Pengguna Narkoba Terus Meningkat

10

Peresmian Asrama Rehabiliatsi Arrahman oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kozo Honsei dan dihadiri Walikota Palembang Harnojoyo, Selasa (17/10).Palembang, BP — Narkoba terus menghantui negeri ini. Setiap tahunnya, jumlah pengguna narkoba terus meningkat dengan prevalensi tahun ini 2,8 persen, bahkan hingga merambah ke anak-anak.

Direktur Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkoba, Waskito Budi Kusumo mengatakan, permasalahan narkoba begitu sangat masif. Narkoba erat kaitannya dengan kemiskinan, politik, keamanan dan internal di dalam keluarga.
“Jumlah pengguna narkoba terus meningkat, dengan prevalensi saat ini 2,8 persen dari sebelumnya 2,2 persen. Kita mesti mencermati pengguna justru terus bertambah dari 2016 lalu 5,7 juta namun 2017 ini menjadi 5,9 juta bahkan mendekati 6 juta orang menggunakan narkoba,” katanya usai peresmian bantuan dari Jepang Asrama Rehabilitasi di Ponpes Ar-rahman, Selasa (16/10).
Jutaan orang direhabilitasi akibat narkoba. Berhasilnya rehabilitasi juga didukung oleh peran keluarga untuk mengembalikan lagi rasa percaya diri untuk kembali ke masyarakat. Dari 5,9 juta orang pengguna narkoba, ditargetkan 15.340 pengguna direhabilitasi.
Ia mengatakan, pemulihan seorang penghuna dari ketergantungan terhadap narkobatidak dapat ditentukan jika tidak oleh dirinya sendiri. Sebab, narkoba menyerang otak sehingga mengapa ia sangat ketagihan dengan barang tersebut. Hal inilah yang menyebabkan peran keluarga sangat penting.
“Pendekatan keluarga mulai pencegahan hingga pasca rehab. Meski demikian, saat ini kesulitannya adalah mengubah stigma mereka agar kembali dapat diterima oleh masyarakat,” ujarnya.
Waskito mengatakan, saat ini ada 160 Instansi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang barubada di 31 provinsi. Sementara tiga provinsi lainnya belum terbentuk seperti Gorontalo, Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat. “Dengan jumlah IPWL yang ada di daerah masih minim dibandingkan dengan jumlah pengguna, maka perlu ada sinergitas dari semua instansi bahkan masyarakat sendiri untuk mencegah,” jelasnya.
IPWL bertugas menerima laporan bagi mereka para pecandu yang secara sukarla mau melaporkan dirinya untuk direhabilitasi karena merasa dirinya tidak nyaman dan bertekad ingin melepas ketergantungannya terhadap narkoba. “Di Sumsel sudah ada sekitar 6 IPWL. Meski kita tidak bisa menyebutkan wilayah mana saja disini yang rawan narkoba, tapi sudah dipetakan,” terangnya.
Sementara itu, Asrama Rehabitasi Narkoba di Ponpes Ar-rahman itu merupakan bantuan dari Kedutaan Jepang dengan nilai Rp1,128 miliar dengan kapasitas hunian 30 orang. Sehingga total saat ini 150. Tempat rehabilitasi ini menjadi rujukan nasional. Bahkan terkahir pengguna dari Thailand, Singapura,  Malaysia. Sementara dari Indonesia itu Aceh, Medan, Jambi, Jakarta, Lampung, Batam dan sisanya Sumsel.
“Tak seleuruhnya pengguna yang direhab atas kesadaran sendiri, namun juga ada penyerahan dari kepolisian, dipaksa keluarga melalui kepolisian,” jelasnya. #pit
Baca Juga:  Penghuni Lapas Palembang Diduga Kendalikan Peredaran Narkoba dari Penjara
Komentar Anda
Loading...