Jurnalis  Aina Rumiyati Aziz  Rilis Karya Kelima “Pulang”

39
Suasana Bincang Buku Puisi  “Pulang”, Jumat (11/4/2025) di Hotel Amaris Palembang. (BP/udi)

Palembang, BP- Sebuah buku puisi berjudul “ Pulang” yang ditulis seorang jurnalis yang juga advokat meluncur ke publik. Aina Rumiyati Aziz yang mulai berkarir sebagai wartawan setelah lulus dari Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) tahun 1990.

Aina yang mulai menjadi wartawati majalah berita mingguan (MBM) Tempo untuk wilayah liputan Sumatera bagian Selatan (Sumbagsel) menerbitkan buku berjudul pulang berisi 121 puisi yang diterbitkan Kaki Bukit Literasi bersama Pustaka Labrak.
“Ini karya yang sangat jarang, di mana seorang jurnalis berkarya membuat puisi dalam bukunya “Pulang”,” katanya saat menyerahkan bukunya tersebut kepada Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan Muhammad Zaki Aslam  dalam acara Bincang Buku Puisi  “Pulang”, Jumat (11/4/2025) sore di Hotel Amaris Palembang.
Narasumber  dalam Bincang Buku Puisi “ Pulang” adalah Prof Dr Nurhayati Mpd (Guru Besar Bahasa  dan Sastra FKIP Unsri), Anwar Putra Bayu (Sastrawan/Ketua  Satu Pena Sumsel) dengan moderator Weny Ramdiastuti (Jurnalis Senior/Host Siniar” Tamu Weny).
Buku kelima dari karya Aina   ini berisikan kumpulan puisi berjudul Pulang yang  menurutnya ditulis saat menjalani terapi untuk penyembuhan setelah menjalani rawat inap di RS AK Gani, rawat jalan di RS Siti Khadijah dan RS Moehamad Hoesin.
“Menulis puisi menjadi salah satu terapi yang harus dijalani selain terapi lainnya”, kata Aina yang juga seorang advokat yang bergabung dengan Ikadin dan Peradi ini.
Buku dengan karya 121 puisi itu dibuat dalam waktu 1,5 bulan dan selesai dicetak 2 bulan.
Awalnya Aina hanya ingin membuat buku untuk mengisi waktu luang saat dia berobat di rumah sakit dan saat perawatan di RS sehingga waktunya menunggu atau berobat lebih produktif.
Dia mengatakan saat ada ide dia bisa membuat hingga enam puisi sehari namun jika pikirannya tengah tidak fokus satu pun puisi juga tidak bisa dibuat.
Menurutnya pembuatan buku itu juga sebagai terapi kesembuhan karena bisa meluapkan isi hatinya.
Aina menulis buku itu menggunakan memo di handphone sehingga saat itu dia harus rela mengorbankan handphone nya rusak sebab dipaksa terus bekerja keras, saat batre belum terisi penuh tetap mengetik membuat puisi saat handphone tengah dicharger.
Inspirasi membuat puisi itu katanya berasal dari pengalaman pribadi sendiri juga unek-unek ataupun isi hatinya sehingga dengan membuat puisi Aina bisa mengekspresikan dirinya sendiri.
Dia merasa menjadi diri sendiri dengan puisi yang dibuatnya sehingga dia mencurahkan semua isi hati ataupun pengalamannya ke dalam puisi itu.
Dia  memaknai bahwa semua orang pada akhirnya akan pulang begitu juga dengan dirinya sendiri.
“Banyak makna dan penafsiran orang-orang mengenai arti pulang, ada yang mengartikan pulang mudik, pulang agar saya bisa berkarya dan sehat lagi ataupun pulang menghadap Allah SWT sebagai sangat pencipta. Tapi apapun makna pulang itu, bagi saya artinya bahwa setiap orang pada akhirnya akan pulang nantinya,” kata Aina.
Menurut Aina, “Bagi saya, puisi itu perjalanan batin yang tidak hanya merekam perasaan, tetapi juga menyembuhkan jiwa. Buku kumpulan puisi ini lahir dari pengalaman pribadi saat melewati masa-masa terapi dalam penyembuhan memori atau ingatan sehari-hari yang pernah dilalui”.
Aina juga menjelaskan, menulis puisi setidaknya bisa membantu dirinya untuk memahami emosi, tetapi juga memberikan ruang untuk berdamai dengan diri sendiri. “Melalui puisi-puisi ini, saya mencoba menghadirkan refleksi mendalam tentang perjalanan hidup, cinta, kehilangan, dan harapan.”katanya.
Dalam proses penulisannya, Aina mengaku terinspirasi oleh Expressive Theory yang menekankan pada kekuatan puisi sebagai ekspresi emosi, serta Therapeutic Writing Approach yang menunjukkan bagaimana kata-kata dapat menjadi obat bagi jiwa.
Buku ini selain berisi puisi yang menarik juga dilengkapi dengan kata pengantar dari tokoh berkompeten, Guru Besar FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof Dr Nurhayati Mpd.
Lalu  epilognya ditulis sastrawan nasional dari Sumsel Anwar Putra Bayu yang juga Ketua Satupena Sumsel. Isinya mencerdaskan untuk mereka yang awam atau baru kenal puisi”, kata penulis perempuan yang meraih gelar magister hukum dari Fakultas Hukum Unsri.
Selain itu menurutnya, buku Puisi itu saat ini belum dijual langsung di toko buku dan baru dipasarkannya sendiri.
Cetak pertama buku Puisi dicetak sebanyak 300 eksemplar dan dibanderol Rp 40 ribu untuk cetak soft copi dan hard copi Rp 60 ribu. Buku bisa dibeli langsung dengan Aina melalui kontak langsung 0819680827.
Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan Muhammad Zaki Aslam yang membuka acara tersebut menyebutkan Provinsi  Sumsel mengoleksi ribuan karya cetak dan rekam seniman yang tersimpan di Perpustakaan Provinsi Sumsel sejak tahun 1990 hingga saat ini dan koleksi itu dikenal dengan giat deposito.
“Giat ini bertujuan karya yang dihasilkan masyarakat Sumsel khususnya para seniman agar tidak hilang dan tidak dimanipulasi, juga menambah khasanah karya yang bisa dirasakan masyarakat luas,” katanya.
la menambahkan bahwa pengumpulan itu juga sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 2018 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam.
“Karya cetak dan rekam itu bisa dan banyak dimanfaatkan untuk rujukan ilmiah yang diperlukan,” ujarnya.
Sejauh ini, menurut dia, minat generasi muda cukup besar dalam memanfaatkan karya cetak dan rekam itu, bahkan minat juga datang dari warga luar negeri yang biasa mencari referensi atau untuk kebutuhan lainnya.
“Kami menjaga dan merawat sepenuhnya, bahkan tidak memperkenankan apabila ada yang ingin membawa karya cetak dan rekam itu dan hanya boleh dimanfaatkan di Perpustakaan Sumsel,” katanya.
la menyebutkan karya cetak dan rekam tersebut beragam mulai dari karya sastra, karya seni, hingga karya jurnalistik.
“Kami mengimbau para pencipta karya di Sumsel agar menyerahkan karyanya ke Pemerintah Provinsi Sumsel untuk menjaga khasanah dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas,” katanya.
Sedangkan Anwar Putra Bayu menilai buku Puisi “ Pulang” ini menarik karena buku ini merupakan  sumbangan khazanah didalam sastra Sumsel.
“ Kalau melihat dari jejak rekam kita , penulis perempuan itu kok dikit gitu , katakanlah 10 tahun terakhirlah  , alangkah miskinnya penulis perempuan kita itu,”katanya.
Dengan adanya acara ini menurutnya di respon  bagus terkait peluncuran buku ini .
“ Kita punya satu penambahan , kalau mau diuji biarlah berjalan penyairannya  nanti, yang jelas sudah ada penambahan buku puisi  satu buah untuk mewarnai khazanah kita,”katanya.
Prof Dr Nurhayati MPd mengapresiasi puisi karya Aina Rumiyati Aziz,  bukanlah sekadar membacanya, melainkan juga memahami berbagai aspek yang melatarinya.
Buku ini menurutnya ditulis seorang perempuan yang memiliki latar belakang dengan profesi jurnalis dan advokat, ini adalah sebuah ruang dialog antara penulis dan pembaca. #udi
Baca Juga:  Bupati Kuryana Azis Lepas Peserta Perkemahan Wirakarya ke Muratara
Komentar Anda
Loading...