Harga Anjlok, Peternak Ayam Terpukul

31
Permintaan ayam potong menurun sejak dua bulan terakhir. Harga pun kian tergerus. Sejumlah perternak memilih menutup peternakan ayamnya.
ayam
Penjual ayam potong membersihkan ayam potong pesenan pembeli di Pasar Cinde Palembang, Jumat (14/3). BP/ARRACHIM

DALAM dua bulan ini merupakan masa-masa sulit bagi peternak ayam potong. Harga ayam terus menurun seiring merosotnya permintaan.  Harga yang semula di kisaran Rp28 ribu/Kg turun menjadi Rp24 ribu/Kg.

Ketua Asosiasi Masyarakat Perunggasan Sumatera Selatan Ismaidi Chaniago, mengatakan, permintaan mulai merosot sejak dua bulan terakhir. Bahkan permintan turun mencapai 30 persen.

Turunnya permintaan ayam potong menyebabkan harga jual juga turun hingga mencapai Rp11.500 per ekor dari kandang. Efek harga dan permintaan yang turun ini, dua perusahaan peternak ayam di Sumsel dengan skala produksi 100 ribu ekor per bulan menutup total usahanya alias gulung tikar.

“Tahun 2013 lalu, usaha ternak ayam potong ada 16. Kemudian berkurang menjadi 12 di tahun 2014. Kini berkurang lagi menjadi 10 usaha perternakan ayam potong,” ujarnya.

Baca Juga:  Gandeng Pertamini Pasarkan BBM G-Lite

Jika harga dan permintaan tidak kunjung membaik diperkirakan, jumlah pengusaha yang gulung tikar bakal bertambah. Saat ini total produksi ayam potong mencapai 5 juta ekor per bulan atau 160 ribu hingga 180 ribu ekor  per hari. Sedangkan tingkat kebutuhan hanya sekitar 120 ribu ekor per hari.

“Permintaan masih lamban, bahkan turun tajam sejak awal tahun ini. Untuk kembali normal tidak bisa diprediksi. Semua tergantung permintaan pasar. Biasanya kebutuhan daging ayam meningkat jelang Ramadhan dan Lebaran, harganya bisa mencapai Rp40 ribu per Kg,” ungkapnya.

Iyan, salah satu pedagang Pasar Sako, mengakui, harga jual ditambah biaya angkut, depresiasi, dan lainnya membuat harga tidak menentu. “Beberapa hari ini harga ayam masih Rp24 ribu per Kg. Karena permintaan menurun, harga cenderung rendah,” katanya.

Baca Juga:  BJB Tawarkan Hadiah Langsung

Sedangkan Zuli, pedagang Pasar Lemabang, menuturkan, penurunan harga sudah berlangsung dalam beberapa hari yang lalu. “Tidak tahu pasti penyebabnya.  Walau harga turun, tapi permintaan biasa-biasa saja,” jelasnya.

Menurutnya, terkadang ia bisa membawa pulang Rp700 ribu. Namun saat ini hanya Rp500 ribu per hari. “Memasuki bulan ketiga, permintaan masih belum membaik. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik lagi,” katanya.

Tidak hanya ayam potong yang mengalami penurunan harga, sayur-mayur di pasar tradisional juga merangkak turun. Diperkirakan ini dikarenakan distribusi sayur sudah mulai membaik ke Pasar Induk Jakabaring. Efeknya, sejumlah pasar di Kota Palembang terpantau menurunkan harga sayur, dalam kisaran Rp1.000 hingga Rp3.000.

Atun (35), pedagang sayur Pasar Pahlawan, menyebutkan, harga sayur bayam biasanya Rp4.000 turun menjadi Rp2.500 per ikat, tomat dan sawi Rp10 ribu turun menjadi Rp8 ribu per Kg.

Baca Juga:  Tarif Angkutan Ikut Turun

Beberapa jenis sayuran yang juga turun di antaranya terong, kacang panjang, dan buncis. Hanya bawang merah dan cabai kriting  harganya masih cukup tinggi Rp25 ribu dan Rp40 ribu.

Walau harga cenderung turun, permintaan sayur mayur belum begitu bergairah. Rata-rata pembeli tidak membeli sebanyak jelang akhir tahun kemarin. “Sudah memasuki tiga bulan pertama, penjualan masih sepi. Memang omset berangsur meningkat, tapi tidak seramai jelang akhir tahun kemarin,” jelasnya.

Hal senada diungkapkan Ubai (42), pedagang sayur Pasar Km5, walau harga cenderung membaik, permintaan masih saja surut. Saat ramai biasanya bisa membawa pulang omset Rp800 ribu, saat ini hanya 60 persennya saja. “Bisa turun sampai 40 persen dari permintaan normal. Diperkirakan karena pembeli masih banyak kebutuhan mendesak lainnya,” ucapnya. #reno

 

Komentar Anda
Loading...