56 Tahun Belajar di Kelas Tanpa Lampu, Zulinto Minta Sekolah Pasang Listrik
Palembang, BP–Pihak Dinas Pendidikan Kota Palembang saat ini terus melakukan pengecekan sekolah-sekolah yang mengalami kondisi miris dan perlu cepat tanggap ditangani.
Bahkan, didapati ada sekolah swasta yakni Madrasah Ibtidaiyah Ittihadiyah Palembang yang sejak berdiri hingga berusia 56 tahun tanpa lampu dikelas. Akibatnya proses belajar mengajar gelap, terlebih saat kondisi mendung.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang H Ahmad Zulinto pun merasa kaget melihat kondisi sekolah belajar dengan kondisi gelap-gelapan.
Apalagi, gedung Madrasah Ibtidaiyah ittihadiyah milik Yayasan pendidikan islam ittihadiyah, yang terletak di Jalan sungai lacak RT/31, RW/10 Kelurahan Pulo Kerto Kecamatan Gandus Palembang kini kondisi gedung sekolah yang miris dan memprihatinkan.
Pasalnya, atap,lantai dan dindingnya (Aladin) 4 ruangan kelas untuk siswa melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar (KMB) sudah banyak yang rusak.
Zulinto mengatakan,ada kejanggalan didalam proses Kegiatan belajam mengajar (KBM) disekolah tersebut yaitu, kondisi ruangan kelasnya gelap tidak ada instalasi listrik sebagai penerangan.
Dirinya menyampaikan mewakili walikota Palembang memberikan sumbangan sebesar Rp 2.000.000 supaya sekolah ini untuk memasang instalasi listrik.
“Meteran listrik di daerah ini sudah masuk akan tetapi instalasi di ruangan kelas – kelas disini tidak ada,”tegasnya, Selasa (14/1).
Zulinto berharap, sumbangan yang telah diberikan oleh walikota Palembang dapat dimanfaatkan untuk memasang isntalasi listrik, agar supaya siswa belajar tidak gelap.
“Jangan dipandang jumlah nilai uangnya ini merupakan salah bentuk perhatian pemerintah kota Palembang khususnya dinas pendidikan kota palembang terhadap dunia pendidikan dan pepserta didi di kota Palembang baik sekolah Negeri,swasta maupun Madrasah,” ungkapnya
Sementara itu, Wakil kepala Madrasah Ibtidaiyah Ittihadiyah Tarbiyah, SPdI mengatakan, tidak ada instalasi listrik disekolahnya sudah lama sejak berdirinya sekolah ini 1964.
“Karena terbentur biaya untuk memasang listrik dikelas-kelas, maka terpaksa anak-anak harus belajar agak gelap,” urainya.
Dikatakannya, pihak sekolah saat ini hanya mengandalkan dana infak, adanya dana bantuan operasional sekolah (BOS) pun tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan sekolah.
“Anak – anak yang bersekolah di madrasah ini tidak dipungut biaya atau gratis. jadi semua kebutuhan untuk kegiatan operasional sekolah hanya mengandalkan dana tersebut. Mengingat jumlah siswa kita juga tidak terlalu banyak ada 140 siswa, kita terbentur biaya,” pungkasnya. #sug