
Kapak dan Jangkar Pesawat Amphibi Menambah Koleksi Museum Negeri Sumsel Balaputra Dewa

Suroso didekat kapak pemadam kebakaran dan jangkar pesawat amphibi yang telah dia hibahkan ke Museum Negeri Sumatera Selatan Bala Putra Dewa
Palembang, BP
Museum Negeri Sumatera Selatan (Sumsel) Bala Putra Dewa , Palembang mendapatkan koleksi baru yaitu kapak pemadam kebakaran dan jangkar pesawat amphibi, kedua benda tersebut merupakan peninggalan dari era Pemerintah Kolonial Belanda.
Kedua benda tersebut di hibahkan oleh Suroso warga Kampung Santoso, Kelurahan Sukodadi, Kecamatan Sukarami, Palembang langsung kepada Kepala Museum Negeri Sumatera Selatan Bala Putra Dewa H Chandra Amprayadi, Kamis (4/2).
Menurut, Suroso mengatakan kapak pemadam kebakaran dan jangkar pesawat amphibi ini ditemukan saat usinya baru berusia 7 tahun atau di tahun 1958.
“ Waktu itu aku sedang memancing bersama teman-temannya di daerah Talang Betutu, Komplek Auri, memang di Komplek Auri itu dulu bekas bandara milik Belanda dan Perusahaan Minyak milik Belanda bernama Stanvec. Awalnya saya penasaran, saya gali pakai cangkul dengan kedalaman hanya 10 centimeter. Waktu itu saya gak ngerti kapak pemadam kebakaran ini bersejarah atau gak,” katanya
Kapak itu selama ini dia simpan di rumahnya dan di taruh di belakang pintu.
Selain menghibahkan kapak pemadam kebakaran, ia juga menghibahkan jangkar pesawat amphibi.
“Jangkar pesawat amphibi ini saya temukan sejak 1973, di daerah yang sama tapi yang jangkar ini saya temukan di rawa.
Waktu itu sedang mancing juga, kalau saya mancing saya itu turun sampai air menyentuh dada saya,” katanya.
Berapa kali ia lewat dan kakinya menyentuh jangkar tersebut akhirnya ia gali dan temukan jangkar pesawat amphibi yang diperkirakan peninggalan angkatan bersenjata Belanda pada saat jaman kolonial dulu.
Karena dirinya tinggal berdua dengan istrinya dan tidak ada yang merawat kedua benda tersebut maka dia berinisiatif menghibahkan kedua benda tersebutkepada pihak museum agar bisa terus terjaga.
Ia mengakui sebelum kedua benda tersebut dihibahkan banyak sekali orang yang meminta kepada ia untuk dikoleksi ada juga yang menawarkan untuk dijual.
“Gak saya kasih, saya pikir kedua benda ini juga bisa menjadi kenang-kenangan peninggalan jaman dulu. Sebetulnya mau saya hibahkan ke museum ini sudah 2 tahun lalu tapi baru ada kesempatan hari ini,” katanya.
Ia pun mengaku merasa lega telah menyerahkan kedua benda bersejarah peninggalan kolonial Belanda tersebut kepada museum negeri Sumsel.
“Ya saya merasa lega, akhirnya saya serahkan juga setelah selama ini belum sempat dan ada waktu yang tepat saya serahkan langsung. Sebelumnya saya tanya dulu ke museum mendapat respon yang baik langsung saya bawa kedua benda tersebut,” katanya.
Kepala Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputra Dewa, H Chandra Amprayadi mengatakan,mengapresiasi hibah kedua benda tersebut oleh Suroso.
“ Benda ini akan kami akan kami taruh dan pamerkan di ruang pameran hibah, itu sudah banyak masyarakat melihat dan tertarik dengan koleksi tersebut,” katanya.
Selain itu menurutnya, sejak 2014 hingga sekarang dan koleksi hibah museum negeri Sumsel sudah mencapai ribuan.
“Jenis hibahnya bermacam-macam, mulai dari mata uang, pedang bersejarah, baru-baru ini ada hibah songket dan untuk alat tenunnya dan yang barusan ada kapak pemadam kebakaran dan jangkar pesawat amphibi yang diduga peninggalan jaman pendudukan kolonial Belanda,” katanya.#osk