Dinas Kebudayaan Kota Palembang Akan Tetapkan Komplek Makam Pangeran Kramajaya Jadi Cagar Budaya

128
BP/IST
Sebagai bentuk kepedulian akan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam dalam hal ini komplek makam Pangeran Kramajaya, dan tindaklanjut dari kunjungan Wakil Walikota Palembang Fitrianty Agustinda beberapa waktu lalu ke komplek makam Pangeran Kramajaya , Kepala Dinas Kebudayaan kota Palembang Sudirman Tegoeh dan sejumlah staf melihat langsung kondisi komplek makam Pangeran Kramajaya yang terletak di Jalan Segaran, Lr Gubah Darat, IT I, Palembang, Rabu (19/9).

Palembang, BP
Sebagai bentuk kepedulian akan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam dalam hal ini komplek makam Pangeran Kramajaya, dan tindaklanjut dari kunjungan Wakil Walikota Palembang Fitrianty Agustinda beberapa waktu lalu ke komplek makam Pangeran Kramajaya , Kepala Dinas Kebudayaan kota Palembang Sudirman Tegoeh dan sejumlah staf melihat langsung kondisi komplek makam Pangeran Kramajaya yang terletak di Jalan Segaran, Lr Gubah Darat, Kelurahan 15 Ilir, IT I, Palembang, Rabu (19/9).
Komplek pemakanan tersebut sebelumnya diratakan oleh pihak yang mengaku sebagai pemilik hak atas lahan tersebut, namun atas kerjasama para zuriat Kesultanan Palembang Darussalam terutama zuriat Pangeran Kramajaya, kini komplek pemakaman tersebut bisa di temukan kembali dan dikembalikan ke posisi semula.
Kepala Dinas Kebudayaan kota Palembang Sudirman Tegoeh mengatakan, kalau Komplek pemakaman tersebut sebelumnya ditimbun oleh oknum setinggi 1 sampai 1,5 meter dan diduga untuk dijadikan bangunan ruko.
“Sesuai dgn laporan zuriat, Pemkot Palembang bergerak cepat untuk menyetop rencana tersebut, dan hari ini saya meninjau langsung lokasi makam,” katanya, Rabu (19/9).
Untuk mengamankan lokasi komplek pemakaman tersebut, para zuriat merenovasi kembali lokasi makam. Sebagai payung hukum, rencananya Pemkot Palembang akan menetapkan lokasi tersebut diduga sebagai cagar budaya yang nantinya untuk dikaji oleh tim TACB.
“Dan untuk menambah aset sejarah maka komplek makam Pengeran Kramajaya untuk dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata spritual atau ziarah,” katanya.
Sedangkan Ahli waris sekaligus Keturunan Kelima Pangeran Kramadjaya, Raden Iskandar Sulaiman SH Bin H Raden Machmud Badaruddin mengatakan, kalau kedatangan Kepala Dinas Kebudayaan kota Palembang Sudirman Tegoeh dan sejumlah staf melihat langsung kondisi komplek makam Pangeran Kramajaya yang terletak di Jalan Segaran, Lr Gubah Darat, IT I, Palembang untuk memberikan dukungan atas berhasil ditemukan kembali makam Pangeran Kramajaya.
“Selama ini mereka melihat disini tanah lapang, setelah mereka lihat disini, fakta bicara, mereka mengatakan bahwa makam ini harus dibuat surat karena ini makam sejarah, Insya Allah dikeluarkan walaupun belum ada SK, jadi Dinas Kebudayaan yang akan mengeluarkan sepucuk surat,” katanya.
Selain itu saat kunjungan tersebut pihak Dinas Kebudayaan kota Palembang tadi semakin yakin kalau lokasi ini memang komplek pemakaman Pangeran Kramajaya.
“Alhamdulilah, jadi ada kepeduliannya sekarang, walaupun dulu ada kepeduliannya , cuma belum yakin, kalau sekarang sudah tambah besar kepeduliannya karena merupakan keyakinan, dan fakta,” katanya sembari mengatakan pihaknya mengapresiasi langkah Dinas Kebudayaan kota Palembang tersebut dan berterima kasih atas kunjungan tersebut.
Dalam catatan sejarah Pangeran Kramajaya merupakan penguasa terakhir diera Kesultanan Palembang Darussalam. Nama lengkapnya ialah Raden Abdul Azim Nato Dirajo, bergelar Pangeran Kramojayo Perdana Menteri.

Baca Juga:  Sopir Truk Tewaskan Pengendara Motor Diperiksa Polisi
BP/IST
Sebagai bentuk kepedulian akan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam dalam hal ini komplek makam Pangeran Kramajaya, dan tindaklanjut dari kunjungan Wakil Walikota Palembang Fitrianty Agustinda beberapa waktu lalu ke komplek makam Pangeran Kramajaya , Kepala Dinas Kebudayaan kota Palembang Sudirman Tegoeh dan sejumlah staf melihat langsung kondisi komplek makam Pangeran Kramajaya yang terletak di Jalan Segaran, Lr Gubah Darat, IT I, Palembang, Rabu (19/9).

Ayahnya bernama Pangeran Nato Dirajo Muhammad Hanafiah bin Pangeran Wira Manggala Muhammad Qosim bin Pangeran Nato Dirajo Lumbuk bin Pangeran Ratu Purbaya bin Sultan Muhammad Mansur bin Suhunan Abdurrahman Candi Walang. Sedang ibunya adalah R.A. Nato Dirajo Manisah bt Sultan Suhunan Ahmad Najamuddin.
Ia dilahirkan di Palembang, hari Kamis, bulan Ramadhan 1207H atau 1792 M, pukul 10 pagi.
R.Abdul Azim bungsu dari 7 bersaudara kandung, mereka ialah: R.Hasyim, R.A.Sobihah, RM. Bahauddin, RM. Rasyid, RA. Adipati Sarihah, Pangeran Haji Krama Nandita Abdul Aziz, dan Pangeran Krama Jaya Abdul Azim.
Selain mendapatkan pendidikan utama dari ayahnya sendiri, ia juga mendapat didikan di lingkungan kraton, belajar kepada para ulama besar Palembang waktu itu, menuntut ilmu-ilmu agama, ilmu siasah, ilmu perang, pencak silat dan lain-lain. Ia juga mengamalkan Tarekat Sammaniyah dan Tarekat Rifa’iyah.
Selaku priayi dan bangsawan Palembang, Kramajaya pernah menduduki jabatan penting di Kesultanan Palembang Darusallam, diantaranya:
Menantu SMB II, ini merupakan Komandan Buluwarti Timur di BKB dalam perang Menteng (1819), Komandan Benteng Tambakbaya di muara Sungai Komering Plaju dengan senjata pusaka yang paling ampuh yaitu “Meriam Sri Palembang”, Panglima Perang Kesultanan Palembang., Duta utusan SMB ll, Perdana Menteri Kesultanan Palembang (1823-1825), Regent Rijksbestuurder/pepatih (1825-1851) dan sebagainya.
Pangeran Kramajaya menikah dengan putri SMB ll yg bernama R.A. Kramo Jayo Khotimah, dari pernikahan ini dikaruniai 7 putra-putri:
1. R.A.Azimah
2. R.A.Syaikho
3. R.A. Zakiah
4. Pangeran Nata Diraja Abdul Hafiz
5. Pangeran Wira Menggala Abdur Roqib
6. R.A. Fatimah
7. R.A. Zubaidah
Sedang dari isterinya yang lain, ia memperoleh sekitar 18 orang anak lagi.
Pada tanggal 29 Syawal 1267H atau bulan Agustus 1851, malam Rabu, Pangeran Kramajaya ditangkap karena tetap menentang kepada kolonial Belanda. Beliau diasingkan ke Purbolinggo-Banyumas (Jatim) dengan menumpang kapal asap waktu itu. 10 tahun kemudian, tepatnya 5 Mei 1862 ia wafat dalam usia 70 tahun. Kemudian jenazahnya dipindahkan ke Palembang, di kampung 15 Ilir, Jalan Segaran saat ini.#osk

Komentar Anda
Loading...