Enggan Hadiri RDP, Rektorat Unsri Malah Bersurat ke Ketua DPRD Sumsel, Ajak Rapat Bersama
Palembang, BP—Pasca Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait pelecehan seksual oleh oknum Dosen Unsri, Senin (6/12) di Ruang Rapat Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tanpa di hadiri pihak Rektorat Unsri sendiri.
Belakangan pihak Rektorat Unsri berkirim surat kepada Ketua DPRD Sumsel RA Anita Noeringhati untuk mengajak rapat bersama.
Ketua DPRD Sumsel RA Anita Noeringhati mengakui kalau pihak Unsri mengirim surat kepada Ketua DPRD Sumsel untuk melakukan pertemuan dengan Unsri.
“Herannya malah kita yang mau di panggil,” katanya usai reses tahap III di kota Palembang, Senin (6/12) di halaman Kecamatan Ilir Barat (IB) I Palembang.
Yang pasti menurut politisi Partai Golkar ini RDP di ruang Banggar DPRD Sumsel , Senin (6/12) tanpa di hadiri pihak Rektorat Unsri dinilai sangat mengecewakan .
“Kami berharap dengan kehadiran Unsri tadi bisa mengurai kebuntuan-kebuntuan komunikasi tapi ternyata Unsri malah mengirim surat kepada kami untuk minta maaf untuk tidak bisa hadir karena mengevaluasi kalau sudah Unsri akan memanggil DPRD,” katanya.
Anita menegaskan, kalau DPRD memanggil itu karena mewakili kepentingan masyarakat.
“Jadi apakah memang Unsri suatu lembaga yang tidak bisa tersentuh oleh masyarakat, kami ini mewakili kepentingan masyarakat,” katanya.
Terkait Unsri mengajak DPRD Sumsel rapat, menurut Anita pihaknya masih akan melihatnya dulu.
“Suratnya ada tapi belum tahu kapan,” katanya.
Sedangkan Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs Syaiful Padli mengakui hingga kini Komisi V belum mendiskusikan kembali kapan akan mengundang kembali pihak Rektorat Unsri terkait ketidak hadiran pihak Unsri dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di ruang banggar DPRD Sumsel terkait kasus pelecehan seksual oknum dosen Unsri kepada mahasiswi Unsri, Senin (6/12).
“Yang jelas kita akan menunggu nian baiknya dan aku dengar pihak Unsri sudah bersurat ke Ketua DPRD Sumsel, pertama mereka minta maaf dan kedua mereka mengundang DPRD Sumsel untuk hadir ke sana (Rektorat Unsri), artinya lucu, … masak kita mengundang hadir mereka lalu mereka mengundang hadir kita , harusnya kita di DPRD ini khan lembaga netral, sehingga kita memanggil pihak terkait seperti korban, pihak BEM juga pihak Rektorat Unsri untuk menjelaskan tapi pihak Rektorat Unsri tidak hadir , kami sangat kecewa,” katanya usai reses tahap III di kota Palembang, Senin (6/12) di halaman Kecamatan Ilir Barat (IB) I Palembang.
Politisi PKS ini menegaskan walaupun pihak Unsri mengundang DPRD Sumsel untuk melakukan pertemuan , dia menegaskan DPRD Sumsel tidak perlu hadir memenuhi pihak Unsri.
“Ngapain kita harus hadir , mereka (Rektorat Unsri) diundang juga tidak hadir, yang jelas kami akan kawal kasus ini sampai benar-benar Unsri bersih dari oknum-oknum tindakan asusila ini,” katanya.
Seharusnya menurut Syaiful, Unsri bisa menyelesaikan masalah internalnya sendiri maka masalah ini tidak perlu menjadi bola liar seperti ini, namun ternyata masalah ini tidak selesai di dalam Unsri sendiri sehingga mencuat kedepan.
“Karena masalah ini sudah menjadi kosumsi publik, kita minta Unsri untuk segera action terkait dengan para pelaku ini , jadi harus di pisahkan antara kampus dengan pelaku ini , jangan sampai marwah Unsri hilang gara-gara pelaku asusila ini,” katanya.#osk