjak dan kain dasar pakaian.
Menurut Agus, biasanya orang mengenal tanjak terbuat dari kain songket. Padahal sebenarnya tanjak dapat dibentuk dari kain dasar batik, dengan kreatifitas beragam motif ciri khas Palembang.
“Iya kita selama ini kenal kalau tanjak itu dari kain songket, tapi kita ingin mengenalkan bahwa tanjak dengan motif batik juga sangat menarik,” katanya.