
Aktivis dan Warga Gandus Geram , Buntut Angkutan Galian C Buat Jalan Rusak Tak Kunjungi Disikapi

Puluhan warga Talang Kemang dan aktivis Gandus menggelar audiensi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Kantor Camat Gandus, Jumat (6/9) pagi. (BP/udi)
Palembang, BP- Puluhan warga Talang Kemang dan aktivis Gandus menggelar audiensi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Kantor Camat Gandus, Jumat (6/9) pagi.
Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Camat Gandus Jupriansyah, STP, M.Si, Sekcam Syafril, S.Ag, M.Si, Kapolsek Gandus AKP Irwan Sidik, SH, M.Si, Danramil 01 Kapten Indra Sakti Ritonga, serta tokoh masyarakat dan ketua RT di wilayah Gandus.
Audiensi ini bukan sekadar silaturahmi, tetapi juga kesempatan bagi warga untuk menyampaikan aspirasi terkait dua masalah krusial yang terus menghantui mereka lantaran aktivitas galian C di Talang Kemang dan rusaknya Jalan Lettu Karim Kadir di Kelurahan Karang Jaya.
Julianto, seorang aktivis muda Gandus, menilai masalah galian C dan jalan rusak ini terjadi berulang setiap tahun tanpa solusi konkret dari pihak berwenang.
“Kami sudah muak dengan ketidakseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.Jika tidak ada tindak lanjut yang nyata, kami siap turun ke jalan. Aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur dan DPRD Sumsel sudah kami rencanakan,” katanya.
Maradona, Ketua K3S Gandus, bersama Pimred Gandus TV, Ismail, menyatakan bahwa mereka siap mengawal tuntutan warga sampai tuntas.
“Jangan berhenti berjuang sampai masalah ini selesai. Kami akan bersama warga hingga titik akhir,” kata Maradona.
Ketua RT 23 Karang Jaya, Harun A. Karim, juga menyampaikan keluhan warganya terkait debu yang dihasilkan dari timbunan agregat di Jalan Lettu Karim Kadir. Selain itu, banyaknya lampu jalan yang mati di sekitar area jalan rusak menambah kekhawatiran warga.
“Kondisi ini sangat membahayakan, terlebih pada malam hari,” ujarnya.
Tobing, perwakilan warga RT 21 Talang Kemang, dengan lantang menyuarakan enam tuntutan warga terkait aktivitas angkutan galian C, termasuk pembatasan jam operasional, pengaturan kecepatan kendaraan, dan kewajiban penutupan muatan dengan terpal.
“Jika aturan ini dilanggar, kami minta izin operasionalnya dicabut,” kata Tobing.
Warga Griya Asri, Rusdian, bahkan menegaskan kesiapan mereka untuk turun ke jalan. “Kami tidak takut. Kami akan berjuang habis-habisan selama ada dukungan dari aktivis dan lembaga masyarakat. Ini perjuangan bersama,” katanya.
Sekcam Gandus, Syafril, berjanji akan membawa masalah ini ke tingkat yang lebih tinggi.
Ia menyarankan agar warga menggelar audiensi langsung dengan DPRD Sumsel dan Gubernur Sumsel.
“Audiensi adalah langkah yang lebih efektif daripada aksi unjuk rasa. Kami akan pastikan laporan ini ditindaklanjuti,” katanya.
Danramil 01 Kapten Indra Sakti Ritonga mengaku pihaknya sudah berulang kali memberikan imbauan kepada pemilik galian C untuk menaati peraturan.
“Kami hanya bisa menghimbau, tidak punya wewenang untuk menindak. Secara pribadi, saya kecewa karena imbauan kami terus diabaikan,” ujarnya.
Kapolsek Gandus, AKP Irwan Sidik mengingatkan warga untuk tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum.
“Kita harus mencari solusi melalui jalur yang benar. Kami sudah berupaya maksimal untuk mengatasi masalah ini dengan memberikan imbauan-imbauan, meskipun hasilnya belum memuaskan,” katanya, sembari berharap agar masyarakat tetap bersabar.#udi