Geser PSMS dari Puncak Klasemen Grup A, SFC ke Perempatfinal
Palembang, BP–Sriwijaya FC mengamankan tiket perempatfinal Piala Presiden 2018 setelah mengalahkan PSMS Medan dengan skor 2-0 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jumat (26/1/) sore. Raihan tiga poin membuat SFC menggeser PSMS dari puncak klasemen Grup A.
SFC berhasil menyudahi babak penyisihan Grup A dengan perolehan enam poin dengan selisih empat gol. Sementara PSMS tetap mengantungi enam poin tapi selisih satu gol.
Pada turnamen ini, hanya juara grup dari lima grup yang otomatis lolos ke babak delapan besar. Tiga tempat lainnya akan diambil runner-up terbaik.
SFC unggul lewat gol bunuh diri Samuel Sibatuara yang gagal mengantisipasi tendangan sepak pojok di menit 53. Sementara gol kedua SFC dicetak Makan Konate dari titik putih menit ke-75.
Usai pertandingan, Pelatih SFC Rahmad Darmawan menuturkan, kemenangan tersebut diraih dengan susah payah. Babak pertama, anak asuhnya coba terus menekan. Serangan demi serangan dilancarkan untuk membongkar pertahanan lawan. Namun tidak mudah karena PSMS bermain disiplin. Alberto Goncalves dan kawan-kawan kesulitan karena pressing ketat yang dilakukan anak asuh Djajang Nurjaman.
“Hari ini PSMS Medan bermain di luar ekspektasi saya. Mereka tidak menunggu kita tapi langsung melakukan pressing. Pemain kita sempat harus beradaptasi dengan taktik mereka di awal permainan. Syukurlah bisa menang,” kata RD.
Di babak kedua, PSMS mulai kehabisan stamina. Hal ini dimanfaatkan oleh kubu SFC. Skuad Laskar Wong Kito lebih leluasa melancarkan serangan.
“Saya puji cara PSMS Medan bermain dengan terus memberikan tekanan,” ucapnya.
RD pun memuji kerja keras anak asuhnya yang bisa menampilkan permainan terbaik. Walaupun ia menilai masih ada kekurangan yang harus dibenahi.
“Saya apresiasi pemain karena telah memberikan semuanya, walaupun belum optimal. Tapi paling tidak cara bermain dan prosesnya sudah baik,” ujarnya.
Ia melihat progres positif dari setiap pertandingan yang dilakoni tim besutannya. RD percaya performa SFC akan terus meningkat.
Pelatih PSMS Djadjang Nurdjaman menilai pantas timnya kalah karena tidak bisa mengembangkan permainan. “Kami gagal mengembangkan permainan khas Medan. Gaya rap-rap tidak muncul. Itu fakta di lapangan,” kata Djadjang Nurdjaman.
Selain itu, Djanur juga menyoroti kemampuan fisik para pemainnya. Antoni Putro Nugroho dan kawan-kawan seperti tidak ada apa-apanya dibandingkan laga pertama dan kedua.
“Fisik para pemain tampak turun. Mungkin karena pengaruh bermain sore. Sebelumnya kami dua kali bermain malam hari,” tutur Djanur.
SFC yang membutuhkan kemenangan lebih banyak menguasai bola di awal-awal babak pertama. Namun belum ada peluang berbahaya yang diciptakan Laskar Wong Kito. Justru PSMS mampu mengancam lebih dulu lewat Urikhob. Beruntung tendangannya masih bisa diamankan oleh Teja Paku Alam.
Usai peluang Urikhob, barulah SFC bisa mengancam gawang PSMS. Pergerakan Dzhalilov di sisi kanan pertahanan PSMS sangat berbahaya. Dzhalilov mampu melepaskan tendangan keras ke arah gawang. Namun tendangannya bisa digagalkan Dhika Bayangkara. Tak lama sebuah umpan berbahaya diberikan ke kotak penalti PSMS, namun tak ada pemain Sriwijaya yang mampu menyambar umpan tersebut.
Memasuki menit ke-14 SFC kembali mengancam gawang PSMS. Tendangan keras Marckho Sandy memaksa Dhika Bayangkara harus terbang mengamankan gawang. Dhika Bayangkara juga kembali harus berjibaku mengamankan gawang PSMS dari peluang SFC melalui tendangan bebas.
Erwin hampir saja membuat PSMS Medan unggul di menit ke-25, tendangannya dari jarak dekat masih bisa dimentahkan Teja Paku Alam. Kedua tim saling bergantian menyerang setelah itu. Namun hingga water break skor masih tak berubah 0-0.
PSMS dengan permainan cantik mengurung pertahanan SFC usai water break.
Sayang bola hanya berhasil dikirim ke kotak penalti namun tak berhasil dikonversi menjadi gol. Saat memasuki injury time, Makan Konate mendapatkan peluang emas. Ia melepaskan tendangan ke arah gawang, sayang Dhika Bayangkara masih sigap dan menepis bola dan hanya menghasilkan sepak pojok. Sepak pojok juga belum bisa dimaksimalkan oleh SFC sehingga babak pertama ditutup dengan skor 0-0.
Babak kedua, SFC dan PSMS Medan kembali saling serang. Setelah beberapa kali mencoba dan gagal, akhirnya SFC mampu memecah kebuntuan di menit ke-53. Lewat sebuah skema sepak pojok SFC berhasil memimpin 0-1. Sepak pojok yang diambil oleh Adam Alis diarahkan ke tiang jauh. Bermaksud membuang bola Samuel Sibatuara malah menceploskan bola ke gawang sendiri.
Usai kebobolan, PSMS balik menyerang. Lewat sebuah tendangan bebas, bola yang sampai ke kotak penalti disundul ke arah gawang. Namun Teja Paku Alam dengan sigap mengamankan bola. Dzhalilov mempertontonkan skill individunya di menit ke-63. Ia berlari membawa bola dan telah melewati pemain terakhir PSMS di kotak penalti. Sayang tendangan mendatar yang ia lepaskan tipis saja melebar di samping gawang Dhika Bayangkara.
PSMS tak ingin terus ditekan lewat pemain yang baru dimasukkan di babak kedua, Ayam Kinantan mengancam. N’Guessan mendapat bola hasil umpan lambung dan merangsek ke kotak penalti. Namun ia gagal menciptakan gol. Jelang water break sebuah insiden terjadi di kotak penalti PSMS.
Dzhalilov dijatuhkan Lobo dan wasit menunjuk titik putih. Makan Konate yang menjadi algojo masih mendapat sambutan dari para bobotoh di Stadion GBLA. Tapi dengan tenang Konate mengecoh penjaga gawang dan mengubah skor menjadi 0-2.
Kedua tim masih terus berusaha untuk mencetak gol di waktu tersisa. Namun hingga peluit panjang dibunyikan, skor masih tak berubah 2-0 untuk kemenangan SFC. #zal