Tahun 2020 , Pertumbuhan Ekonomi Sumsel Cenderung Alami Pengulangan Di Tahun 2019
Palembang, BP
Mantan Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Sutikno melihat di tahun 2020 perekonomian Provinsi Sumsel masih tetap bergerak dengan auto pilot (ada atau tidak ada pemerintah ekonomi tetap jalan).
“Karena saya melihat belum ada lompatan-lompatan yang siknifikan , artinya pergerakan Sumsel ya seperti ini, ada atau tidak ada pemerintah bergerak seperti ini, variabelnya adalah kawasan ekonomi khusus belum ada, double track, Tanjung Api-Api khan semuanya masih imajiner semua , jadi ekonomi yang tumbuh dan berkembang ini itulah auto pilot, tanpa digerakkan oleh apapun masih jalan,” katanya, Minggu (20/12).
Kebetulan saja menurut Ketua DPW PPP Sumsel , ukuran pertumbuhan ekonomi di Sumsel dari dulu ukurannya 5,1 persen, 5,2 persen yang hampir mirip pertumbuhan ekonomi nasional, malah pernah diatas pertumbuhan ekonomi nasional.
“ Tapi saya melihat 2019-2020 ini saya pikir Sumsel kayaknya bisa dibawah perekonomian nasional atau maksimal sama dengan rata-rata, dulu PT Pusri sudah niat mau bangun di Tanjung Api-Api sampai sekarang enggak ada, dulu ekspor produk Sumsel harusnya lewat Tanjung Api-Api tapi sekarang masih lewat Lampung, itu yang belum selesai, jadi saya pikir outlook 2020 perekonomian kita sedang-sedang saja dan lebih cenderung kepada pengulangan di 2019,” katanya.
Agus, mengaku khawatir APBD Sumsel yang belum disahkan dan menjadi berlarut-larut maka akibatnya pembelanjaan pemerintah kurang .
“ Kontraktor kita ini khan bergerak , tumbuh karena ada kontrak dengan proyek pemerintah, proyek pemerintah itu sumbernya APBD, kalau APBD lambat maka pertumbuhannya menjadi lambat, orang yang ngumpulkan pasir tidak terjual, koran tak terjual, toko bahan bangunan tidak terjual, pekerjaan tidak berkerja, di daerah –daerah di Sumsel penggerak pertama ini ya APBD, okelah sektor swasta ada pembangunan tapi yang paling besar belanja APBD baik APBD provinsi dan APBD kabupaten kota,” katanya.
APBD Provinsi, APBD kabupaten kota dan APBN menurutnya driver yang bisa mendrive perekonomian lebih cepat lagi.
“Dengan belum disahkannya APBD Sumsel 2020 menurutnya pasti berpengaruh karena bahasa umumnya dia terjadi pelambatan,” katanya.
Apalagi menurutnya, pertumbuhan ekonomi adalah perbandingan antara produksi dan komsumsi.
“ Komsumsi enggak mungkin turun variabelnya jumlah penduduk bertambah , kebutuhan bertambah ini kalau tidak diimbangi dengan produksi bertambah otomatis kita defisit, sementara produksi batubara dan sebagainya ketika pelabuhan Tanjung Api-Api belum berjalan orang tetap begitu, keberadaan kawasan ekonomi khusus plus pelabuhan Tanjung Api-Api itu diarahkan menarik perusahaan-perusahaan di kota Palembang seperti Pusri pindah kesana kemudian terjadi interaksi ekonomi,” katanya.
Double track itu menurut Agus, bagaimana membawa batubara lebih banyak lagi ke Tanjung Api-Api.
“ Kalau itu tidak, seperti saya bilang tingkat tarik menarik di dalam inilah, artinya ada atau tidak ada pemerintah ini jalan, karena semua orang butuh makan dan semua orang butuh menjual,” katanya.
Apalagi dalam satu tahun pemerintahan Gubernur Sumsel H Herman Deru-Mawardi Yahya menurutnya, belum terlihat terutama pembangunan apa yang harus dipercepat.
“ Mungkin gubernur ini sudah punya langkah-langkah yang siknifikan tetapi tentu itu belum cukup mendorong pertumbuhan itu lebih baik lagi, contoh yang perlu di pertimbangkan yaitu hadirnya Jalan Tol yang melintas Sumsel ini mesti dipersiapkan apa agar mendapatkan manfaat dari jalan tol ini, inlet tol ke kota mesti dipersiapkan bisa lancar menuju pusat-pusat ekonomi,” katanya.
Selain itu didaerah-daerah Sumsel penghasil pangan seperti OKU, OKU Timur , dia melihat masyarakat berkutat pada kondisi harga jual beras, gabah di musim panen.
“ Kalau saja pemerintah hadir, coba dipikirkan ulang petani jangan jual gabah mesti jual beras dalam kualitas bagus, kemasannya tidak terlalu besar tetapi harganya tinggi, kemudian yang berasnya hancur bisa dibuat produk turunannya apa tepung atau apa,” katanya.
Sebelumnya , Gubernur Sumsel Herman Deru mengemukakan tujuh harapan baru yang ingin dicapai di 2020 sehingga daerahnya akan semakin maju.
“Sedikitnya ada tujuh harapan yang ingin dicapainya pada 2020 dan itu harus didukung bersama,” katanya kepada wartawan usai melaksanakan Kaleidoskop Provinsi Sumsel 2019 di Griya Agung, Palembang, Jumat, (27/12).
Menurut Herman Deru, harapan tersebut masing-masing percepatan penurunan angka kemiskinan menuju 1 digit, peningkatan peringkat produksi padi Sumsel di level nasional, kondisi mantap infrastruktur jalan dan jembatan meningkat dan merata.
Selain itu akses sanitasi dan air bersih meningkat di seluruh kabupaten dan kota, zero konflik, kerukunan beragama dan harmonisasi kehidupan sosial dan terakhir percepatan peningkatan IPM dari kategori sedang menjadi kategori tinggi
“Namun inti dari semua itu adalah menyongsong tahun 2020 kita semua jangan lelah berinovasi. Mari kita berbuat yang lebih baik lagi, meningkatkan keimanan dan ketakwaan, ada perbaikan akhlak dan ekonomi masyarakat untuk Sumsel yang lebih Maju,” ujarnya.
Kaleidoskop itu sebenarnya bukan sekedar untuk melihat kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur melainkan wahana untuk introspeksi memperbaiki apa-apa saja yang masih kurang dan perlu ditingkatkan.
“Saya tidak mau muluk-muluk, Saya ingin apa yang sudah kita kerjakan sama-sama diakumulasi dari hasil yang dicapai muaranya hanya satu penurunan angka kemiskinan,” ujarnya.
Gubernur juga berharap masyarakat Sumsel ikut berpartisipasi mempertahankan status zero konflik yang menjadi salah satu poin harapannya di 2020. Mengingat keamanan dan kenyamanan adalah modal penting untuk menarik investor berinvestasi di Sumsel.
Herman Deru mengklaim bahwa terjadi grafik peningkatan yang cukup menggembirakan. Salah satunya soal kinerja perbaikan infrastruktur yang sudah menjadi komitmennya sejak awal.
“Ternyata kita bisa hanya dengan satu tahun anggaran saja memperbaiki infrastruktur sehingga terkoneksi antara akses-akses di jalan kabupaten bahkan jalan negara,” jelasnya.
Selain infrastruktur hal yang menjadi perhatiannya pada 2020 adalah peningkatan produksi pertanian. Ia berharap ke depan Sumsel tidak hanya surplus beras tapi juga pangan seperti jagung dan lainnya.
Jika pada 2017-2018 Sumsel ada di peringkat ke-8 dan tahun 2019 naik ke urutan ke-5, ia optimis tahun 2020 Sumsel sudah bisa masuk tiga besar nasional. Apalagi Menteri Pertanian sudah mendukung penuh Sumsel sebagai daerah pengekspor pangan pertama di Indonesia.
“Waktu pak Mentan ke sini, Saya sudah usulkan agar mengubah mindset supaya petani jangan seperti buruh di tanah sendiri tapi berubah jadi petani yang berjiwa entrepreneur,” katanya.
Hal lain yang tak kalah penting yang menjadi perhatiannya, tahun depan Ia juga akan tetap komit untuk tetap melunasi pajak-pajak kendaraan yang selama ini terkatung-katung. Karena hal ini berdampak pada perencanaan pembangunan kabupaten dan kota.#osk