Irma Chaniago: Berbahaya Jika Bicara Tidak Gunakan Data

Jakarta, BP–Anggota DPR Irma Suryani Chaniago mengatakan, statement Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyatakan angka kemiskinan Indonesia mencapai 40% hingga hari ini tidak sesuai dengan perhitungan BPS yang menyebutkan bahwa angka kemiskinan Indonesia hanya 9,82%. Justru turun 0,30% dari September 2017 yang 10,12%
Sementara pada Maret 2013 angka kemiskinan Indonesia tercatat 11,37 persen atau 28,07 juta orang, sebagamana disampaikan Presiden SBY dalam pidato pengantar keterangan pemerintah atas RUU tentang APBN 2014 dan Nota Keuangannya. Sesuai dengan data yang dirilis BPS ketika itu.
“Artinya ketika SBY menjabat presiden juga menggunakan dan percaya pada BPS. Nah herannya kenapa sekarang saat tidak lagi jadi presiden beliau dalam menyampaikan statement tentang angka kemiskinan Indonesia tidak menggunakan data BPS ? Juga bukan data World Bank. Lalu jika tidak menggunakan data BPS dan juga bukan data world bank, data dari mana yang beliau sampaikan ? Itu pertanyaan semua pihak,” ujar Irma kepada Berita Pagi Kamis (2/8).
Menurut Irma, berbahaya jika seseorang bicara tidak menggunakan data. Bisa jadi preseden buruk ke depan bagi siapa pun yang memerintah. Karena tiap orang boleh bicara tidak dengan data. Akan jadi black campaign nanti bagi siapa pun yang berkuasa. Bisa kacaunanti jika data pemerintah tidak dipercaya.
Sebenarnya lanjut da, menjadi kontra produktif jika saat memerintah pakai data BPS terapi ketika sudah tidak lagi memerintah tidak menggunakan atau tidak percaya BPS. “Apakah mungkin klaim saat berkuasa juga bisa dianggap bohong. Gawat kalau begitu,” tutur Irma, politisi dari Partai Nasdem tersebut.
Dia berharap kontestasi 2019 adu program konstruktif, bukan menggunakan politik praktis yang destruktif. Para negarawan sebaiknya memberikan pendidikan politik lebih baik, agar masyarakat tercerahkan.# duk