KPPD  Sebut Demokrasi Indonesia Sedang Tidak Baik-Baik Saja

26
Suasana acara Konsolidasi Media dalam Rangka Penguatan Pemberitaan Hasil Pemilu 2024 dilaksanakan Bawaslu RI dan Bawaslu Sumsel di Guns Cafe, Kamis (7/3).(BP/udi)

Palembang, BP- Walaupun secara formal pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan aman, lancar dan sukses namun secara kualitas ternyata pemilu 2024 ternyata menyisakan kondisi demokrasi  Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja.

Hal ini disebabkan banyaknya pelanggaran yang terjadi saat ini tidak diusut hingga tuntas.

Wakil Ketua Koalisi Pewarta Pemilu  dan  Demokrasi (KPPD) , Ya’kub Pryatama S.ikom mengakui memang demokrasi Indonesisa saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Dengan kondisi saat ini menurutnya pewarta  harus memaksimalkan kinerjanya  dengan memberikan informasi yang akurat , karena selebihnya masyarakat yang menilai.

Dan ketika masyarakat tidak bisa menerima  maka terjadilah pembiaran –pembiaran pelanggaran pemilu. Mau sekencang apapun nyatanya masih banyak yang tutup telinga di Indonesia.

“ Kita di lapangan sangat merasakan itu , alangkah baik penyelenggara pemilu selain mewadahi kita  kawan –kawan perwarta, dan teman-teman perwarta disini bisa buat koalisi pewarta pemilu  demokrasi seperti saya di Jakarta itu , kita bisa saling share sehingga tidak ada lagi hoaks diantara kita,” kata di  acara Konsolidasi Media dalam Rangka Penguatan Pemberitaan Hasil Pemilu 2024 dilaksanakan Bawaslu RI dan Bawaslu Sumsel, di Guns Cafe, Kamis (7/3).

Baca Juga:  ICMI Gagas Sarasehan Sosok Pemimpin Sumsel Berkualitas

Menurutnya kini seolah Indonesia memasuki zaman kegelapan lagi dengan melihat kondisi demokrasi saat ini.

“Khusus Bawaslu jika ada dugaan pelanggaran , kalau mengusut pelanggaran dodaerah mungkin kurang SDM atau kurang bukti tapi kalau  dinasional banyak pelanggarannya tapi kok  akhirnya di kaji-kaji enggak ada hasilnya sementara  berita ketutup  ketutup dengan pemberitaan lain , ini jadi dalam tanda kutip menurut saya jadi pembodohan bagi masyarakat, “ kata jurnalis Koran Media Indonesia ini.

Wartawan senior Sumsel, Wenny Ramdiastuti menilai memang pemilu kali ini dipersepsikan orang  sebagai pemilu yang tidak baik-baik saja.

Baca Juga:  BPK Deadline Laporan Keuangan Pemkot Palembang

“ Karena asumsi atau persepsi  bahwa pemilu kali ini dihasilkan dari hal hal terstruktur , sistimatis dn massive itu lekat di benak sebagian masyarakat, khususnya kaum kelas menengah yang sangat gadus di media sosial tetapi kelas menengah ini bahkan beberapa hari sebelum pencoblosan  ada film Dirty Vote ternyata tidak memengaruhi orang,” katanya.

Sebelumnya  kegiatan ini  dibuka oleh Kabiro Humas dan Hukum Bawaslu RI, Agung Bagus Gede Bayu Indra Atmaja, turut dihadiri oleh Kepala Kesekretariatan Bawaslu Sumsel, Rahmat Fauzi Mursalin.

Narasumber dari Koran Media Indonesia yang  juga Wakil Ketua Koalisi Pewarta Pemilu  dan  Demokrasi (KPPD) , Ya’kub Pryatama S.ikom, dan wartawan senior Sumsel, Wenny Ramdiastuti , juga ikut memberikan kontribusi dalam kegiatan ini.

Kepala Sekretariat Bawaslu Sumsel, Rahmat Fauzi Mursalin mengatakan, mudah mudahan kegiatan yang dilaksanakan ini menjalin silaturahmi. Sehingga tugas pengawasan pemilu ini berjalan lancar baik dari media dan Bawaslu.

Baca Juga:  Komisi II: Pedagang Terindikasi Ditunggangi

 

“Kegiatan ini dalam rangka penguatan pemberitaan hasil pemilu 2024. Tujuannya dalam rangka konsolidasi antara Bawaslu dan media massa. Peran serta aktif dalam tahapan pemilu,” ujarnya

“Sekarang pleno penghitungan suara sehingga dimonitor agar berjalan lancar. Peran media bisa mengawasi tahapan pemilu dengan baik. Menjadi pengawas pemilu disetiap tahapan pemilu ini hingga Pilkada,” tambahnya.

Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Agung Bagus Gede Bhayu Indra Atmaja menuturkan, kegiatan ini bertujuan agar masyarakat mendapat informasi seluas luasnya.” Pemberitaan yang dihasilkan lebih obyektif, berimbang. Melalui konsolidasi ini terjadi sinergi diharapkan dapat memberikan informasi yang berkualitas,” katanya.#udi

 

 

 

 

Komentar Anda
Loading...