Prioritaskan Anak Berbakat Istimewa
Palembang, BP
Program sekolah gratis yang diluncurkan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dilakukan begitu beragam. Tak hanya bagi siswa tidak mampu bahkan siswa berkemampuan istimewa. Salah satunya Akademi Catur Sumsel, yang didalamnya mewadahi anak-anak yang berbakat dan memiliki intelligence quotient (IQ) tinggi.
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin melalui Asisten III Bidang Kesra Ahmad Najib mengatakan, anak-anak ber IQ istimewa ini diseleksi dari kabupaten/kota Sumsel. Pemprov memberikan wadah kepada mereka supaya bisa berprestasi.
“Gubernur Sumsel menginginkan pendidikan catur ini bagaimana supaya nanti prestasi ini ada wadahnya, jadi mereka bisa belajar. Mereka bisa melakukan kompetisi yang sehat, ini dilakukan pada anak seluruh kabupaten/kota, tidak hanya kota Palembang. Pemprov memberikan perhatian khusus kepada anak-anak kita, dengan bagaimana pendidikan untuk anak-anak berbakat ini bisa dikembangkan,” katanya usai Pembukaan Lokakarya Model Pendidikan Unggulan Masa Depan Bagi Siswa Berbakat Istimewa, Kamis (20/3).
Anak-anak yang dilatih dan diberikan ilmu sedemikian rupa sehingga mereka bisa begitu dengan pintar bermain catur dalam waktu singkat. “Mereka anak berprestasi dan berbakat istimewa, mereka begitu terlatih bagaimana menghabiskan dengan satu kuda bisa menyelesaikan begitu cepat. Seluruhnya bisa selesai, ini menunjukkan bahwa prestasi itu luar biasa,” ujarnya.
Dia mengatakan, pemerintah Provinsi Sumsel begitu memprioritaskan anak berprestasi ini agar mereka dapat tetap berkompetisi bagi masa depannya. “Dukungan penganggaran dan fasilitas, itu semua komitmen dari pemerintah. Begitu juga dananya setiap tahun disiapkan dari SKPD pendidikan maupun SKPD olahraga. Tetapi bagi kita yang terpenting adalah bagaimana mereka punya semangat, bisa terhindar dari pergaulan bebas, dengan seperti ini mereka bisa berkompetisi untuk masa depan mereka sendiri. Target kita tidak hanya mencari juara nasional, tapi mencari dari Sumsel ini juara internasional,” terangnya.
Sementara itu, Ketum Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Sumsel Badrullah Daud Kohar mengatakan, anak-anak berprestasi ini disaring dari 15 kabupaten/kota di Sumsel, dan mereka rata-rata memiliki memori dan IQ minimal 80 persen. “Karena ini siswa berbakat istimewa dengan IQ istimewa jadi jumlah siswa cuma ada 40 orang. Dari jumlah awal yang kita saring dari 15 kabupaten/kota. Jadi tidak sembarangan bisa masuk ke sini, artinya anak walaupun IQ-nya tinggi tapi tingkat memorinya di bawah 80 persen tetap tidak bisa, antara IQ dan daya ingat harus seimbang, minimal 80 persen,” jelasnya.
Anak-anak istimewa ini dilatih dan diberi pelajaran dari awal. Dari mereka tidak tahu bagaimana catur, tapi dalam waktu tidak lama mereka langsung menguasai dan menyelesaikan permainan dengan cepat. “Mereka yang tadinya dari catur dasar/catur nol sekarang rata-rata mereka sudah punya prestasi tinggi internasional, belum ada setahun mereka sudah luar biasa. Mereka memang anak-anak yang cerdas. Prestasi tertinggi yang diraih salah satunya medali emas di kejuaraan catur internasional di Penang Malaysia tahun 2013,” tukasnya.
Dikatakannya, selama ini, ada beberapa kendala klasik yang mereka alami. Yakni kendala pendanaan. “Mudah-mudahan dengan adanya lokakarya ini, pemerintah Provinsi Sumsel terutama teman-teman lain yang mengerti bahwa akademi catur ini amat bermanfaat bagi kita semua, terutama membawa baik Sumsel. Selama ini dana dari Pemerintah Provinsi Sumsel melalui dana hibah. Sampai saat ini tetap mengharapkan dana itu tetapi mudah-mudahan dengan nanti setelah lokakarya ini, kita akan dilimpahkan pada Diknas dan Dispora untuk mengelola ini,” imbuhnya.
Ditambahkannya, Akademi Catur Sumsel ini gratis. Pendanaan dari Provinsi Sumsel, yang fokus saat ini bagaimana akademi ini terus berprestasi. Semuanya gratis, ini benar-benar dari Gubernur Sumsel, agar Sumsel punya sekolah khusus yang seperti ini, semoga nanti ada sekolah-sekolah lain di bidang olahraga,” harapnya.
Menurutnya, sistem yang diajarkan di Akademi ini adalah home schooling sehingga anak-anak diajarkan satu persatu. “Pembinaan yang akan datang akan kita lakukan terus, karena kita juga bekerja sama dengan psikolog, untuk menentukan bahwa layak masuk atau tidak, tapi tetap tidak bisa banyak, paling satu angkatan 40 orang, dari berbagai tingkatan SD, SMP ,SMA, “ katanya. #pit