Agama dan Adat
Palembang, BP
Dua kata yg berawalan sama yaitu huruf A, selalu menjadi perbincangan yg menarik. Dizaman kolonial keduanya dipertentangkan guna penjajahan. Sampai sampai timbul teori yang disebut Prof. Hazairin teori setan dimana dikatakan agama baru berlaku kalau diterima adat.
“Saya memandang hubungan keduanya seperti aquarium yaitu indaknya aquarium karena ada air permisalan agama dan ikan seperti adat. Ikan hidup tentu di air yang memang sesuai dgn kehidupan,” kata Ketua Pembina Adat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Albar S Subari SH SU, Sabtu (11/1).
Menurut Albar, aquarium indah dan bermakna kalau ada ikan. Dalam perjalanan perkuliahan zaman kolonial dosen hukum adat beda dengan dosen hukum Islam malah kadang kadang mereka dipertentangkan. Sekarang hal demikian kedua mata kuliah itu diasuh oleh satu dosen.
“Contoh di UI saat Prof. Hazairin, SH. Dan dilanjutkan oleh asistennya Sayuti Thalib, SH, dengan mengeluarkan teori resepcio a contrario,” katanya.
Dari kajian fikif untuk membedakan apa itu agama atau adat terletak pada niat. “Kalau diniatkan untuk mendapat ridho Allah tentu diawali membaca basmalah dan ditutup alhamdulillah. Sedang adat suatu kebiasaan kita sehari hari sebagai rutinitas,” katanya.#osk