“Debat Terakhir Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan 2024: Walhi  Nilai Minim Gagasan dan Komitmen Konkret pada Isu Lingkungan”

27
Debat terakhir calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) 2024 yang berlangsung, Kamis (21/11) malam do Hotel Aryaduta Palembang  . (BP/udi)

Palembang, BP- Debat terakhir calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) 2024 yang berlangsung, Kamis (21/11) malam do Hotel Aryaduta Palembang  sangat disayangkan minimnya pembahasan mendalam mengenai isu lingkungan hidup.

Padahal, dalam sesi tanya jawab ada subtema 4 yang membahas pada “Menyelesaikan persoalan daerah dengan subtema: Mitigasi bencana dan kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam.
” Namun, alih-alih menjadikan debat ini sebagai momentum untuk menyampaikan solusi konkret terhadap persoalan lingkungan yang dihadapi Sumatera Selatan, para kandidat justru terlihat bermain aman,” kata Febrian Putra Sopah Kadiv Kampanye WALHI Sumatera Selatan, Jumat (22/11).
Menurutnya, gagasan yang disampaikan hanya sedikit menyentuh inti persoalan, sementara isu krusial seperti deforestasi, kerusakan ekosistem, dan ancaman bencana ekologis yang semakin sering terjadi diabaikan.
“Dalam Catatan WALHI Sumatera Selatan sepanjang 01 Januari – 22 November 2024 telah terjadi bencana ekologis banjir dan longsor sebanyak 77 kali kejadian yang tersebar di 9 Kabupaten/Kota (OKU, OKI, Muara Enim, Lahat, MUBA, OKU Selatan, OKU Timur, Empat Lawang dan MURATARA) yang mengakibatkan 20 orang meninggal, 378.798 orang menderita dan 144.480 jiwa mengungsi. bencana ekologis tersebut dampak dari akumulasi eksploitasi sumber daya alam yang tinggi,” katanya.
 Dalam dua dekade terakhir, provinsi ini kehilangan lebih dari 3 juta hektar tutupan pohon akibat pembukaan lahan untuk tambang, perkebunan sawit, dan Hutan Tanaman Industri (HTI).
“Selain itu, terdapat 137 izin tambang yang mencakup 817.668 hektar, serta 421 izin perkebunan sawit dengan luas 1,2 juta hektar, yang berkontribusi pada perubahan lanskap dan meningkatnya frekuensi bencana ekologis,” katanya.
 Kerusakan lingkungan ini tidak hanya menghancurkan ekosistem tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
Banjir bandang, polusi udara akibat kebakaran hutan, krisis air bersih, dan hilangnya sumber mata pencaharian menjadi realitas yang semakin mendesak untuk ditangani.
“Sebagai debat terakhir, publik berharap para kandidat menunjukkan komitmen mereka dalam menghadapi tantangan besar di Sumatera Selatan, khususnya terkait mitigasi bencana dan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan,” katanya.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya—para kandidat lebih memilih bermain aman dan menghindari pernyataan yang mengandung risiko politik.
Hal ini mencerminkan lemahnya keberanian untuk menghadapi akar permasalahan yang menyangkut eksploitasi sumber daya alam oleh sektor industri yang sering kali mengabaikan dampak sosial dan ekologis.
“Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Selatan menyatakan keprihatinan mendalam atas tidak dijadikannya isu lingkungan sebagai prioritas dalam debat terakhir ini,” katanya.
Pihaknya mendesak:
1. Para kandidat untuk lebih serius menempatkan agenda lingkungan sebagai prioritas dalam program kerja mereka. Sumatera Selatan memerlukan pemimpin yang berani menghadapi tantangan eksploitasi sumber daya alam dan mampu menawarkan solusi berkelanjutan.
2. WALHI Sumatera selatan menyerukan untuk masyarakat Sumatera Selatan harus mempertimbangkan sejauh mana para kandidat berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan hidup dan penyelesaian masalah-masalah ekologis yang dihadapi provinsi ini.
“Debat terakhir ini seharusnya menjadi ajang bagi para calon untuk menunjukkan keberpihakan mereka kepada masyarakat dan lingkungan. Kami berharap siapapun yang terpilih nantinya mampu membawa perubahan nyata dengan kebijakan yang ramah lingkungan, berpihak pada rakyat kecil, dan menjamin keberlanjutan Sumatera Selatan untuk generasi mendatang.,” katanya.#udi
Baca Juga:  Sindikat Pencurian Tiang Jaringan Internet Ditangkap
Komentar Anda
Loading...