Kolaborasi Dengan Sang putri, Einstein Sumsel Ciptakan Produk Atasi Penyakit Karet

129
H. Muslim Yunus bersama Azka Amalia ketika menjelaskan temuan di Tanjung Batu, OI.(BP/ist)

Palembang, BP- Menurunnya produksi karet di Sumatera Selatan. Ditenggarai disebab adanya penyakit gugur daun.

Sehingga banyak petani karet mengeluh dan resah. Lalu mengadu ke ahli karet Universitas Sriwijaya, Dr. Mirza Antoni untuk mencari solusi atasi penyakit tersebut.

Dr. Mirza Antoni selanjutnya berdiskusi bersama H. Muslim Yunus, Einstein pertanian Sumatera Selatan agar dicari akar masalah mengatasi penyakit gugur daun.

 “Jadi saya diminta oleh Pak Doktor Mirza agar dapat menyelesaikan kendala dan cara mengatasi penyakit gugur daun karet ini. Selanjutnya, saya sebagai kepala P4S Karya Tani Ogan Ilir. Diundang oleh FGD di Balai Penelitian Karet Sembawa Sumsel. Di sana saya mendengar bahwa penyakit gugur daun tersebut sebab sakitnya ada di daun karet. Saya pulang sambil bertanya apa iya penyakit tersebut berasal dari daun”, ujar H. Muslim Yunus ketika ditemui di Tanjung Batu, Ogan Ilir (OI), Senin  (16/9).

Inilah awal pembuktian H. Muslim Yunus yang hanya tamatan Kelas 3 SD. Namun punya puluhan Hak Paten sehingga dikenal sebagai Albert Einstein Pertanian tersebut untuk menemukan produk penyakit gugur daun pada karet. Sepulang dari FGD tersebut, H. Muslim Yunus mengajak anaknya, Azka Amalia, SP., M.Si. alumni S1 Agribisnis Unsri dan baru selesai S2 Agribisnis IPB Bogor. Selama berbulan-bulan, keduanya, dengan keras mengadakan berbagai ujicoba, meneliti di lapangan serta menguji laboratorium produk untuk mengatasi penyakit karet tersebut.

Baca Juga:  Satu Rumah Panggung di Plaju Terbakar

“Ketika diteliti awal, kami temukan hal berbeda dengan pendapat waktu FGD di Balai Penelitian Karet Sembawa. Bahwa serangan penyakit gugur daun merah justru berasal dari akar bukan di daun karet.  Asumsi awal kami berdua. Secara kodrati, setiap makhluk hidup tidak bisa kebal dari penyakit. Flora ini sama dengan manusia. Jadi, kalau dari perspektif medis, serangannya pasti dilakukan pada organ rentan dan paling penting serta mempengaruhi organ-organ lainnya. Organ paling penting karet itu akarnya”, kata  H. Muslim Yunus membuka awal temuannya.

“Memang betul, bahwa gejala awal penyakit gugur daun ini ditemukan di daun karet. Misalnya ditemukan bintik coklat pada daun muda. Yang selanjutnya berkembang menjadi bercak coklat tua kemerahan. Lalu, sebagian ranting karet mengering mati dan tajuk tanaman meranggas berkurang limapuluh persen. Selebihnya, produksi getah karet perlahan menurun sampai 45 persen lebih. Lama kelamaan daun akan terus memerah dan pohon karet akan kering dan mati. Jadi, saya dan bapak kemudian menemukan bahwa daun karet gugur tersebut. Hanya dampak dari sakit karet sesungguhnya yang awalnya bermula diakarnya. Lalu menjalar ke bagian lain”, tambah Azka Amalia yang mendalami karet di skripsi dan tesisnya.

Baca Juga:  Sumsel Belum Siap Terima Dana Desa

Muslim Yunus yang sangat paham dengan rekayasa genetik tumbuhan secara otodidak. Dibantu sang putri yang menggunakan pendekatan ilmiah. Mulai mengadakan percobaan produk yang dibuatnya berkali-kali pada karet yang kena sakit daun gugur.

“Produk yang saya buat bersama putri saya merupakan produk multifungsi. Pada intinya, produk ini untuk pembenahan tanah cair disekitar akar karet. Akar karet sangat rentan dengan serangan berbagai jamur seperti colletotrichum, corynespora, oidium, fusicoccum, pestalotiopsis, atau pun phytophthora yang dibawah oleh angin di sekitar akar karet. Oleh sebabnya, saya dan putri saya berkesimpulan serangan jamur tersebut harus dilawan dengan jamur patogen dalam membunuh jamur-jamur di atas yang merugikan karet”, jelas H. Muslim Yunus yang sangat fasih dalam nama dan rumus eksakta secara ilhami.

“Iya, memang pada pupuk biasa sudah ada tichoderma. Namun kadarnya masih kecil. Jika pemupukan tanpa mikoriza cendawan yang bersimbiosis dengan tumbuhan karet pada akar. Maka tidak bisa menyerap sekaligus mengatasi berbagai jamur merugikan di karet dengan baik. Jadi produk dalam mengatasi gugur daun ini, kami lakukan untuk membenahi tanah di sekitar akar karet. Produk karet yang saya ciptakan bersama bapak ini seperti vaksin pada manusia. Artinya penyakit gugur daun karet yang diserang pada bagian akar disediakan biologis lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan kekebalan adaftif pada karet terhadap infeksi jamur merugikan”, tutur sang putri, Azka Amalia, M.Si. secara akademis.

Baca Juga:  Disdik Palembang Perpanjang Belajar Daring Hingga Idul Fitri

 

Bagi H. Muslim Yunus produknya merupakan jaminan dalam mengatasi penyakit gugur daun yang dikeluhkan petani melalui Doktor Mirza Antoni. Produk ini aman bagi manusia. Setelah dilakukan pembenahan tanah di sekitar akar karet. Semprotan produk tersebut selama 7 jam setelah diobati akan mencapai 12 meter di sekitar akar karet. Dan produk pembenahan tanah cair ini akan menyebabkan karet mampu bertahan dan memiliki kekebalan jamur merugikan selama 3 bulan. Setelah disemprot ulang sehingga karet akan mendapat kekebalan selanjutnya.

“InsyaAllah ini sumbangsih terbaru saya dalam mengatasi keluhan petani untuk penyakit daun gugur karet. Namun produk ini belum bisa saya edarkan. Karena sekarang sedang didaftarkan Hak Patennya”, tutup H. Muslim Yunus didampingi putrinya di Tanjung Batu.#udi

 

Komentar Anda
Loading...