Bidik Mutu Sekolah Lewat SPMI
Palembang, BP
Kendati saat ini sudah tidak ada lagi yang namanya sekolah unggulan, namun untuk menjamin terwujudnya pendidikan bermutu yang memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP), agar hal tersebut dapat tercapai pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud mendorong setiap satuan pendidikan untuk melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Internal (SPMI).
Terkait ini lah Tutor Pengimbasan Sekolah Menuju Standar Nasional Pendidikan (SNP) khusus untuk SD Hartiningsih mengimbaskan ilmu yang ia dapat saat pelatihan di LPMP Sumsel.
Hartiningsih mengatakan kegiatan pengimbasan standar pendidikan mutu internal (SPMI) menuju standar nasional pendidikan (SNP) ini telah dia lakukan di beberapa sekolah dasar salah satunya di SDN 8.
“Sekarang tidak ada lagi sekolah inti, model dan unggulan,” ujarnya saat memberi pelatihan di SDN 8 Palembang, Rabu (23/10).
“Semua sudah dilebur menjadi sekolah menuju SNP. Maka dari itu saya yang sebelumnya mendapat ilmu dari LPMP wilayah Sumsel terkait sekolah menuju SNP memberikan pengimbasan kepada 5 SD dan tentunya kepada Kepala Sekolah yang ingin memajukan sekolahnya,” katanya.
Alasan berubah ini karena menurut peraturan di Kemendikbud sekolah tidak ada perbedaan lagi. “Sekolah yang bagus itu SNP yang mencapai 8 standar pendidikan, seperti standar kelulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian, standar pendidikan dan ketenaga kependidikan, standar pembiayaan, standar engelolaan, dan standar saran dan prasarana,” jelasnya.
Menurutnya, sekolah menuju standar pendidikan nasional ini harus diproses dan dievaluasi. Sehingga keluar rapot mutu dari rapot mutu akan keluar apakah tercapai 8 standar pendidikan, standar proses dan isi dapat berapa seandainya sudah bagus sekolah akan mendapat bintang 5 artinya sudah mencapai SNP minimal nilainya 6,70.
Tak semua sekolah meraih nilai minimal 6,70 bahkan ada sekolah yang masih meraih nilai 3,5. “Jauh selali dari SNP dengan nilai seperti ini sekolah akan mendapat bintang 2 atau 3 untuk rapot mutunya akan merah atau kuning, dan banyak alasan kenapa sekolah bel bisa meraih nilai minimal,” ujarnya.
“Misal di standar pendidikan dan tenaga kependidikannya, guru di sekolah masih ada yang belum S1 kan itu bisa menyebabkan sekolah tidak meraih nilai minimal. Solusinya dari guru itu sendiri ada hasrat ingin memajukan sekolah kah atau tidak keuntungan dia ambil S1 kan buat dirinya juga,” katanya.
Kegiatan pengimbasan standar pendidikan mutu internal (SPMI) menuju standar nasional pendidikan (SNP) di bawah bimbingan Hartiningsih ini tak hanya dilakukan di SDN 8 Palembang namun juga dilakukan di SDN 136, SDN 30, SDN 8, SDN 4 dan SDN 19. “Dipilihnya sekolah ini karena para kepala SD nya mau atau ingin berubah, ingin sekolah ya maju,” katanya.
Kepala SDN 8 Palembang Yuliarni mengatakan dengan adanya kegiatan seperti ini bisa menambah pengetahuan dan semangat bagi guru-gurunya. “Guru-guru di SDN 8 jadi bisa tahu masalah apa atau kurang apalagi di SD kami yang terpencil ini walau berada di kota,” ujarnya.
Dia juga berharap adanya pengimbasan SPMI ini dapat memberikan dampak yang positif bagi guru kami dengan begitu para guru dapat tau tugas mereka sehari-hari yang mengacu pada 8 standar pendidikan. #sug