Palembang Tak Peringati Perang Lima Hari Lima Malam

68
Poto: Kepala Dinas Pariwisata kota Palembang Isnaini Madani

Palembang, BP

Hari-hari berlalu di awal bulan Januari tahun 2018, tidak ada agenda kegiatan peringatan apa pun yang dilaksanakan di kota Palembang. Padahal, tepat tujuh puluh satu tahun yang lalu, di bulan Januari 1947 terjadi peristiwa besar yang menjadi tonggak penting Sumatera Selatan meneguhkan eksistensinya sebagai bagian dari Republik Indonesia. Peristiwa pertempuran lima hari lima malam atau Palagan Palembang yang menghiasi lembaran sejarah perjuangan menegakkan kemerdekaan RI.
Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata kota Palembang Isnaini Madani mengaku pihaknya setuju jika ada peringatan perang lima hari lima malam di kota Palembang.
Namun menurutnya kalau yang berhak melaksanakan itu dari Dinas Kebudayaan kota Palembang dan Diknas kota Palembang.
“Kemarin saya sudah bicarakan dengan pak Sudirman Teguh, untuk menggelar peringatan perang lima hari lima, malam, kalau soal dana kita kita bantu, apalagi kita banyak komunitas yang bisa membantu, yang pasti ada niat untuk melaksanakan ,” katanya, Minggu (7/1).
Sedangkan Pengamat sejarah kota Palembang Rd. Muhammad Ikhsan mengatakan meletusnya pertempuran di awal tahun 1947 ini tidak terlepas dari situasi dan kondisi di Palembang sejak 17 Agustus 1945 hingga akhir tahun 1946.
Menurutnya beberapa nama syuhada lain yang gugur saat itu, masih bisa diingat dan diabadikan dengan nama jalan adalah Kapten Abdullah gugur di Plaju, anggota lasykar Cek Bakar di kawasan Bukit.
“Tentu saja masih banyak yang lain sebagai pahlawan tak dikenal. Menurut cerita yang didapatkan, para pejuang tersebut dimakamkan sebagai syahid, dikebumikan tanpa dimandikan dan dikafani, hanya dengan pakaian yang melekat pada tubuh mereka. Baru beberapa tahun kemudian setelah dibukanya TMP Ksatria Setra Siguntang, sebagai penghormatan atas kepahlawanan yang luar biasa, jasad mereka dipindahkan dengan khidmat dan penuh penghargaan ke taman makam pahlawan,” katanya, Minggu (7/1).
Setelah tujuh dasawarsa berlalu menurut Ikhsan , mestinya peristiwa heroik ini tidak dilupakan oleh masyarakat Sumatera Selatan. Ia haruslah menjadi contoh teladan pengobar semangat untuk berbakti pada bangsa dan negara. #osk

Komentar Anda
Loading...