Komplek Makam Pangeran Kramadjaya Yang Hilang Di Pasang Plang Nama
Palembang, BP
Hilangnya Komplek makam Pangeran Kramadjaya dan keluarganya yang berada di Jalan Segaran Lrg Kambing, Kelurahan 15 Ilir, Kecamatan IT I sejak tahun 2010an lalu terus mengundang reaksi dari zuriat Pangeran Kramadjaya.
Makam tersebut kini sudah diratakan oleh pihak yang mengaku sebagai pemilik hak atas lahan tersebut.
Berbagai upaya pun telah dilakukan para zuriat Pengeran Kramadjaya , salah satunya dengan menempuh upaya hukum yang saat ini masih berjalan.
Dan kali ini, puluhan warga yang tergabung dalam Persaudaraan Zuriyat Palembang ini melakukan pemasangan dua papan atau plang nama komplek pemakaman kesultanan Palembang Darussalam di makam Pangeran Kramadjaya dan keluarganya yang luasnya kurang lebih 500 meter yang kini telah ditimbun dengan tanah.
Kuasa Hukum zuriat Pangeran Kramadjaya , Eddy Kurniawan mengatakan, dengan pemasangan papan atau plang nama ini diharapkan jejak makam Pangeran Kramadjaya masih bisa dilihat.
“Para zuriat ini kesal karena makam pangeran Kramadjaya hilang dan telah ditimbun tanah oleh oramg yang mengaku memiliki tanah tersebut. Padahal ini jelas makam milik kesultanan Palembang Darussalam,” jelasnya, Minggu (13/5) disela-sela pemasangan plang nama tersebut.
Upaya hukum pun, tambah dia telah dilakukan dan hingga saat ini belum ada hasil atau titik temu. Rencananya, pihak zuriat akan kembali mengugat kepada yang mengaku atas pemilik tanah tersebut.
“Untuk perhatian pemerintah sendiri sudah pernah turun dan lihat langsung. Tapi kontribusi dan sumbangsih masih nihil.
Kami selaku kuasa hukum akan mendampingi dan mengawal untuk pemkot menunjukkan kepeduliannya terhadap ini,” katanya.
Ahli waris sekaligus Keturunan Kelima Pangeran Kramadjaya, Raden Iskandar Sulaiman SH Bin H Raden Machmud Badaruddin mengatakan, Pangeran Kramadjaya adalah penguasan Kesultanan Palembang terakhir setelah Sultan Mahmud Badaruddin II diasingkan ke Ternate.
Sebelum diasingkan, Sultan Mahmud Badaruddin II memanggil 4 pangeran yang diminta untuk tetap mempertahankan kesultanan.
Yakni, Pangeran Kramajaya (Palembang) Pangeran Syawaluddin (Baturaja), Pangeran Abdurrahman (Tebing Tinggi-Lahat) dan Pangeran Cik Hasan (Sekayu).
“Jadi disini akhir Kesultanan Palembang Darusallam, dan kini makamnya hilang ditimbun orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” katanya.
Dalam catatan sejarah Pangeran Kramadjaya merupakan penguasa terakhir diera Kesultanan Palembang Darussalam. Nama lengkapnya ialah Raden Abdul Azim Nato Dirajo, bergelar Pangeran Kramojayo Perdana Menteri.
Ayahnya bernama Pangeran Nato Dirajo Muhammad Hanafiah bin Pangeran Wira Manggala Muhammad Qosim bin Pangeran Nato Dirajo Lumbuk bin Pangeran Ratu Purbaya bin Sultan Muhammad Mansur bin Suhunan Abdurrahman Candi Walang. Sedang ibunya adalah R.A. Nato Dirajo Manisah bt Sultan Suhunan Ahmad Najamuddin.
Ia dilahirkan di Palembang, hari Kamis, bulan Ramadhan 1207H atau 1792 M, pukul 10 pagi.
R.Abdul Azim bungsu dari 7 bersaudara kandung, mereka ialah: R.Hasyim, R.A.Sobihah, RM. Bahauddin, RM. Rasyid, RA. Adipati Sarihah, Pangeran Haji Krama Nandita Abdul Aziz, dan Pangeran Krama Jaya Abdul Azim.
Selain mendapatkan pendidikan utama dari ayahnya sendiri, ia juga mendapat didikan di lingkungan kraton, belajar kepada para ulama besar Palembang waktu itu, menuntut ilmu-ilmu agama, ilmu siasah, ilmu perang, pencak silat dan lain-lain. Ia juga mengamalkan Tarekat Sammaniyah dan Tarekat Rifa’iyah.
Selaku priayi dan bangsawan Palembang, Kramadjaya pernah menduduki jabatan penting di Kesultanan Palembang Darusallam, diantaranya:
Menantu SMB II, ini merupakan Komandan Buluwarti Timur di BKB dalam perang Menteng (1819), Komandan Benteng Tambakbaya di muara Sungai Komering Plaju dengan senjata pusaka yang paling ampuh yaitu “Meriam Sri Palembang”, Panglima Perang Kesultanan Palembang., Duta utusan SMB ll, Perdana Menteri Kesultanan Palembang (1823-1825), Regent Rijksbestuurder/pepatih (1825-1851) dan sebagainya.
Pangeran Kramadjaya menikah dengan putri SMB ll yg bernama R.A. Kramo Jayo Khotimah, dari pernikahan ini dikaruniai 7 putra-putri:
1. R.A.Azimah
2. R.A.Syaikho
3. R.A. Zakiah
4. Pangeran Nata Diraja Abdul Hafiz
5. Pangeran Wira Menggala Abdur Roqib
6. R.A. Fatimah
7. R.A. Zubaidah
Sedang dari isterinya yang lain, ia memperoleh sekitar 18 orang anak lagi.
Pada tanggal 29 Syawal 1267H atau bulan Agustus 1851, malam Rabu, Pangeran Kramadjaya ditangkap karena tetap menentang kepada kolonial Belanda. Beliau diasingkan ke Purbolinggo-Banyumas (Jatim) dengan menumpang kapal asap waktu itu. 10 tahun kemudian, tepatnya 5 Mei 1862 ia wafat dalam usia 70 tahun. Kemudian jenazahnya dipindahkan ke Palembang, di kampung 15 Ilir Segaran.#osk