DPRD Sumsel Sebut Dirut PT JSC Tidak Memahami Tupoksi
Palembang, BP—Anggota DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) Dapil I Kota Palembang menggelar reses tahap III di kota Palembang, Senin (6/12) di halaman Jakabaring Sport City (JSC) , Palembang.
Reses di pimpin Ketua DPRD Sumsel RA Anita Noeringhati (dari Fraksi Partai Golkar) di dampingi anggota DPRD Sumsel , Mgs Syaiful Padli (Wakil Ketua Komisi V dari Fraksi PKS), Prima Salam (anggota Komisi V dari Fraksi Partai Gerindra), Chairul S Matdiah (anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat), Dedi Siprianto (anggota Komisi I dari Fraksi PDI Perjuangan) , Kartak Sas (anggota Komisi I dari Fraksi PKB).
Hadir Direktur Utama (Dirut) PT JSC, Meina Paloh didampingi jajaran PT JSC, staf dan karyawan PT JSC serta Pekerja Harian lepas (PHL) PT JSC.
Dari penjelasan Dirut PT JSC, Meina Paloh menurut Ketua DPRD Sumsel RA Anita Noeringhati Dirut PT JSC tidak memahami tugas , pokok dan fungsinya (Tupoksi).
“Sehingga kami sulit untuk menyimpulkan , masak saya mau harus nuntun, tadi saya sampaikan jangan mempermalukan diri sendiri didepan karyawannya, sebenarnya kalau beliau sebagai managerial yang memang paham tinggal menjelaskan saja, kami sini sekian,sekian, sekian , dari ini, ini, ini , selama ini begini, begini, begini selesai kita tidak perlu pakai perdebatan,” kata politisi Partai Golkar ini.
Sehingga hasil reses ini menurut Anita akan menjadi catatan tersendiri yang akan disampaikan kepada Komisi III DPRD Sumsel untuk meneliti lebih dalam lagi.
Anita mengaku pihaknya sengaja pihaknya melakukan reses ke JSC sehubungan adanya laporan yang tidak enak kepada DPRD Sumsel.
“Diawal dulu pernah berapa kali nunggak gaji, saya sudah menyampaikan langsung dengan ibu Meina semoga saja tidak lagi terjadi lagi hingga hari ini , “ katanya.
Selain itu ada komisaris PT JSC yang mengundurkan diri, dan banyak permasalahan yang dihadapi JSC.
“Saya selaku koordinator dapil I ingin mendengarkan langsung dari bapak ibu dari karyawan, apa kendala di JSC ini, sebagian besar kami ini sudah tiga periode mengawal pembangunan JSC ini waktu pertama adalah pembangunan yang sangat spektakuler, kita berharap JSC ini menjadi salah satu tempat tujuan destinasi baik olahraga dan pariwisata untuk di kota Palembang ,”katanya.
Selain itu DPRD Sumsel menurutnya pernah beberapa kali melakukan penyertaan modal untuk PT JSC ini walaupun hingga kini belum ada deviden yang diterima Pemprov Sumsel.
“Tadi saja sebelum kesini saya menerima ada demo tentang JSC , saya bilang saya tidak bisa lama, karena saya langsung ke JSC untuk reses karena sudah terjadwal, paling tidak saya mendengarkan laporan dari Direktur Utama Ibu Meina Paloh sebagai penanggungjawab sejauh mana penanganan JSC ini saat sekarang, “katanya.
Anita juga sempat mempertanyakan panjangnya struktur organisasi PT JSC dari Direktur Utama, Direktur Marketing, Direktur Keuangan, Manajer SDM, Manajer Keuangan, supervisor.
“Mereka itu tugasnya apa buk, karena setahu saja yang membawahi tidak perlu banyak direktur apalagi di bawah direktur ada Manager, di bawah supervisor lha ini ngabisin duit untuk gaji ini, kami berharap ibu bisa menyampaikan kepada kami keterbukaan ini , mereka ini apa buk tugasnya sampai sekarang apa yang di capai Direktur-Direktur ini, seperti Direktur Marketing dia bisa mendatangkan pemasukan untuk JSC, trus ada Manager SDM ada Manager Keuangan apa ini tidak terlalu banyak struktur yang harusnya bisa di efisiensi untuk keberlangsungan JSC ini,” katanya.
Anggota DPRD Sumsel Kartak Sas juga mempertanyakan hal yang sama.
“Maksud ibu ketua DPRD tadi , kenapa ada karyawan diberhentikan , dengan memanggil JSC ini untuk kemaslahatan umat Sumsel khususnya Jakabaring, kalau cuma untuk sapi perah tidak usah buk, tidak apa-apa mengundurkan diri, masih banyak orang Palembang,” kata Kartak.
Hal senada dikemukakan Mgs Syaiful Padli menegaskan kalau kedatangan mereka kesini karena sebelumnya ada demo terkait JSC.
“Alhamdulilah kalau gaji tidak telat lagi, syukur-syukur kalau bisa dinaikkan, karena naikkan gaji duitnya jangan dari APBD maka harus ada inovasi dari kepengurusan ibu Meina ini , okelah kita pandemi kemarin sekarang sudah mulai melandai , harus dibuat bisnis planenya kedepan sehingga kalau banyak pemasukan JSC ini bapak dan ibu bisa naik gajinya,” katanya.
Sedangkan Dirut PT JSC, Meina Paloh mengaku kalau saat ini JSC berangsur-angsur melakukan pembenahan dengan grafiknya mulai menaik.
“Untuk pemasalahan gaji sudah tidak ada, kemudian SK seluruh pegawai sudah ada , sebelum saya disini mereka tidak punya SK satupun, untuk ibu-ibu PHL mereka sudah PKWTT , upahnya sudah naik dari waktu awal , jumlah karyawan PHL ada 98 orang mereka mendapat Rp130.900 satu hari ,” katanya.
PHL menurutnya terdiri dari dua shift karena mereka PKWTT sedangkan karyawan berjumlah 100 orang itupun ada dua shift karena PT JSC memiliki wisma atlet.
Selain itu keamanan ada 30 orang dengan tiga shift sehingga total keseluruhan pegawai JSC 203 orang.
“Kita Direksi ada Dirut, Direktur Keuangan, Direktur Marketing, dibawahnya ada Manager SDM dan Umum, Manager Keuangan,dan ada para Supervisor, jadi struktur organisasi sudah sangat jelas dengan koordinasi dengan beberapa Supervisor untuk mengkoodinasi wisma atlet, venue, kebersihan dimana JSC ini ada 22 venue, ada beberapa venue yang tidak produktif seperti Ranau, Ranau itu senam karena disana alat-alatnya sudah terpasang jadi kita tidak bisa menyewakan selain kegiatan senam, ini kita mencoba untuk bagaimana venue ini bisa produktif seperti dayung cabornya pun tidak pernah ada, tidak pernah melakukan kegiatan,” katanya.
Selain itu menurutnya PT JSC sudah memiliki peraturan perusahaan (PP) yang sudah ditandatangani oleh Disnaker dan pihaknya sudah memakai skala gaji.
Namun penjelasan dari Meina Paloh ini juga berkali-kali mendapatkan instrupsi dari anggota DPRD Sumsel.
“Maksud gini, coba ibu bisa jelaskan secara rinci enggak buk, bahwa manajemen JSC ini terdiri dari ini.. ini… ini , pegawai yang PHL sekian-sekian dalam tempo dua shift jadi enak buk dengernya,” kata Anita Noeringhati.
Meina menyebut JSC juga menyusut setahun Rp35 Miliar dengan aset Rp5,7 Triliun itu ada di Peraturan Daerah (Perda).
“Banyak hutang kami, hampir Rp5 Miliar pertama Pelatda Koni belum bayar ada hampir Rp1 Miliar lebih, MPC juga belum bayar Rp1 Miliar juga, Sriwijaya FC juga hampir Rp1 Miliar, liga kemarin mereka tidak bayar, kita semuanya sudah kita tagih dari perusahaan tapi belum ada tanggapan apapun, jadi kami susah kita dipakai sini ke venue tidak berbayar , lalu diskonnya sampai 80 persen paling mau bayar listrik aja itupun kami memaksa harus membayar listrik dan air, kami mohon bantuannya ,” katanya.
Apalagi menurutnya awal 2020 , JSC sempat menjadi rumah sehat Covid-19 lalu di tahun 2021 JSC tutup sehingga tidak ada pemasukan sementara operasional harus tetap jalan namun bisa di atasi.
“Di 2022 kita akan membangun sirkuit untuk Drag Race dan Slalom Test ini untuk mengakomodir daripada Drag Race-Drag Race liar, kita bisa kerjasamakan , kita minta IMI yang membuat denah tracknya, nanti kita bisa kerjasama dengan IMI, kita kerjasama dengan IMI, JSC punya uang sekian, IMI punya uang sekian jadi joint,”katanya.
Selain itu menurutnya tahun depan JSC ada penyelenggaraan Pornas yang menyewa venue JSC dan uangnya bisa menjadi modal JSC membuat track sirkuit.
“Di 2019, kita tidak mendapat penambahan modal, jadi baru di 2020 dan 2021, 9 Miliar ditambah 15 Miliar , sekarang belum full juga , pendapatan kita yang sekarang ini itu sebulan rata-rata Rp1,1 miliar kemudian pengeluarannya Rp1,5 Miliar untuk di 2021 ini, pengeluaran terbesar itu pertama untuk listrik Rp350 juta , air Rp200 juta itu sudah Rp500 juta lebih ,” katanya. #osk