Benny Arnas Bincangkan Masa Depan Literasi di Obelia

61

Benny Arnas (tengah) diapit Alha Muhsi, co-founder Obelia, dan istri di depan kedai buku, usai acara. (Ist)

JAKARTA, BP – Obelia, penerbit (di) Medan yang konsisten menerbitkan buku-buku penulis Sumatera Utara, menghadirkan Benny Arnas dalam Cakap Asyik, gelar wicara bersama Hasan al Banna yang dikemas santai, pada Jumat (29/9/2023) sore.

Acara yang memanfaatkan halaman Kede Obelia –begitu markas penerbit penjualan buku Obelia dinamai– dipadati peserta dari berbagai latar belakang, dari pencinta buku, seniman, hingga, tentu saja, pembaca.

Benny Arnas dengan jujur menyatakan bahwa Benny Institute, komunitas yang ia dirikan pada 2012, mulanya tidak menjadikan penerbitan buku sebagai sumber kas. “Namun, seiring waktu, saya menemukan, banyak sekali naskah dengan materi bagus yang rasanya mustahil dilirik (penerbit) Mayor,” katanya kemudian. “Sastra dan kebudayaan lokal adalah salah duanya,” lanjutnya.

Baca Juga:  Kebakaran di Jalan Temon Palembang, 9 Rumah Ludes Dilalap Api

Benar saja, sampai hari ini Benny Institute rutin menerbitkan buku-buku dengan materi —dan penulis— lokal. “Dahsyatnya, kami tak pernah merugi. Buku-buku terbitan kami,” terangnya. “Kalaupun tidak laris, tidak membuat kami nombok. Selalu ada pembaca lokal, khususnya mahasiswa, yang membutuhkan buku cerita rakyat, misalnya, untuk penelitian mereka.”

Alha Muhsi, co-founder Obelia, bercerita bagaimana susahnya mencari materi —dan penulis— lokal. “Kami mau saja,” katanya, “tapi materinya tidak ada,” tegasnya membuat gerr suasana.

Baca Juga:  IRT Tertipu Puluhan Juta, Modus  Janji Anaknya Diterima Jadi Anggota TNI 

Acara itu bergulir ke berbagai topik. Dari etos menulis Benny Arnas, Story by 5 alias menulis yang ia rilis, hingga cerita tentang lingkungan kreatif—termasuk film—di Medan dan Lubuklinggau.

Public Policy,” pungkas Benny, “kerap jadi tembok bagi sumber daya dan inovasi yang sudah kita upayakan.” Kemudian Benny mengajak pegiat literasi dan seniman untuk tetap mencoba membangun komunikasi dengan Pemda. “Coba dulu,” katanya. “Cocok, lanjut. Nggak, tinggalin,” lalu ia pun tertawa, dan tawa hadirin pun pecah.

Baca Juga:  Prima Salam Sebut Penyaluran PKH Tidak Merata Dikeluhkan Masyarakat Bawah

Tidak selamanya acara kesenian, termasuk dunia buku dan penerbitannya, menghasilkan luaran saat itu juga. Termasuk acara di Obelia beberapa hari yang lalu itu. Silaturahim dan kerja kebaikan kerap sekali punya cara kerjanya sendiri. Kalau ada yang bertanya, di mana kejutan gemar berkeliaran: tempat ilmu pengetahuan ditulis dan disiarkan adalah salah satunya. #

Komentar Anda
Loading...