
Dugaan Skandal Ijazah Palsu Mawardi Yahya Semakin Menguat

Palembang, BP
Gelombang aksi demonstrasi atas dugaan skandal ijazah palsu STM Pertambangan Palembang tahun 1977 milik Mawardi Yahya (MY) terus memanas. Sejumlah gabungan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terus mendesak berbagai otoritas terkait untuk mengusut dugaan yang menuai banyak kejanggalan tersebut.
Benar saja, kemarin berbagai LSM yang menamakan diri Kesatuan Aksi Pemantau Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KAPAKKN) mendaatangi Kantor Dinas Pendidikan Sumsel untuk membantu mengusut dugaan skandal ijazah palsu milik MY. Bahkan demo kemudian dilanjutkan di Mapolda Sumsel.
Tak hanya itu, sejumlah bukti-bukti pun turut dihadirkan termasuk beberapa foto kopi salinan kejangggalan daftar nama. Dan dua lembar salinan kopian Surat Pernyataan bermaterai atas nama Syahril Anwar dan Helmansyah yang merupakan alumni STM Pertambangan yang keduanya mengaku tak pernah bertemu Mawardi Yahya baik dalam proses belajar maupun praktek di lapangan
“Kami mendesak Dinas Pendidikan Sumsel mengeluarkan jumlah ijazah yang terpakai dan yang tidak terpakai pada 1997,”ujar Kordinator Aksi Aminullah dalam orasinya, Jumat (22/6).

Lanjur Aminullah, banyak kejanggalan secara tiba-tiba munculnya nama Mawardi Yahya dalam daftar siswa yang berada diakhir urutan. Seharusnya nama berawal M maka akan masuk dideretan nama M bukan malah diakhir daftar.
Belum lagi Daftar Peserta Ujuan (DPU) STM Pertambangan Palembang yang pada waktu itu menjabat Kepala Sekolahnya adalah Ir Syarbini Husein Alam diduga telah dipalsukan oleh yang bersangkutan dengan indikasi bahwa DPU tersebut telah disusun dengan benar.
“Oleh karenanya kami mendesak Diknas Provinsi Sumsel mengeluarkan DPU STM Pertambangan tahun 1977,”tegasnya lagi.
Selain itu menurutnya Diknas Provinsi Sumsel harus jujur, transparan dan tidak terpenfaruh interpensi dari kelompok oknum-oknum tertebtu dengan motif politis maupun ekonomi dalam mengusut tuntas skandal dugaan ijazah palsu milik Mawardi Yahya.
“Jika Diknas Provinsi Sumsel tidak sungguh-sungguh menindaklanjuti aksi kali ini, kami akan datang dengan massa aksi yang lebih besar lagi sampai kebenaran terungkap. Kamu warga Sumsel berhak mendapat pimpinan yang bujan abal-abal,”tegasnya.
Sementara itu, menanggapi aksi demo yang dilakukan sejumlah LSM, Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Drs Widodo MPd menyampaikan bahwa saat kejadian yang ditanyakan saat itu dirinya masih sekolah jenjang SD di Bantul Jogjakarta dan saat ini menjabat Kepala Dinas Pendidikan Sumsel.
“Untuk DPU memang sampai saat ini saya belum menemukannya lagi. Tapi kalau reguler ada karena sebagian yang menangani sudah pensiun. Tapi akan cari usahakan secepatnya termasuk daftar kelulusan akan saya cari,”terangnya.
Pihaknya berjanji akan membantu data apapun untuk mengingkap kebenaran yang sewaktu-waktu ditanyakan pihak hukum untuk proses penyelidikan. Sehingga gejolak ini cepat jelas. Kalau benar katakan benar, kalau salah katakan salah.
“Oleh karena itu saya menghimbau, ayo bagi siswa STM Pertambangan Palembang pada tahun itu muncullah, bantu untuk mengungkapkan salah satu benarnya,”pungkasnya.
Widodo juga berharap bahwa dugaan ini segera terbuka. Mana yang benar dan mana yang salah. Jika salah katakan salah. “Pun juga kalau benar katakan benar agar nama Pak Mawardi Yahya tidak dirugikan karena dugaan ini. Sehingga ayolah teman-teman pak Mawardi untuk bisa muncul memberi kesaksian,”harapnya.
Widodo menegaskan bahwa sebagai pejabat pemerintah, tentu wajib memberi pelayanan kepada masyarakat termasuk sejumlah LSM yang menanyakan dugaan ijazal palsu milik Mawardi Yahya.
“Terlepas ada unsur politik atau tidak, karena menjelang Pilkada, saya wajib melayani masyarakat. Makanya, saya siap membantu pihak berwenang untuk mengusut dugaan ini. Karena hanya ada dua yang bisa membongkar ini, teman-teman Pak Mawardi Yahya dan pihak Kepolisian melalui uji forensik,”pungkasnya
Sebelumnya, dugaan ijazah palsu milik Mawardi Yahya ini sempat menguat dengan kesaksian Syamul Rizal yang merupakan siswa asli STM Pertambangan Palembang yang mengaku tidak oernah melihat Mawardu Yahya sebagai siswa STM Pertambangan. Pun juga ia tak pernah melihat Mawardi Yahya praktek lapangan di Perusahaan Tamvang PTBA sebagai syarat utama bisa mengikuti ujian akhir tahun 1977.
“Saya memiliki banyak data, saya sekolah-sekolah benar-benar. Tapi saya sangat benci ada yang sekolah benar-benar tapi ada yang tidak sekolah bayar Rp20 juta dapat ijazah,”tegas Syamsu Rizal.
Lanjut dia, pihaknya mendesak Dinas Pendidikan untuk membantu mengungkap dugaan skandal ijazah palsu MY dengan cara mengeluarkan Daftar Peserta Ujian (DPU) dan Daftar Ijazah yang terpakai pada ijazah STM Pertambangan Palembang miliknya.
Lanjut dia bahwa diceritakan bahwa DPU STM Pertambangan Palembang yang pada waktu itu menjabat Kepala Sekolahnya adalah Ir Syarbini Husein Alam telah dipalsukan oleh yang bersangkutan dengan indikasi bahwa DPU tersebut telah disusun dengan benar.
“Tapi beberapa tahun kemudian sekitar tahun 2000 DPU yang diserahkan ke Diknas Provinsi Sumsel pada waktu itu diubah oleh Syarbini Hussein Alam dengan memaksakan memasukkan nama Mawardi Yahya ke dalam DPU tahun 1977. Artinya mantan Kepsek STM Pertambangan ini telah memalsukan DPU,”terangnya.
Dan untuk memperkuat posisi Mawardi Yahya pada pencalonan Bupati Ogan Ilir periode 2005-2010 maka Ir Syarbini Hussein Alam mengkordinir tiga orang mantan siswa STM Pertambangan Palembang tamatab 1977 agar menandatangani surat pernyataan bahwa Mawardi Yahya adalah teman sekelas mereka. Dengan tiga surat pernyataan itu mampu mengantarjan Mawardi maju ke pencalonan Bupati Ogan Ilir 2005-2010.
“Sebagai imbalannya maka Ir Syarbini Husein Alam ditempatkan pada BUMD sebagai salah satu Direktur (Dirlitbang) pada PT Petrogas yang berkantor di Indralaya Ogan Ilir,”jelasnya.
Syamsul memastikan kalau dia adalah seorang pensiunan PT Pusri dan tidak ada kaitan dengan calon cawagub tersebut baik sebagai teman sekolah atau warga satu dusun.
“Pada saat calon wakil gubernur tersebut mencalonkan diri sebagai anggota DPRD, ijasah yang yang dia cantumkan saat itu SMEA sedangkan dia insinyur, jadi salah satu TU mengatakan, kenapa bapak Insinyur menyodorkan SMEA , lalu di ganti di ganti dengan ijasah STM Pertambangan,”pungkasnya. #sug