Disbudpar Investigasi Cagar Budaya Batu Sembilan
Muarabeliti, BP
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Musi Rawas (Mura) melakukan investigasi temuan Batu Sembilan yang diduga peninggalan sejarah zaman megalitikum di puncak Bukit Botak di Desa Sukorejo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Mura.
Investigasi tersebut belum termasuk dengan laporan masyarakat mengenai meriam kuno cagar budaya peninggalan sejarah di Desa Pasenan, Kecamatan STL Ulu Terawas dan temuan peninggalan sejarah yang diduga peninggalan zaman megalitikum berupa batu gores di bukit Kuning di lokasi yang sama.
“Kita sudah mengecek dan lakukan investigasi, diduga batu itu peninggalan zaman megalit. Batu tersusun begitu rapi, kokoh dan tinggi.tersusun oval tinggi sekitar 25 meter berjumlah sembilan batu,” ungkap Kepala Disbudpar Kabupaten Mura, Hj Susilawati melaui Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Hamam Santoso, Rabu (12/3).
Dikatakannya, pengecekan di lokasi tersebut melibatkan tokoh masyarakat setempat selaku penunjuk jalan. Lokasinya berada di puncak bukit dengan kemiringan dipinggir bukit sebelah kiri dari Desa Sukorejo dan cukup menyulitkan petugas menjangkaunya.
“Hasil pengecekan dan temuan ini, akan kita laporkan ke balai arkeologi Palembang, Jambi dan ke Kemendikbud,” ujarnya.
Masih menurutnya, berdasarkan laporan itu sudah masuk sejak awal Februari hingga pertengahan Maret tahun ini. yang sudah dilakukan inventarisir dan investigasi yakni baru situs candi Bingin Jungut, batu prasasti di Desa Bingin Jungut, Kecamatan Muara Kelingi dan batu sembilan di puncak Bukit Botak di Desa Sukorejo, Kecamatan Tugumulyo.
Selain itu, Hamam juga mengaku dalam waktu dekat pihaknya segera menginventarisir dua laporan masyarakat lainnya yakni keberadaan cagar budaya peninggalan sejarah di Desa Pasenan, Kecamatan STL Ulu Terawas. Menurut laporan masyarakat di desa tersebut, terdapat temuan meriam kuno diduga peninggalan zaman Belanda. Termasuk masih di lokasi yang sama yakni temuan peninggalan sejarah yang diduga peninggalan zaman megalitikum berupa batu gores di bukit Kuning.
“Ini akan kita cek yang kemudian bila memang benar benda peninggalan sejarah, tentu kita lakukan investigasi,” jelasnya.
Sementara itu, Cik Wan, salah seorang warga penunjuk lokasi batu Sembilan di Bukit Botak yang ikut dalam rombongan Disbudpar menerangkan, butuh waktu tiga jam untuk menempuh ke lokasi puncak bukit. Harus melalui kebun karet, hutan belukar dan lokasi batu Sembilan berada dikemiringan Bukit Botak yang cukup sulit dijangkau jika tidak dilengkapi dengan safety keamanan melihat gundukan batu Sembilan.
“Cerita masyarakat disini, ini batu Sembilan yang diduga dipakai para Sunan untuk menggelar sidang,” paparnya. #wan