SMB IV Prihatin Masih Banyak Mahasiswa Tidak Mengerti Sejarah dan Budaya Palembang

20
Lingkar Mahasiswa Sumatera Selatan UIN SGD BDG (Limas Webinar)  menggelar sebinar sejarah dan kebudayaan Sumsel, Jumat (7/5), dengan nara sumber Sultan Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB)  IV Jaya Wikrama , RM Fauwaz Diradja SH Mkn dan sejarawan Palembang Kemas AR Panji Spd Msi (BP/IST)

Palembang, BP–Lingkar Mahasiswa Sumatera Selatan UIN SGD BDG (Limas Webinar)  menggelar sebinar sejarah dan kebudayaan Sumsel, Jumat (7/5), dengan nara sumber Sultan Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB)  IV Jaya Wikrama, RM Fauwaz Diradja SH Mkn dan sejarawan Palembang Kemas AR Panji Spd Msi

Sultan Mahmud Badaruddin (SMB)  IV Jaya Wikrama , RM Fauwaz Diradja SH Mkn prihatin  dengan kondisi saat ini, lantaran masih ada mahasiswa diluar Sumatera Selatan (Sumsel)  yang tidak mengerti sejarah dan budaya Palembang.

Baca Juga:  Dr. Meita dan Tim Peneliti UT Palembang Teliti Tuan Di Pulau Gali Islamisasi Komering

Malah dia menilai ada yang tidak mengetahui sejarah Palembang, malah mereka berpikir kenapa tidak seperti itu.

“Kita kasih edukasi mengenal  mengenai sejarah Palembang ini mulai zaman Sriwijaya , Kerajaan Palembang, Kesultanan Palembang Darussala hingga masa Kolonial Belanda,” katanya.

Karena itu menurutnya kalangan anak muda di Palembang termasuk di luar Sumsel harus diberikan edukasi soal sejarah Palembang agar bisa mencintai dan mengetahui sejarah kota Palembang.

Baca Juga:  Komunitas Pecinta Ziarah Palembang Harap Semua Pihak Jaga Makam Bersejarah

Sedangkan sejarawan Palembang Kemas AR Panji Spd Msi menilai sebuah sejarah akan terus menjadi sarana pembelajaran untuk saat ini dan yang akan datang.

“Belajar sejarah itu dikaji berdasarkan periodenya , jadi jangan di campur aduk periodesasinya,” katanya.

Sedangkan untuk budayanya menurut dosen UIN Raden Fatah , Palembang ini menyangkut beberapa unsur , intinya budaya itu harus di pertahankan karena kalau bukan sekarang kapan lagi.

“ Budaya itu akan hilang kalau pendukungnya tidak melestarikan, seperti  tanjak, bahasa, rumah tradisional , itu akan hilang dengan sendirinya jika pendukungnya tidak ada lagi,” katanya.

Baca Juga:  Perbaikan Makam Tak Disetujui

Hal ini menurutnya diperparah dimana budaya Palembang ini kini tidak banyak di lestarikan di masyarakat dan di sekolah.

Dan menurutnya sudah seharusnya masyarakat Palembang dimanapun berada tetap menggunakan bahasa Palembang dan budaya Palembang  meskipun dia harus menghormati budaya lain.#osk

 

 

Komentar Anda
Loading...