Penyelamatan Naskah dan Manuskrip Kuno Asal Palembang dan Sumsel Harus Libatkan Semua Pihak

177
Lembaga Kajian Naskah Melayu UIN Raden Fatah Palembang, Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan , Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI menggelar Launching dan Sosialisasi Aplikasi  Manuskrip  Negeri Palembang dengan tema , “  Eksistensi  Naskah Kuno di Era Digital, Sabtu (20/11)  di Hotel Wyindham, Palembang .(BP/IST)

Palembang, BP—Lembaga Kajian Naskah Melayu UIN Raden Fatah Palembang, Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan , Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI menggelar Launching dan Sosialisasi Aplikasi  Manuskrip  Negeri Palembang dengan tema , “  Eksistensi  Naskah Kuno di Era Digital, Sabtu (20/11)  di Hotel Wyindham, Palembang .

Dengan narasumber Dr Munawar Kholil M.Ag, ketua MANASSA (Masyarakat Pernaskahan Nusantara) Indonesia, Filolog  Sumsel yang juga Wakil Dekan II Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang, DrNyimas Umi Kalsum, M. Hum dengan moderator Muhammad  Daud MA.

Turut hadir diantaranya Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)  Sumsel, Mal An Abdullah, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang  Dr. Endang Rochmiatun, M.Hum,sejarawan Palembang Kemas Ar Panji, pemilik naskah kuno Ustad Andi Syarifuddin, arkeolog dari Balai Arkeologi Sumsel Retno Purwati.

Baca Juga:  Mengenal Aksara Ka Ga Nga Tanduk Kerbau di Marga Empat Suku Negeri Agung

Filolog  Sumsel yang juga Wakil Dekan II Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang, DrNyimas Umi Kalsum, M. Hum mengakui saat ini kondisi naskah dan manuskrip kuno asal Palembang dan Sumsel kondisinya memperihatinkan dan sangat butuh sinergi semua pihak terutama Gubernur Sumsel dan DPRD Sumsel dalam penyelamatannya.

Nyimas Umi Kalsum mengaku pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Kepala Dinas Pariwisata Sumsel Aufa Sarkomi dan Kepala Museum Negeri Sumsel Balaputra Dewa Chandra Amprayadi untuk segera menyikapi dan menyelamatkan naskah kuno dari Palembang dan Sumsel ini.

“Untuk mewujudkan kekayaan kita yang lama ini  bisa direspon oleh pemerintah  apalagi naskah dan manuskrip kuno dari Palembang dan Sumsel rentan punah , jadi kita jati diri kita ini ada tidak hilang di makan oleh waktu ,” katanya.

Baca Juga:  Aksara Kaganga Tradisi Tulis yang Kurang Dilestarikan

Sedangkan Dr Munawar Kholil M.Ag mengakui sekarang ini tidak mungkin dalam penyelamatan naskah dan manuskrip kuno ini tanpa melibatkan stekholder terkait.

“Harus ada kolaborasi  dan sinergi antar berbagai pihak termasuk media, enggak mungkin  kita bergerak tanpa ada media, tapi  itu tadi ada persoalan semalam saya saya ngobrol dalam perjalanan, dimana disatu sisi  kadang-kadang ada  orang atau pihak-pihak yang memiliki dana yang besar  tapi disisi lain ada orang yang memiliki gagasan  tapi tidak ada dana tapi bagaimana menghubungkan ini,” katanya.

Sinergitas seperti ini menurutnya wajib  dilakukan dan itu pihaknya lakukan dengan berbagai pihak dengan lembaga.

Baca Juga:  “Nedokke 7 Jando di Rumah Baru”, Tradisi yang Hampir Dilupakan di Palembang

“Saya selalu mengatakan, kalau bisa kalau kita bisa kerjakan di dalam negeri sendiri  kenapa harus melibatkan pihak asing sih dan pemerintah kita saya kita memiliki perhatian besar dan dalam UU No 43 tahun 2007 tentang perpustakaan sebenarnya kebawahnya ada kearsipan dan perpustakaan daerah yang kadang-kadang mereka juga baca ada enggak karena disana ada hak dan kewajiban masyarakat, pemerintah ,  dan di Undang-Undang Kemajuan Kebudayaan dipertegas  bagaimana peran pemerintah  dipusat dan di daerah , kota dan kabupaten,” katanya,

Namun persoalannya menurutnya banyak sibuk persoalan di luar seperti urusan politik dan sebagainya.

“Tolong diingatkan dan disini  juga peran media yang besar sekali mendukung ini ,” katanya.#osk

Komentar Anda
Loading...