Pertahanan Masih Rapuh
Palembang, BP
Barisan depan Laskar Wong Kito garang menyerang pasukan Juku Eja. Namun, pertahanan SFC masih rapuh.
Pada ‘pertempuran’ di benteng Persatuan Sepakbola Makassar (PSM), Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (11/4) lalu, Sriwijaya FC (SFC) mampu menahan PSM 3-3.
Gol yang dicetak tim tuan rumah tak lepas dari bebasnya prajurit Juku Eja berkreasi. Hal itu dapat dilakukan Charuddin dan kawan-kawan karena marking Laskar Wong Kito masih longgar.
“Kami kurang marking lawan PSM Makassar, pemainnya bebas membawa bola di kotak penalti SFC,” aku Asisten Pelatih SFC Hartono Ruslan, Minggu (12/4) lalu.
Abdoulaye Maiga, Wildansyah, Fachrudin, dan Fathur Rahman masih sibuk dengan kemampuan individunya dalam bertahan dan menyerang. Menghadapi lawan dengan tingkat kekompakkan bermain yang sangat tinggi, skil individu menjadi mandul.
“Pemain masih mengandalkan skil mereka, pemain bertahan masih main sendiri-sendiri, marking-pun kurang itulah membuat pertahanan tak begitu baik,” ujar Hartono.
Pertahanan yang keropos bukan saja terjadi saat menghadapi PSM. Di dua dua laga home sebelumnya, saat menjamu Pelita Bandung Raya (PBR) dan Semen Padang (SP), hal serupa juga terjadi.
‘Pertempuran’ menghadapi PBR di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ), Palembang, 4 April lalu, berakhir imbang 1-1. Gol pemain PBR David Lally dicetak lewat serangan balik. Pemain bertahan tak siap menangkis serangan cepat. Bola The Boys are Back pun bersarang ke gawang yang dijaga Dian Agus Prasetyo.
Pertemuan dengan SP pada 7 April lalu, juga berakhir imbang. Gol Kabau Sirah dicetak Nur Iskandar dan Hendra Ade Bayauw. Dari sisi kiri lapangan, Nur leluasa membawa bola. Bola dilepaskannya dengan tendangan plesing ke tiang jauh yang dijaga Dian Agus.
“Kalau latihan nanti, maka pemain bertahan akan coba kami benahi nanti,” kata Asisten Pelatih SFC Hartono Ruslan.
Pemain bertahan SFC harus dapat bermain secara tim, marking harus lebih ketat dan kerjasama harus ditingkatkan.
“Dalam menjaga pertahanan ada empat pilar penting dan itu harus dapat berkoordinasi satu sama lainnya. Kesalahan saat melawan PSM Makassar dan dua partai home sebelumnya, harus dapat dibenahi dan tampil lebih baik lagi dipartai berikutnya,” kata Hartono.
“Skil individu pemain tak diragukan lagi, mereka pemain berkualitas, kami hanya tinggal bagaimana membuat permainan mereka menyatu dan bermain sebagai tim,” tambahnya. #zal