Realisasi Belanja Kabupaten Kota di Sumsel di Bawah 50 Persen

41
Syamsul Bahri (BP/DUDY OSKANDAR)

Palembang, BP- Realisasi belanja sejumlah pemerintah daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) masih tergolong rendah. Hingga September 2021, realisasi belanja daerah masih di bawah 50 persen. Contohnya di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) yakni masih 37,74 persen.

 

Anggota Badan Anggaran DPRD Sumsel Syamsul Bahri menilai rendahnya realisasi belanja kabupaten kota di Sumsel lantaran kondisi saat ini sedang tidak normal akibat pandemi Covid-19, keselamatan tender dan semuanya perlu di antisipasi.

 

“ Wajar saja, cuma aku yakin sampai desember nanti tuntas semua, kecuali ada masalah , tinggal kembalikan uangnya , jadi silpa nanti,” katanya, Kamis (4/11).

 

Menurut politisi partai Nasdem ini, perkembangan akan terlihat di desember 2021 dan menurutnya tidak perlu ada yang perlu di khawatirkan.

Baca Juga:  Nurmala Dewi Gantikan Posisi Menantu Gubernur Sumsel di DPRD Sumsel

 

Sedangkan Gubernur Sumsel H Herman Deru mengatakan,  hal tersebut itu adalah penyakit tahunan yang sudah biasa, semua itu butuh proses untuk mencapai 100 persen.

 

“Biasa, ini penyakit tahunan, biasanya pihak ketiga nanti akan menagihnya sambil proyeknya berjalan mengurus administrasi sambil menagih, banyak butuh pemeriksaan saat (PHO) itu butuh proses adminitrasi,” kata Deru, Kamis (4/11).

 

Menurut Deru, belum tercapainya realisasi belanja daerah di Sumsel tersebut, ada keterkaitannya juga dengan proyek yang memang masih berjalan.

 

“Karena diawali dengan peraturan tander atau lelang yang memang panjang tatanannya,” katanya.

 

Sementara itu, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sumsel, Lyidia Kurniawati Christyana mengatakan, salah satu kunci pemulihan ekonomi ini adalah belanja pemerintah. Untuk itu, ia mendorong pemda agar bisa segera merealisasikan belanja. Terutama untuk barang dan jasa.

Baca Juga:  Rizal Kenedy Minta OPD Tidak Diwakili Saat Pembahasan Anggaran

 

“Kunci pemulihan ekonomi adalah belanja pemerintah,” terangnya.

Dari data yang disampaikannya, ada delapan daerah yang realisasi belanjanya masih dibawah 50 persen. Secara total, dikatakan Lyidia, realisasi pendapatan APBD Pemda di Sumsel masih lebih tinggi ketimbang realisasi belanjanya. Total pendapatan mencapai Rp25,3 triliun. Menurutnya, kondisi itu harus mendapat perhatian dari pemda masing-masing.

 

Mengingat tahun anggaran tinggal menyisakan dua bulan lagi, November dan Desember.

 

“Sementara untuk total realisasi belanja hanya mencapai Rp21,59 triliun. Bisa dikatakan masih banyak dana yang mengendap di kas daerah yang belum tersalurkan, perlu segera melakukan percepatan serapan, sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya.

Baca Juga:  Sindir Luhut, Fahri Hamzah: Virus Itu Ada di Buku IPA Bukan IPS

 

Berikut nama daerah di Sumsel yang masih realisasinya di bawah 50 persen  yakni,

 

Kota Palembang 49,19 persen, Lubuklinggau 41,38 persen, Empat Lawang 46,15 persen, Pali 45,60 persen, Banyuasin 45,56 persen, Lahat 43,94 persen dan Ogan Ilir 43,54 persen. Paling rendah, realisasi belanja di Pemkab Musi Rawas Utara (Muratara) 37,74 persen. Tertinggi, serapan belanja di Pemkab Muba yang mencapai 78,69 persen, OKU Selatan 60,61 persen, OKU Timur 55,88 persen, Mura 53,55 persen dan Pagaralam 52,11 persen. Selanjutnya Pemkab OKU 51,05 persen, Muara Enim 51 persen dan OKI 50,92 persen. Sedangkan Pemprov Sumsel sudah diatas 50 persen, yakni 50,23 persen.#osk

Komentar Anda
Loading...