Tanaman Organik Lebih Berpotensi
Martapura, BP
Melihat dari manfaat dan potensi padi organik yang cukup menjanjikan, Pemerintah Kabupaten OKU Timur menghimbau kepada petani untuk lebih memilih menanam padi organik dibandingkan menanam padi non organik. Dengan perawatan, masa panen hingga hasil panen yang sama dengan padi non organik, dari sisi harga padi organik jauh lebih tinggi.
Menurut Bupati OKU Timur H Herman Deru SH MM, harga jual beras organik di pasaran lebih tinggi 50 persen dibandingkan beras non organik.
“Jika harga beras biasa mencapai Rp 8.000 per kilogram, maka beras organik mencapai Rp 13 ribu per kilogram. Dilihat dari selisih harga demikian, pendapatan petani pasti akan lebih meningkat,” ujar Deru disela-sela panen raya padi organik di Desa Tanjung Mulya Kecamatan Buay Madang Timur kemarin (20/3).
Untuk itulah lanjut Deru, pemerintah menargetkan sekitar 25 persen dari 157 ribu hektar tanaman padi di OKU Timur merupakan tanaman padi organik. “Disamping untuk menunjang kesehatan, yang lebih penting lagi adalah harga jual yang lebih tinggi untuk kesejahteraan petani. Apalagi potensi pasar beras organik cukup tinggi saat ini,” ungkap Deru.
Saat ditanya luas tanaman padi organik saat ini, menurut Deru untuk sementara tanaman padi organik murni mencapai 1.000 hektar. Sementara yang semi organik seluas 4.000 hektar. Untuk menanam padi organik butuh proses, karena areal tanaman padi organik berasal dari areal padi yang sebelumnya non organik.
“Jadi harus menghilangkan dulu sisa dari pupuk kimianya secara bertahap. Seperti di Desa Tanjung Mulya ini di demplot 20 hektar padi organik, namun kedepan ditargetkan bertambah menjadi 100 hektar lebih. Apalagi petani disini menggandeng mitra dengan Bank Indonesia,” ungkap Deru.
Sementara mengenai ketersediaan pupuk organik sendiri, menurut Deru petani bisa mendapatkannya secara alamiah. Apalagi petani khususnya di Desa Tanjung Mulya sudah diberikan pemahaman mengenai cara membuat pupuk organik dan pupuk organik cair. “Untuk ketersediaan pupuk organik bisa di produk tidak hanya alamiah dari kotoran sapi dan sebagainya tapi juga menggunakan pupuk cair. Jadi petani tidak perlu khawatir,” pungkasnya. #mas