SMAN Sumsel , Lokomotif Gerakan Berantas Gagap Hitung di Sumsel
Palembang, BP- “Kami ingin diberi penguatan. Apakah setiap siswa harus menguasai matematika? Bukankah
setiap anak memiliki bakat dan minat yang berbeda?” Pertanyaan itu muncul ketika briefing sebelum pelaksanaan asesmen hitung dasar intuitif di SMAN Sumatera Selatan, yaitu denganmenggunakan aplikasi ToSM (Test of Second Mathematics).
“Tidak semua siswa perlu belajar matematika serumit logaritma dan trigonometri. Tidak semua berbakat dalam matematika. Namun, setiap seharusnya menguasai hitung dasar intuitif.
Apa itu? Operasi tambah, kurang, kali dan bagi yang paling sederhana, yang begitu sederhana sehingga seharusnya dapat dijawab secara intuitif alias tidak lebih dari 2 detik. Cakupan ToSM dibatasi sangat ketat hanya dalam operasi hitung intuitif,” jawab Ahmad Thoha Faz, seorang
alumni Teknik Industri ITB selaku penemu ToSM Matematika Detik. Menurut Thoha, hitung dasar
intuitif seharusnya dikuasai oleh siapapun, sama seperti baca tulis dasar, Senin (4/11).
Thoha, pria asal Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, secara khusus diundang oleh Ikatan Alumni ITB
dan Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan yang sedang memulai gerakan “Sumatera
Selatan Berantas Gagap Hitung” selama 3 hari secara berurutan. Asesmen hitung dasar intuitif
dengan aplikasi ToSM di SMAN Sumatera Selatan merupakan kegiatan penutup.
SMAN Sumatera Selatan, yang menghimpun siswa terbaik dari seluruh kabupaten dan kota di
Sumatera Selatan, dipilih oleh Dinas Perpustakaan karena diharapkan sebagai lokomotif gerakan
Sumatera Selatan Berantas Gagap Hitung. Dengan kecerdasan dan kedisiplinan mereka tersebut
diharapkan SMAN Sumatera Selatan menjadi sekolah pertama di Sumatera Selatan yang
memiliki tingkat gagap hitung sebesar nol persen.
“Ketika pulang, kalian diharapkan dapat menularkan ilmu dan semangat berantas gagap hitung
kepada adik-adik kalian di kampung kalian masing-masing,” kata Amir Sutisna selaku kepala
Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Minat Baca Dinas Perpustakaan
Provinsi Sumatera Selatan.
Asesmen diikuti oleh 106 siswa dari kelas X, XI dan XII, dipimpin oleh Jauhari Efendi dari Ikatan
Alumni ITB Sumatera Selatan, dan disaksikan oleh sejumlah bapak dan ibu guru. Acara
berlangsung sekitar 1,5 jam penuh semangat, meski banyak siswa yang masih harus berjuang
membebaskan diri dari gagap hitung.#udi