Akbar Alfaro-Hernoe Dan Sarimuda-Rozak Menonjol Dalam Debat Pilwako Palembang

27
BP/DUDY OSKANDAR
Suasana debat kandidat walikota dan wakil walikota Palembang, Jumat (22/6) malam.

Palembang, BP

Pasangan calon Wali Kota Palembang-Wakil Wali Kota Palembang, Akbar Alfaro dan Hernoe, serta paslon Sarimuda-Rozak dinilai lebih menonjol dalam debat kandidat walikota dan wakil walikota Palembang, Jumat (22/6) malam.
Hal itu dikatakan Pengamat politik, Bagindo Togar Butar-butar kepada wartawan, sabtu (23/6/2018). Menurut dia, dalam komunikasi politik sepertinya Akbar Alfaro terlihat menonjol dan kuat dalam aksen, intonasi, dan power suara saat menyampaikan paparan programnya.
“Mengejutkan memang, seorang Akbar Alfaro yang praktis merupakan paslon paling muda dan minim pengalaman di bidang pemerintahan mampu menyampaikan pesan-pesan tentang program-program nya dalam nada suara yang tegas, lantang danlugas serta tidak terlihat membaca,” katanya, Sabtu (23/6).
Menurut Bagindo, sebaliknya paslon Sarimuda-Rozak walaupun tidak terlalu menonjol dalam cara penyampaian tapi berhasil menyampaikan pesan-pesannya secara lebih lengkap dalam acara debat ini.
Sarimuda-Rozak mampu memanfaatkan waktu yang tersedia dalam acara debat ini untuk menyampaikan visi dan misi nya secara lebih konkrit dan terlebaorasi dengan baik.
“Paslon ini tidak hanya sekedar menyampaikan tentang visi Palembang Gemilang Darusalam yang ditunjukkan dengan infraastruktur yang baik,” katanya.
Namun, kata Bagindo, paslon nomor urut 1 yang juga merupakan petahana, walaupun telah mengawali penampilannya dengan baik, namun terlihat agak sedikit keketeteran pada segmen berikutnya. Bahkan ada kesan petahana membiarkan dirinya menjadi sasaran tembak dari paslon lawan.
“Fitrianti Agustinda, berkali-kali mencoba memberi tambahan penjelasan namun waktunya sering terlewat,” katanya .
Namun yang patut di sesalkan, ungkap Bagindo, paslon 4, H Mularis Djahri dan Syaidina Ali terlihat tidak siap dalam materi. Penjelasan yang diberikan berputar-putar dan mengulang, yang mengakibatkan konten pesan yang ingin disampaikan menjadi tak jelas. Belum lagi beberapa kali paslon nomor urut 4 terlihat keliru dalam memahami konsep yang diajukan penanya.
“Seperti tentang indikator IPM yang ditanyakan paslon nomor urut 1 yang dijawab dengan penjelasan berulang tentang ASN oleh paslon nomur urut 4. Juga jawaban Syaidina Ali paslon nomor urut 4 yang menyebutkan bahwa taxi online termasuk moda transportasi massal menunjukkan kegamangan paslon ini dalam menghadapi acara debat ini. Boleh jadi menunjukkan kurangnya persiapan,” katanya.
Kompetisi Wali Kota-Wakil Wali Kota Palembang dalam perdebatan tersebut harusnya lebih seru, menampilkan drama dan retorika yang berisikan program kerja realistis, serta janji yang rasional dan terjangkau masyarakat.
“Karakteristik perkotaan yang ditandai dengan para pemilih yang rasional dan realtif memiliki tingkat pendidikan lebih memadai seyogyanya menyediakan akses yang luas terhadap visi, misi dan program yang akan diusung oleh para paslon,” katanya.
Debat kandidat juga, seyogyanya merupakan media yang efektif untuk memberi informasi luas pada masyarakat, terutama pemilih rasional yang menantikan visi, misi dan program-program unggulan.#osk

Komentar Anda
Loading...