Kabut Asap di Sumsel Kembali Menebal

8
Suasana rapat bersama FKPD Provinsi Sumsel dan Satgas Karhutla terkait penanganan karhutla di wilayah Sumsel, Jumat (8/11), di kantor BPBD Sumsel.

Palembang, BP–Mundurnya curah hujan akibat Siklon Tropis NAKRI di Laut Cina Selatan dan Siklon Tropid Halong di Samudera Pasifik serta meningkatnya titik hotspot di sejumlah lokasi, membuat asap karhutla di Sumsel beberapa hari terakhir kembali menebal.
Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Syaiful Padli, Jumat (8/11), mengatakan BPPD Sumsel sudah membentuk tim karhutla yang sudah bekerja, apalagi karhutla di Sumsel menurut Gubernur Sumsel sudah menjadi bencana nasional.
“Sehingga bantuan pusat mengalir ke Sumsel, kita menguatkan lagi agar lebih diantisipasi kedepan dan kita usulkan anggaran di BPBD ditambah lagi jangan mengandalkan dari APBN baru bergerak, juga dari anggaran kita di daerah juga harus ada alokasi khusus,” katanya.
Direktur Walhi Sumsel Hairul Sobri mengatakan penderita ISPA di Sumsel dari data BNPB di awal bulan Oktober kemarin telah mencapai 291.807 jiwa, korban terbanyak diantara provinsi lain yang terpapar asap.
“Bahkan melihat kondisi sampai hari ini di jam 7-8 pagi indeks standar pencemaran udara (ISPU) berkisar 495 pm10 yg mengindikasikan bahwa pencemaran udara berada dalam level berbahaya. Sehingga korban ispa akan kembali meningkat,” katanya, Jumat (8/11).
Di sisi lain, menurutnya, total luas kebakaran di Sumsel yang menurut BPBD ditahun ini terus meluas dan telah mencapai 361 ribu hektar.
“Situasi ini tidak sejalan dengan penegakan hukum yang ada. Buktinya dalam 1 bulan ini korporasi tersangka pembakar hanya 1 perusahan dan masih dalam penyidikan polda, lalu penyegelan yang dilakukan KLHK hanya 8 korporasi. Hal ini berbeda dgn analisis yang kami lakukan, Setidaknya ada 115 korporasi yang teridikasi kebakaran dan belum tersentuh hukum,” katanya.
Bahkan menurutnya 4 putusan pengadilan yang inkrah terhadap korporasi pembakar hutan dan lahan ditahun sebelumnya kembali terbakar.
“Jika penegak hukum serius seharusnya kebakaran berulang di konsesi telah dilakukan pencabutan izin. Pemberian izin terutama di wilayah rentan terbakar (gambut) atau beresiko tinggi ini tidak di manipulasi dalam pembuatan dokumen perizinan seperti amdal dll,” katanya.
Sementara itu akibat kabut asap ini maka status satgas Karhutla Sumsel diperpanjang sampai 1 Desember mendatang.
Perpanjangan status tersebut disepakati Gubernur Sumsel H. Herman Deru bersama Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan dam Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli Bahuri serta Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla), usai rapat Bersama FKPD Prov Sumsel Dan Satgas Karhutla terkait Penanganan Karhutla di Wilayah Provinsi Sumatera, Jumat (8/11) di kantor BPBD Sumsel.
Dalam rapat tersebut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel Nuga Putrantijo mengatakan bahwa saat ini Provinsi Sumsel mengalami hangat dan kering serta mundurnya curah hujan disebabkan oleh adanya Siklon Tropis NAKRI di Laut Cina Selatan dan Siklon Tropid Halong di Samudera Pasifik Timur Laut Philipa dan Sirkulasi Siklonik.
“Kondisi kering karena adanya tiga siklon tropis inilah, dampaknya semua uap air yang ada disekitar ini tertarik ke Utara semua, menjadikan anomali cuaca khususnya Selatan equator . Potensi prakiraan hujan berada di Februari hingga Maret,” katanya.
Terkait laporan dari BMKG tersebut, Gubernur Sumsel H. Herman Deru menegaskan, Pemprov Sumsel bersama Forkompinda membuat keputusan untuk memperpanjang lagi status satgas karhutlah dengan tenggat waktu 20 hari sampai dengan tgl 30 hari ke depan.
“Saya bersama Pangdam, Kapolda dan pasukan lainnya bahkan melibatkan kepala desa untuk tidak meninggalkan lokasi, kita memberangkatkan lagi satgas untuk melawan api ini. Keuangan pemprov akan siap jadi kita tidak bisa hanya mengandalkan dari pusat. Siaga darurat tetap Se-Sumsel, tapi untuk penurunan petugasnya difokuskan pada titik tertentu terutama di tiga kabupaten OKI, OI dan Pali. Ini upaya kita bagaimana mencegah agar jangan sampa terjadi lagi,” katanya.
Herman Deru mengucapkan terima kasih kepada semua yang terlibat atas sumbang saran pemikiran, tenaga dan berkerja keras bersama dalam mengendalikan dan pencegahan karhutlah di Provinsi Sumsel.
“Kemarin tempratur di Provinsi Sumsel sempat pada level 36,8 Celcius berhawa panas, kemarau kering sehingga apapun tumbuhan menjadi kering dan lebih mudah tersulut api. Terimakasih pemikiran dan kerja keras yang sudah sangat maksimal,” tuturnya
Terkait dengan pendanaan, Ia memastikan Pemprov Sumsel siap dan tidak tanggung-tanggung sehingga hasilnya dapat sesuai yang di harapkan.
“Pemprov Sumsel tetap juga siaga soal pendaaan, kita jangan tanggung-tanggung dan jangan menyerah. Saya minta juga BNPB tetap menempatkan alat, jangan dulu dicabut agar tetap stay, semua pihak berkerja seperti sediakala dan semua telah menyatakan siap,” tegasnya.
Seperti diketahui, peningkatan kembali titik hotspot terjadi di beberapa daerah Provinsi Sumsel antara lain Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir dan Kabupaten PALI.
Kapolda Sumsel juga menyampaikan beberapa hal terkait penanggulangan Karhutla yang ada di wilayah Sumsel, diantaranya dalam penanggulangan karhutla harus mengaitkan dengan analisa cuaca.
“Untuk penanganannya kalau kita perpanjang tentunya harus ada yang kita lakukan, baik itu satgas darat, udara, gakkum, dikmas dan satgas pencegahan. Kita tidak bisa mengandalkan hanya dengan kemampuan TNI/Polri,” katanya.
“Namun kita harus menghadirkan peran tokoh masyarakat, agama dan lurah harus hadir disitu untuk mencegah titik api yang baru di lahan yang dimiliki masyarakat,” papar Kapolda. #osk

Komentar Anda
Loading...