Palembang, BP- Kambangan merupakan sajian kuliner khas Palembang. Kambangan termasuk salah satu rangkaian tata cara makan yang biasanya dilakukan ketika diadakan acara-acara besar (seperti pernikahan) yang telah dilaksanakan sejak zaman kesultanan Palembang Darussalam. Kambangan biasanya dilaksanakan di sore hari setelah acara Ngobeng di siang hari. .
Makanannya terdiri dari makanan berkuah seperti tekwan, model dan lain lain didampingi kue-kue khas Palembang dan di tengah-tengah orang yang melayani makanan tersebut.
Tradisi sajian kuliner kambangan khas Palembang ini tidak banyak di kenal masyarakat Sumsel terutama kota Palembang.
Untuk itu dalam arisan ibu-ibu Komplek Top 100 Rt 62, Jakabaring Palembang kali ini mengenalkan tradisi kambangan , Minggu (23/7) di gelar di kediaman bendahara arisan ibu-ibu Komplek Top 100 Rt 62, Jakabaring Palembang Hj. Rohana Hasyim. SE di Komplek TOP 100 Blok A No 27, Jakabaring (Belakang Masjid Cheng Ho) Palembang.
Hasilnya banyak ibu-ibu Komplek Top 100 Rt 62, Jakabaring Palembang terkejut melihat makanan yang disajikan adalah makanan makanan yang sudah lama tidak terlihat di Palembang.
Ketua arisan ibu-ibu Komplek Top 100 Rt 62, Jakabaring Palembang, Nuraini Tamzil mengatakan , kedepan rencananya dia akan mengadakan acara ngunduh mantu namun belum diketahui acaranya seperti apa.
“ Mudah-mudahan pakai konsep kearifan lokal, ada ide itu, untuk mengembangkan budaya ,” katanya.
Mengenai makanan lama yang dihadirkan dalam arisan kali ini, dia mengaku bagus dan enak.
“ Makanan-makanan Palembang yang lama-lama ini perlu di lestarikan, aku sendiri sudah banyak lupa makanan khas Palembang ini,”katanya.
Bendahara arisan bulanan ibu-ibu Komplek Top 100 Rt 62, Jakabaring Palembang Hj. Rohana Hasyim. SE menambahkan tema arisan kali ini pelestarian budaya Palembang dengan juga menghadirkan makanan Palembang yang jarang terlihat seperti telok ukan, Puntir, mentu dan lain sebagainya.
Selain itu kue-kue yang dihadirkan dalam arisan kali ini menurutnya berasal dari komunitas Pedagang Pecinta Kuliner Nusantara (KPPKN) .
“ Ibu-ibu yang hadir banyak terkejut melihat makanan yang disajikan sudah tidak terlihat lagi di Palembang di arisan kali ini ada, banyak bertanya, apa ini, apa ini, mungkak medok, tidak tahu dio, ibu –ibu ini senang lihat makanan makanan ini kata ibu-ibu ini seumur hidupnya baru lihat inilah, sampai ngomong begitu mereka,”kata. Hj. Rohana Hasyim. SE yang juga ketua komunitas Pedagang Pecinta Kuliner Nusantara (KPPKN) dan juga Owner Dapur Azka .
Kedepan arisan ini akan setelah mengenalkan pelestarian budaya dalam arisan kali ini pihaknya akan mengenalkan cara membuat makanan-makanan khas Palembang ini yang sudah lama tidak terlihat.
“ Karena yang buat ini kebanyakan orang tua-tua semua, kebanyakan anak-anaknya tidak mau terusin , entah itu apa alasannya, padahal ini khan awet bukan seperti makanan Palembang lain yang tidak awet itu,” katanya.#udi