Haul KH Ahmad Malik Tadjudin, Perjuangan Ulama Sekaligus Tokoh Pendidikan di Palembang Dihadiri Berbagai Kalangan 

94
Suasana Haul  ke-23 K.H. Ahmad Malik Tadjuddin sekaligus Tasyakuran aqiqah Kayshila Azkadina Binti Muhammad Yuliansyah yakni Cucu dari Ir.Ahmad Dailami/cicit dari K.H. Ahmad Malik Tadjuddin, Minggu (27/8) di kediaman pribadi  Ir Ahmad Dailami di Jalan  KH Faqih Usman Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu (SU)-1, Palembang.(BP/udi)

Palembang, BP- Sosok K.H Ahmad Malik Tadjudin yang merupakan salah satu tokoh Nahdatul Ulama (NU) Kota Palembang yang merupakan pendiri Sekolah Yayasan NU di Palembang memiliki jasa membangun dunia Islam dan pendidikan di Palembang .

Untuk memperingati hari wafatnya di gelar Haul  ke-23 K.H. Ahmad Malik Tadjuddin sekaligus Tasyakuran aqiqah Kayshila Azkadina Binti Muhammad Yuliansyah yakni Cucu dari Ir.Ahmad Dailami/cicit dari K.H. Ahmad Malik Tadjuddin, Minggu (27/8) di kediaman pribadi  Ir Ahmad Dailami di Jalan  KH Faqih Usman Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu (SU)-1, Palembang.

Haul yang di hadiri para alim ulama, tokoh agama seperti Mal An Abdullah, tokoh masyarakat seperti Datuk Ramli Sutanegara , Ketua Yayasan Masjid Agung Palembang Ir Kgs H Abdul Rozak, MSc , Bendahara PWNU Sumsel, Hernoe Roesprijadji, Bupati Pali  yang juga juga Ketua ICMI Sumsel  Dr. Ir. H. Heri Amalindo, MM, perwakilan Kesultanan Palembang Darussalam R.M.Rasyid Tohir, Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, , Pangeran Surya Kemas A. R, Pangeran Muhammad Mustofa. dan diisi dengan tausiyah oleh Ustadz Muhammad Solihin,S.Ag.

Sedangkan  putra sulung almarhum K,H Ahmad  Malik Tadjudin, Ir Ahmad Dailami, MT mengaku bersyukur semasa hidup ayahandanya di kenal sebagai sosok ulama sekaligus guru.

Baca Juga:  Adu Hebat Kekuatan Asia Tenggara Vietnam vs Thailand, Ini Prediksinya

Menurut Dailami, banyak di antara murid beliau yang saat ini menjadi ulama dan kyai terkemuka, termasuk mantan Ketua MK Prof Jimly Assidqie yang pernah bersekolah di Ma’had Islamy sekolah yang di dirikan ayahnya selain Sekolah NU.

“ Biasanya haulnya di sekolah dan terbuka untuk umum, karena dialihkan ke rumah mengingat ada acara tasyakuran aqiqah cucu maka sepakat mengadakan haul di rumah,” katanya.

Menurut Dailami ayahnya K.H Ahmad Malik Tadjudin menjadi panutan warga sekitar termasuk dai-dai muda yang sudah terkenal saat ini mulai dari Taufik Hasnuri dan lain-lain.

Sedangkan Heri Amalindo mengatakan, dia bersyukur hari ini Haul ke-23 K.H. Ahmad Malik Tadjuddin.

“Beliau K.H. Ahmad Malik Tadjuddin adalah Kiyai dan ayahanda kita. Kami hadir kesini karena mendapat undangan dari Kakanda Ahmad Dailami. Beliau adalah senior kami di Fakultas Tekni Unsri dan kami diundang. Karena kami diundang dan kebetulan hari ini jadwal sedang kosong, jadi saya datang kesini,” katanya.

Baca Juga:  Muskercab I PCNU  Segera Di Gelar , Ini Yang Akan Dibahas di Program Strategis di Kota Palembang

Lebih lanjut Heri Amalindo menuturkan, K.H. Ahmad Malik Tadjuddin adalah Kiyai  yang lahir di tahun 1918. Beliau mendirikan Nahdlatul Ulama, dan beliau mendirikan sekolah  agama dan memberikan ceramah-ceramah dan majelis-majelis. Artinya yang dijalani beliau di bidang pendidikan itu sangat fokus.

 

“Apalagi di zaman Belanda beliau sempat ditahan. Tapi beliau tetap semangat terus menyebarkan pendidikan agama. Jadi walaupun sempat ditahan tapi semangat beliau tidak pernah pudar. Beliau tetap terus mengajarkan pendidikan, itu menunjukkan bahwa beliau pintar, baik dan berakhlak,” katanya.

 

“Alhamdulillah semangat beliau tetap membara walaupun ditahan Belanda. Beliau tetap meneruskan dan menyebarkan pendidikan agama. Sampai pada tahun 1959, beliau membuat Madrasah Ibtidaiyah, dan  terus berkembang sampai sekarang, dan anaknya meneruskannya lagi sehingga ada SMP NU, SMAN NU. Jadi  K.H. Ahmad Malik Tadjuddin mengajarkan kalau pendidikan itu sangat penting. Bahkan Nabi Muhammad juga mengajarkan belajar, yakni Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China,” katanya.

Selain itu, sambung Heri Amalindo, ulama sangat berperan dalam kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca Juga:  Sosialisasikan  Pilkada di Kota Palembang, KPU Palembang dan Kobar 9 Gelar Dul Muluk

“Bangsa Indonesia ada atas ridho Allah SWT dan ridho para ulama. Ulama ini yang menggerakkan perjuangan kita. Sebagai contoh dulu para pejuang menggunakan   bambu runcing melawan penjajah, itu fisabilillah. Kalau menggunakan akal di Surabaya itu tidak mungkin kita menang musuh menggunakan pesawat terbang, bom, peluru tapi berkat para ulama memberikan semangat perjuangan membela bangsa dan tanah air Indonesia menjadi fisabilillah yakni hidup atau mati,” katanya.

“Itu perjuangan para ulama yang membakar semangat bangsa kita sehingga merdeka. Perlu diingat kemerdekaan Indonesia ini bukan diberi tapi direbut dari penjajah. Kalau bangsa lain seperti Malaysia, Australia itu diberi. Kalau Indonesia direbut dengan bldarah dan nyawa. Oleh sebab itu para generasi penerus harus menjaga persatuan dan kesatuan, jangan mudah dipecah belah.  Itulah perjuangan mereka para ulama ini menjadi amal jariyah. Tugas kita sekarang adalah mengisi kemerdekaan ini dengan sebaik baiknya,” kata Bakal Calon Gubernur Sumsel ini.#udi

Komentar Anda
Loading...