Mahasiswa Korban BEI Ambruk Dipulangkan ke Palembang
Palembang, BP–Pihak Universitas Bina Darma (UBD) Palembang telah memulangkan 40 mahasiswanya ke Palembang usai insiden robohnya selasar Tower Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (15/1). Mereka diterbangkan dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.
“Ya, ada 40 mahasiswa hari ini (kemarin-red) kita pulangkan. Sisanya masih menjalani perawatan di rumah sakit di Jakarta,” ujar Kabid Humas Universitas Bina Darma Palembang Rakhmawati, Selasa (15/1)
Ditambahkannya, rata-rata yang pulang hari ini adalah mereka yang tidak menjadi korban dari robohnya Gedung BEI Jakarta, tapi ada di sekitar lokasi dan hanya mengalami luka-luka ringan.
“Kita masih menunggu instruksi dokter di rumah sakit yang merawat mahasiswa untuk pulang. Satu sampai dua hari ini mudah-mudahan berangsur pulih,” tukasnya.
Ida, bibi dari Ayu Rika Rakhmawati, mahasiswa UBD Palembang, mengatakan keponakannya masih dirawat di RS Siloam Jakarta. Ia berharap pihak kampus bertanggung jawab dari pengobatan hingga pemulihan di rumah.
“Saya sudah telepon Rika. Saya kasihan sekali. Dia itu anak yatim. Lukanya di dahi sudah dioperasi dan ada juga bagian lutut yang luka. Kami berharap pihak kampus bertanggung jawab sampai saat pulang memerlukan perawatan,” terang Ida.
Menurut Ida, keponakannya itu tadinya tidak ingin ikut dalam kunjungan industri, karena alasan keuangan. Namun, karena ini hal penting dalam proses perkuliahan, akhirnya ia ikut.
“Saya kaget dan langsung datang ke kampus mau memastikan keadaanya. Baru hari ini (kemarin-red) bisa komunikasi telepon dengan Rika,” jelasnya.
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merilis hasil laporan sementara terhadap kegagalan bangunan gedung tower II Gedung Bursa Efek Indonesia yang terjadi pada Senin, 15 Januari 2018. Kegagalan bangunan di Gedung BEI tersebut menyebabkan 72 orang mengalami luka-luka.
Dari hasil investigasi, Kementerian PUPR menyimpulkan dugaan sementara yakni beban yang terkonsentrasi di satu titik selasar menyebabkan salah satu penggantung terlepas, sehingga memicu penggantung lainnya terlepas. Selain itu, beban yang ada pada saat peristiwa tidak mampu dipikul oleh tumpuan pada dinding vertikal, sehingga memicu kegagalan bangunan.
Dugaan kegagalan bangunan gedung pada selasar mezzanine Lobi Gedung BEI terjadi karena: (a) sling putus, (b) penjepit sling terlepas, (c) baut tidak kencang, (d) baut patah, (e) penurunan kekuatan sling, baut, atau penjepit akibat korosi, (f) robeknya pertemuan baja dengan beton kolom dan/atau balok.
Investigasi tersebut dikembangkan melalui data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan visual, serta analisis terhadap foto dan video CCTV yang beredar. Selain melakukan observasi selama tiga jam di lokasi kejadian, tim juga melakukan wawancara dengan pengelola Gedung BEI serta narasumber yang mengaku sebagai anggota Real Estat Indonesia (REI).
Selanjutnya, tim akan melakukan tindakan lebih lanjut terhadap kegagalan bangunan BEI ini. Tim akan mengamati lebih dekat, terutama pada area yang diperkirakan sebagai titik pemicu kegagalan bangunan.
Selain itu, kajian lebih lanjut akan dilakukan terhadap dokumen pembangunan gedung. Tim juga berencana akan melakukan simulasi rekonstruksi pembebanan untuk menilai kemampuan struktur dalam memikul beban yang terjadi.
Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyampaikan, ada tahapan penyelidikan kasus ambruknya balkon Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). Di dalamnya juga terdapat pengembangan ada tidaknya unsur pidana atas kejadian itu.
“Kalau memenuhi (unsur pidana) ya kita masukkan ke dalam kasus pidana,” tutur Setyo.
Menurut Setyo, tahapan pidana masih cukup jauh dan terlalu dini disimpulkan. Pastinya, tim Puslabfor Polri masih penyelidikan dan mengumpulkan data yang dibutuhkan.
“Itu kan mengumpulkan semua bahan keterangan. Setelah itu kita cek apa memenuhi unsur pidana,” jelas dia.
Yang dimaksud unsur pidana tentunya terkait kelalaian pengelola gedung terhadap pemeliharaan fasilitas secara berkala. Dokumentasi tersebut juga akan diminta oleh tim dan diuji untuk menyimpulkan penyebab ambruknya baklon Gedung BEI.
“Nanti kita lihat (lalai atau tidak). Kita belum bisa memastikan seperti itu. Terlalu sumir kalau mengatakan itu (sekarang),” Setyo menandaskan.
Periksa 10 Saksi
Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya memeriksa sepuluh saksi terkait ambrolnya selasar gedung Bursa Efek Indonesia. Pemeriksaan dilakukan sejak pukul 10.00 kemarin.
“Telah dilakukan pemeriksaan saksi-saksi. Kegiatan masih berlangsung sampai sekarang,” ujar Setyo.
Sepuluh saksi tersebut terdiri dari mahasiswi, sekuriti, teman korban dan pegawai yang bekerja di gedung BEI. Penyidik ingin menggali kronologis ambrolnya selasar BEI dari keterangan para saksi yang mengalami sendiri kejadian tersebut.
“Nanti dikroscek dari fakta di lapangan, olah TKP, dan hasil saksi-saksi,” kata Setyo.
Selain memeriksa saksi, tim juga masih berada di gedung BEI untuk melakukan olah tempat kejadian perkara. Polisi juga masih mengamankan sekitar lokasi dan beberapa area ditutup garis polisi.
Setyo memastikan, Tower 2 BEI masih aman dipakai beraktivitas. “Dari Polri tidak menghalangi, tapi kembalikan kepada para tenant, kantor yang ada di situ apakah mereka kerja apa tidak,” kata Setyo. O sug/cit