Menristek Dikti Sebut Dosen Harus Lakukan Riset
Palembang, BP– Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) mewanti-wanti kepada semua Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta meningkatkan kualitas riset ilmiahnya untuk masuk ke jurnal Internasional. Apalagi, pesatnya era globalisasi dan persaingan Perguruan Tinggi belakangan ini membuat lampu kuning bagi Perguruan Tinggi.
Pasalnya, kualitas SDM yang meliputi dosen dan perangkat lain jika tak berkualitas dan minim riset maka akan berdampak pada kualitas lulusan. Sehingga riset dosen yang dipublikasikan ke jurnal Internasional juga akan membantu Perguruan Tinggi yang menaunginya.
“Kita sangat jauh tertinggal, apalagi riset kita jauh dibawah Thailand. Kami memghimbau agar Perguruan Tinggi meningkatkan riset,”ujar Menristek-Dikti Mohammad Nasir disela-sela menjadi narasumber Dialog Nasional ke VI di Palembang Sport Convention Center (PSCC) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Asmadi, Senin (12/2).
Terlebih lanjut Nasir, bahwa dari semua Perguruan Tinggi di Indonesia hanya ada tiga yang masuk dalam 100 Perguruan Tinggi Paling Top di dunia. Ketiganya adalah Universitas Indonesia (UI), Institute Teknik Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Dan semua berkaitan dengan kualitas mutu, makanya kita mendorong riset dan menata elemen yang ada di Perguruan Tinggi untuk memiliki daya saing global,”terangnya.
Lanjut dia, bahwa itulah kemudian ia mengagas bahwa masuknya Perguruan Tinggi Asing menjadi tantangan bagi para Perguruan Tinggi Swasta untuk bersaing dalam hal kualitasnya.
“Sehingga kita tidak perlu lulusan SMA kuliah diluar negeri cukup adanya kampus Perguruan Tinggi Asing masuk di Indonesia,”terangnya.
Menristekdikti juga menaruh harapan khusus agar perguruan tinggi dapat berkembang lebih baik lagi melalui tata kelola dan manajemen perguruan tinggi yang efisien dan kreatif.
Pemberian kewenangan otonomi yang Iebih luas dalam pengelolaan PTN juga diharapkan tetjadi peningkatan yang signifikan sehingga Perguruan Tinggi memiliki peran nyata yang langsung dirasakan dalam kehidupan barbangsa dan bernegara.
Senada dengan itu dikatakan Koordinator Kepertis Wilayah II Prof Dr Slamet Widodo bahwa dal dialog nasional ini setidaknya diikuti lebih kurang 4800 mahasiswa dengan 500 dosen pendamping dari 78 Perguman Tinggi baik negeri maupun swasta yang berada di wilayah Sumatera Selatan.
“Dialog ini membahas keberhasilan program kerja Kemenristekdikti yang telah dilaksanakan maupun yang masih berlangsung terutama menyangkut mutu pendidikan, kiat menghadapi revolusi industri, hingga teknis bagaimana meningkatkan kompetensi lulusan dibahas secara detail dengan harapan terciptanya sinergi juga soal percepatan Palembang dengan dibangunnya kereta cepat Liga Raih Transit,”pungkasnya. #sug