Palembang Miliki Alquran Tertua, Bukti Sejak Dulu Peradaban Palembang Sudah Maju

124
BP/DUDY OSKANDAR
Suasana seminar sehari dan peringatan haul Syaikh Abdus Samad Al-Palimbani dan ulama-ulama Palembang di Hotel Azza di Jalan Kapten Anwar Sastro, Palembang, Kamis (18/7)

Palembang, BP
MUSHAF  Alquran yang ada di Indonesia memiliki akar sejarah panjang dari zaman dulu. Mulai dari Aquran tulis tangan yang banyak tersebar di Indonesia dan jumlahnya ribuan, Alquran cetakan typografi dan litografi, hingga mushaf cetakan modern. Bahkan, Alquran Palembang ini diduga merupakan Aquran cetak tertua di Asia Tenggara, bahkan salah satu Alquran cetak tertua di dunia.

Dimana pada abad ke 19 M, seorang ulama Palembang pernah mencetak mushaf Alquran, tepatnya pada tahun 1848. Ini jauh sebelum Alquran cetakan Singapura, India, dan Turki masuk ke Indonesia.
Catatan pada mushaf tersebut menyebutkan bahwa Alquran tersebut dicetak pada 20 Agustus 1848. “Khottot (penulis) Alquran ini adalah Haji Muhammad Azhari bin Kemas Haji Abdullah di Kampung Tiga Ulu Palembang.

Alquran Palembang ini mengalami revisi lantaran mengalami penambahan halaman karena ada sejumlah perbaikan diantaranya mengenai keterangan tajwid dal lain lain sehingga halaman lebih tebal pada tahun 1854, lalu disebarkan ke negeri-negeri muslim di Nusantara saat itu.
Pemateri Kms H Andi Syarifuddin Sag mengatakan, Alquran yang dicetak pada 20 Agustus 1848. “Khottot (penulis) Alquran ini adalah Haji Muhammad Azhari bin Kemas Haji Abdullah di Kampung Tiga Ulu Palembang diyakini sebagai Al Quran cetakan Palembang tertua dan belum ada ditemukan sebelum itu tahun 1848.
“Artinya peradaban Palembang waktu itu sudah maju dapat mencetak Al Quran dan mencetak sendiri dan menulis sendiri oleh penulisnya dan bukti fisik Al Qurannya ada yang selama ini tersimpan oleh zuriatnya ,” kata imam Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo, Palembang ini.
Sedangkan Direktur PPs UIN Raden Fatah Palembang Prof Dr Duski Ibrahim melihat tradisi ulama-ulama Palembang yang bukan hanya sekadar berceramah juga rajin menulis lalu dicetak di sebarkan ke berbagai kalangan.
“ Ulama –ulama Palembang inilah di nusantara bahkan di Asia Tenggara ini pertama kali mencetak Al Quran, sebelumnya belum ada, paling dulu di tulis tangan, kemudian hapalan, kekuatan ulama-ulama dulu khan hapalan,” katanya.
Sedangkan , Zuriat Haji Muhammad Azhari bin Kemas Haji Abdullah, Kemas H Azhari Ilyas sempat memperlihatkan dan menjelaskan asal usul Mushaf Alquran yang di cetak sejak tahun 1270 Hijriah.
“Hal yang menarik dari Alquran ini, dibuat dengan Khot (tulisan) tangan pada tahun 1270 Hijriah, dan bertahan sampai sekarang 170 tahun,” katanya.
Alquran tersebut di tulis tangan oleh Alfatir alhaqir almu’tarof bidzaini wat tafdhir Kemas Haji Muhammad Azhari bin Kms Haji Abdullah bin Kms Haji Ahmad bin Kms aji Abdullah bin Mas Nuruddin bin Mas Syahid bin Syaikh Dzakfar Sidiiq.
Azhari menjelaskan, betapa sulit mereka zaman dulu ketika hendak mengerjakan Alquran tulis tangan ini.
Dalam satu hari hanya mampu menyelesaikan satu lembar saja, sedangkan total seluruhnya terdiri 611 lembar halaman. Alquran yang jadi bukti sejarah ini tidak akan di perjual belikan dan akan terus dijaga secara turun temurun.
“Pertama kali dari kakek kami, Kemas Muhammad Toyib bin Kemas Ahmad Azhari,” katanya.
Menurutnya, Alquran tersebut tidak hanya disimpan tetapi dibaca juga seperti halnya pada saat bulan Ramadhan yang lalu.
Tidak ada tips maupun trik khusus dalam merawat dan menjaga Alquran itu hingga sekarang. Hanya saja ia terus mengamalkan pesan ayahnya.
“Dulu ada pesan dari ayah kami, katanya selesai dibaca kembalikan pada tempatnya serta dirapikan lagi,” katanya.
Bahan untuk membuat Alquran tersebut, berasal dari kulit hewan dan kertas impor dari Eropa.
Tak hanya masa bertahan hingga ratusan tahun yang membuat Al-Quran itu menarik, tetapi terlihat dari lembaran demi lembaran.
Saat disinari oleh cahaya sinar maka nampak tulisan yang terlihat jelas dalam setiap lembaran.
“Ada juga Watermark, bisa dilihat tulisannya ketika disinari cahaya, ini contohnya Propatria,” katanya saat melihatkan Alquran yang terdapat Watermark.
Menurutnya, Al-Quran tersebut dapat terus terjaga dan terus diamalkan sampai kapanpun.#osk

Komentar Anda
Loading...