BBM Melambung, Transportasi Air Lumpuh

Banyuasin, BP
Angkutan transportasi air di kawasan Rantau Bayur lumpuh. Kondisi itu disebabkan kelangkaan dan mahalnya harga bahan bakar solar dan bensin di wilayah tersebut.
Salah seorang warga, Desa Rantau Bayur, Banyuasin, Indra (25), yang juga seorang nahkoda getek mengatakan, saat ini harga satu liter bensin naik menjadi Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu per liternya. Sementara minyak solar mencapai Rp8.000 sampai Rp 10 ribu seliternya.
“Ini sudah terjadi sejak sepekan lalu, padahal kami menghabiskan sekitar 6 liter sampai 10 liter bbm sehari. Dengan harga yang selangit itu, rasanya sulit untuk dipenuhi,” ungkapnya.
Selain mahal, BBM tersebut juga sulit didapatkan. Untuk mendapatkan BBM 6 liter saja harus menunggu beberapa hari. Hal ini jelas merugikan para nahkoda getek itu, karena mereka tidak bisa beroperasi masksimal. “Malah kadang-kadang pemasok BBM itu tidak berjualan. Kami terpaksa membeli ke Palembang dan untuk itu butuh ongkos lagi,” keluhnya.
Kelangkaan BBM itu membuat transportasi air di Banyuasin lumpuh. Warga sekitar sulit beraktifitas ke luar rumah , apalagi masih banyak kawasan tersebut tidak bisa dicapai dengan transportasi darat. “Sekarang getek jarang terlihat, harus ngantre berjam-jam,” kata Yanti (25) salah seorang penumpang getek asal Rantau Bayur.
Ongkos transportasi itu juga mengalami kenaikan sampai 50 persen, mengikuti mahalnya harga BBM di kawasan itu. “Biasanya untuk menyeberang sungai desa Srijaya menuju desa Talang Balam, ongkosnya 10 ribu per orang, sekarang naik jadi 15 ribu,” jelasnya.
Mereka berharap, adanya respon dari pemerintah untuk memberikan solusi persoalan tingginya harga minyak dan kelangkaan mendapatkan minyak di kawasan itu. O mew