Musik Sumsel Dilirik Warga Asing
Palembang, BP
Kesenian tradisional asli Sumatera Selatan (Sumsel) Batanghari Sembilan, kesenian yang diekspresikan dari budaya ini bernuansa romantik, melankolistik, dan naturalistik. Batanghari Sembilan ini mulai menarik perhatian peneliti alat musik tradisional dari California University.
Palmer Keen, peneliti dari California University mengatakan, kesenian Batanghari Sembilan sebagai musik blues dari Sumatera Selatan (South Sumatera blues). Sebab melodi dan ritme yang dihasilkan memiliki penjiwaan yang mendalam.
“Saya pertama kali melihat musik Batanghari Sembilan ini dari YouTube dan dari situ saya ingin mengenal dan mempelajarinya,” ujar Palmer di sela latihan bersama kelompok musik tradisional Rejung Pesirah, di Dewan Kesenian Palembang (DKP), Jumat (14/3). Dia mengungkapkan, sebelumnya dirinya, secara khusus pernah belajar berbagai alat musik tradisional Indonesia di California University. Seperti gamelan Jawa dan Sunda ataupun gamelan Bali.
Namun nyatanya, kesenian traditional Sumsel tidak kalah unik dan menarik. Sebab, Sumsel memiliki kesenian yang khusus dimainkan dengan gitar. Kesenian semacam ini tidak ada di Jawa ataupun Bali. “Saya suka sekali musik traditional Indonesia. Sebelumnya saya datang ke Indonesia karena gamelan. Ternyata ada musik yang juga sangat menarik yakni Batanghari Sembilan. Bagi saya musiknya sangat unik,” terang dia.
Menurut dia, kesenian Batanghari Sembilan ini relatif sulit untuk ia pelajari mengingat ia tidak memiliki kemampuan bermain gitar. Namun demikian, hal tersebut tidak menghambatnya untuk mengetahui musiknya lebih jauh.
“Saya telah mendokumentasikan musik-musik tradisional Indonesia yang ada. Ke depan saya juga akan membuat blog khusus yang memuat semua hasil penelitian dan rekaman dirinya, dan saya akan melakukan kunjungan ke Pagaralam untuk mengenal kesenian Negeri Besemah,” ungkapnya.
Sementara itu koordinator latihan kelompok Rejung Pesirah Iir Stoner mengatakan, pihaknya menyambut positif keinginan dari masyarakat luar negeri yang ingin belajar lebih jauh kesenian tradisional Sumsel, Batanghari Sembilan yang di mainkan Rejung Pesirah.
“Kita juga melakukan akulturasi musik tradisional dengan musik modern, yang tidak lain agar musik tradisional asli Sumsel ini bisa diterima seluruh kalangan,” terangnya. Dikatakannya, ketika berbicara tentang musik Rejung ataupun Batanghari Sembilan maka sebagian anak muda akan menilai musik tersebut kuno dan cenderung membuat ngantuk. Dengan adanya kombinasi ini maka diharapkan anak-anak muda akan lebih tertarik.
Ia berharap, kesenian tradisional ini dapat terus dilestarikan dari generasi ke generasi sebagai aset dan budaya bangsa. Kelompok latihan Rejung Pesirah sendiri, rutin melakukan latihan tiga kali seminggu yakni pada Senin, Rabu, dan Jumat. #yud