Hamzah Haz, Wapres Terakhir Era Pemilihan MPR

33

 

Pasca lengsernya KH Abdurrahman Wahid -Gus Dur dari kursi kepresidenan, maka sesuai konstitusi naiklah Wakil Presiden Megawati menjadi Presiden pada 23 Juli 2001. Untuk mengisi kekosongan jabatan Wakil Presiden diselenggarakan pemilihan di MPR RI. Ada 5 kandidat saat itu, Akbar Tanjung, Agum Gumelar, Siswono Yudhohusodo, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta Hamzah Haz.

Setelah melalui beberapa tahapan pemilihan, akhirnya Hamzah Haz berhasil menggungguli pesaingnya Akbar Tanjung. Hamzah Haz meraih 340 suara dari 610 anggota MPR yang hadir. Sementara, Akbar Tandjung hanya mendapat 237 suara. Abstain 29 suara dan empat suara dinyatakan tidak sah.

Terpilihnya Hamzah Haz yang saat itu masih menjabat Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sekaligus penutup sistim pemilihan Presiden dan Wakil Presiden melalui MPR. Era selanjutnya, Pilpres secara langsung dipilih rakyat.

Baca Juga:  Hanura Partai Pertama Bantu APD di RS Bhayangkara Palembang

Pada tahun 1960 di usia masih muda Hamzah Haz sudah aktif menjadi jurnalis surat kabar Bebas di Pontianak, Kalimantan Barat. Karena dianggap memiliki kemampuan dan prestasi, Hamzah dikirim Pemerintah Kabupaten Ketapang untuk kuliah di Akademi Perbankan Bandung dan mengikuti ayahnya yang anggota koperasi kopra untuk melanjutkan pendidikannya di Akademi Koperasi Yogyakarta hingga meraih gelar Sarjana Muda pada 1965.

Baca Juga:  DKI 755 Kasus, Total Indonesia 2.191 Kasus Baru Covid-19 di Indonesia

Bakat berorganisasinya semakin terasah, sampai Hamzah ia ikut mendirikan dan menjabat sebagai Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Akademi Koperasi Yogyakarta periode 1962–1965 sekaligus Ketua Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta. Bermodalkan kemampuan organisatoris yang dimilikinya, sepulang dari Yogyakarta Hamzah Haz menjadi Ketua PMII Kalimantan Barat sekaligus sekretaris Pengurus Wilayan Nahdlatul Ulama setempat.

Karir politiknya dimulai saat 1968 terpilih menjadi anggota DPRD Kalimantan Barat. Terus menanjak pada tahun 1971 dipercaya menjadi anggota DPR RI dari NU mewakili Kalimantan Barat. Pengabdian tanpa kenal lelah, Hamzah Haz menjadi wakil rakyat sampai tahun 1999, atau Pemilu terakhir era Orde Baru. Baru kemudian era Presiden BJ Habibie dan Gus Dur, pria kelahiran Ketapang 1940 ini diangkat jadi Menteri, walau akhirnya mengundurkan diri.

Baca Juga:  Gua Jepang  di Jalan AKBP H Umar Palembang,   Kondisinya Memprihatinkan , Lahannya Diduga Akan Dijual Oknum Warga 

Sejarah panjang pengabdian Hamzah Haz, sehingga wajar dianggap sosok dengan pengaruh luar biasa. Namun dalam banyak kisah, Hamzah Haz dinilai sebagai tokoh yang santun dan ramah, serta kesederhanaan yang melekat sampai akhir hayatnya. Selamat jalan Kiyai Hamzah Haz, negeri ini mencatat karir dan pengabdian Pak Hamzah dengan tinta emas. Innalillahi wainnaa ilaihi roojiun. (kemas khoirul mukhlis)

Komentar Anda
Loading...